Berlibur di Alam Terbuka

Libur merupakan berkah untuk melepaskan diri dari aktivitas sehari-hari. Tak sedikit yang mengisi waktu libur ke alam terbuka ketimbang bermain di mal, seperti Sugiman (39) dan istrinya, Jaruna (36), serta kedua anaknya, Yuliani Oktarina (9) dan Devi Permatasari (5).

Bersama dua keluarga saudara iparnya, Sugiman rela menyewa angkutan kota dari Kelurahan Tangga Takat, Kecamatan Plaju, menuju Taman Wisata Alam Punti Kayu, Palembang, Jumat (1/1). Biaya sebesar Rp 150.000 harus dikeluarkan penjual pulsa itu untuk memenuhi keinginan anak-anak berlibur di tempat wisata yang berjarak sekitar 20 kilometer dari kediamannya.

Dia bersama sang adik bisa menikmati sejumlah wahana permainan yang ada, seperti kincir air, komidi putar, pesawat terbang gantung, dan mandi bola. Anak-anak juga bisa mengenal sejumlah satwa yang menjadi koleksi Punti Kayu, seperti burung, ikan, kera, dan ular. ”Tetapi, aku paling senang naik gajah dan naik kuda,” kata Yuliani.

Sebagai orangtua, Sugiman juga lebih senang mengajak keluarga ke tempat wisata seperti Punti Kayu ketimbang ke mal. Selain mengenalkan pesona alam kepada sang anak, biaya berlibur di Punti Kayu cukup terjangkau. ”Anak-anak lebih leluasa bergerak dan puas bermain lepas di alam bebas. Selain itu, anak saya tidak tergoda macam-macam seperti kalau jalan-jalan ke mal,” ungkapnya.

Biaya masuk satu-satunya tempat wisata alam di Palembang ini hanya Rp 5.000 untuk dewasa dan Rp 2.000 untuk anak berusia di bawah enam tahun. Sementara itu, untuk tiap wahana permainan, pengunjung hanya dikenai biaya Rp 3.000 hingga Rp 4.000 sekali masuk.

Rumput hijau
Rochmawati (42), warga Alang-alang Lebar yang datang bersama suami, Rozak (45), dan dua anaknya, Abdullah (8) dan Rasyid (5), ke Punti Kayu karena ingin menggelar tikar sambil menyantap makan siang di atas hijaunya rerumputan. ”Di sini keluarga tak hanya berlibur, tetapi juga rekreasi. Hal ini tidak bisa kami dapatkan di mal,” ungkap Rochmawati.

Konsep inilah yang menjadi alasan masyarakat menggemari tempat wisata yang dibuat oleh Belanda pada tahun 1931 untuk tempat beristirahat itu. Menurut Kepala Bagian Humas Punti Kayu Antony Puspo, lebih dari 4.000 orang berkunjung pada libur Tahun Baru kali ini. Jumlah tersebut menjadi yang terbanyak selama ini. ”Saat Idul Fitri tahun ini saja pengunjung tak sampai 2.500 orang,” katanya.

Sayang, antusiasme masyarakat kurang mendapat respons positif dari Pemerintah Kota Palembang. Sejak beberapa tahun terakhir tidak ada pembenahan yang signifikan ataupun penambahan fasilitas di Punti Kayu.

”Semestinya Punti Kayu dilengkapi fasilitas outbond yang lengkap dan menarik karena menantang, seperti yang tersedia di tempat wisata alam daerah lain. Mumpung masyarakat belum jenuh untuk berkunjung ke alam terbuka,” kata Steven (24), salah seorang pengunjung. (RIZ)

Sumber: http://cetak.kompas.com
-

Arsip Blog

Recent Posts