Tenunan Sumatera Utara Harus Lebih Familiar

Medan - Tenunan merupakan ciri khas daerah dari suatu peradaban dan karya budaya bangsa. Tenun juga mempunyai ciri berbeda di antara satu daerah dengan daerah lainnya.

“Di Sumatera Utara sendiri antara satu etnis lainnya menggambarkan etnik berbeda-beda. Masing-masing punya motif berbeda pula seperti jenis tenunan Melayu, Toba, Dairi, Tapsel, Simalungun dan lainnya,” demikian ujar Ketua Dekranasda Sumut Ny Hj Fatimah Habibie Syamsul Arifin saat membuka Pameran Tenun Sumatera Utara serangkaian dengan Medan Fashion Trend (MFT) 2010 di Hotel JW Marriot, Kamis (28/1).

Dengan banyaknya ragam tenunan di Sumut, lanjut Fatimah, menjadi suatu pertanyaan bahwa hingga kini tenunan dari berbagai daerah di Sumut belum juga begitu familiar di tengah masyarakat.

Hal ini disebabkan, karena belum banyak yang tahu untuk mendesain dan menggunakannya. Padahal, tenunan tersebut bisa digunakan sehari-hari tidak hanya sekadar untuk moment tertentu saja.

“Dengan MFT ini, kita berharap tenunan-tenunan tersebut dapat lebih memasyarakat.

Dan kegiatan ini merupakan kesempatan baik bagi para desainer maupun para perajin tenun kita,” tegas Fatimah di hadapan para undangan seperti Designer terkenal Poppy Darsono, Pj Walikota Medan Drs Rahudman Harahap, Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Sumut Ir Hj Nurlisa Ginting MSc, Kabiro Pemberdayaan Perempuan dan Anak Dra Hj Vita Lestari Nasution, Ketua APPMI Pusat Teruna, Ny Pangdam I/BB, Ny Kapoltabes Medan, Ketua BKOW Sumut Ny Zakaria Siregar, Ketua APPMI Sumut Nilawaty Iskandar, Dewan Kehormatan APPMI Sumut Saurma MGP Siahaan,TB Silalahi Center, Direktur BPPDSU Arthur Batubara, Direktur Trans Kreasindo, para designer muda Sumatera Utara maupun Jakarta dan undangan lainnya.

Bagi Dekranasda Sumut, sampai saat ini, masih Fatimah, Dekranasda sudah berupaya untuk lebih memasyarakatkan tenunan Sumatera Utara dengan melakukan berbagai promosi hingga keluar negeri.

Satu hal yang paling nyata, dalam tahun 2010, diharapkan seluruh pegawai Provinsi di Sumatera Utara sudah mengenakan baju batik motif tenun dari Sumatera Utara.

PJ Walikota Medan Drs Rahudman Harahap dalam sambutannya mengungkapkan bahwa MFT 2010 tersebut dapat membuka wahana baru, sehingga produk tenun yang ada di Sumatera Utara pun bisa lebih bersaing.

“Kita sangat mendukung MFT ini, karena melalui MFT ini tenunan dari Sumater bisa lebih terangkat ke permukaan yang sekaligus dapat mengangkat nama Sumatera Utara,” katanya.

Ketua Panitia Sardjono Sadeli mengungkapkan dengan digelarnya MFT 2010 diharapkan akan memosisikan kota Medan sebagai salah satu kota fashion di Indonesia. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan hasil tenunan pengrajin dari seluruh kabupaten/kota di Sumut.

Di mana nantinya, kegiatan ini akan memberi nilai tambah dan image hasil produk yang berkualitas dengan kolaborasi bersama para fashion designer. “Di luar itu, tentu saja potensi pengrajin tenun khas Sumut bersama kreasi para fashion designernya dapat terpromosikan dengan baik oleh media massa,” kata Sadeli.

Acara tersebut, diawali dengan pameran yang menyajikan berbagai hasil kerajinan para pengrajin yang didukung oleh Dekranasda Sumut. Selanjutnya, dalam kegiatan sama juga digelar lomba menulis tentang tenunan diikuti para siswa SMP hingga SMU.

Pada pembukaan itu, Ketua Dekranasda Sumut yang juga isteri Gubernur Sumatera Utara meninjau hasil produk tenunan, aksesoris dari berbagai daerah yang dipamerkan di lokasi.

Tidak ketinggalan salah seorang penenun yang kini bernaung di Dekranasda Sumut Sorliwati Sijabat menunjukkan kahliannya dalam menenun kain dari etnis Karo.

Dan, aksi Sorliwati yang sudah mengenal tenunan sejak anak-anak itu menarik perhatian para pengunjung. Terutama para siswa yang juga hadir mengikuti acara tersebut.

Dikemas Populer
Di kesempatan itu, Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Sumut Ir Hj Nurlisa Ginting MSc mengungkapkan, potensi kebudayaan yang ada di Sumatera Utara harus diangkat kembali.

Event-event yang mengetengahkan kebudayaan harus dikemas secara populer sehingga dapat diterima masyarakat dengan cepat.

“Untuk tahun 2010, satu langkah untuk mengangkat budaya, Disbudpar Sumut akan menggelar kegiatan fashion tentang etnik yang akan digelar di Mall. Dengan demikian, masyarakat akan dapat melihat langsung,” katanya. (mc)

Sumber: http://www.analisadaily.com
-

Arsip Blog

Recent Posts