Dari Rakornis Disbudpar Sumut; Kunjungan Wisman Hasilkan 70 Triliun dan Wisnus Rp 120 Triliun

Medan - Sektor pariwisata memberi dampak yang sangat besar tidak hanya bagi pemerintah, namun juga bagi masyarakat. Terutama masyarakat yang berada di kawasan atau lokasi yang menjadi tujuan wisatawan.

“Pariwisata memiliki multiflier effect terhadap masyarakat maupun pemerintah. Dan selama 30 tahun berkecimpung di pariwisata, saya sendiri sudah banyak merasakan dampak positipnya,” jelas Direktur Produk Pariwisata Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Akhyaruddin pada Rapat Koordinasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata se-Sumut yang digelar di Hotel Tiara, Jumat (8/1).

Satu bukti berdasarkan data BPS untuk tahun 2009, hasil kunjungan wisatawan asing atau mancanegara menghasilkan pendapatan 70 triliun, yang mana 10 persennya harus disetor ke pemerintah.

Sementara, untuk pergerakan wisatawan nusantara (wsinus) di seluruh Indonesia, terutama Jakarta dan Bali, tercatat pendapatan dari pariwisata sebesar Rp 120 triliun lebih. “Dan yang paling banyak menikmatinya adalah masyarakat yang berada di objek pariwisata,” tegas Akhyaruddin di hadapan seluruh peserta rakor yang berasal dari kabupaten/kota se-Sumut, stakeholder, pengurus Badan Promosi Pariwisata Daerah Sumatera Utara (BPPDSU), pihak hotel, biro perjalanan dan pelaku pariwisata lainnya.

Saat ini, lanjut Akhyaruddin, para wisatawan asing sudah cukup pintar dan memiliki wawasan. Jika ia ingin mengunjungi suatu objek wisata, cukup mereka membuka website tentang lokasi yang dituju.

“Saat ini, para wisatawan asing lebih senang melakukan perjalanan sendiri dan berdasarkan minat ke objek tertentu. Untuk mengunjungi suatu tempat yang mereka inginkan, mereka cukup membuka website,” jelasnya sembari mengingatkan kepada pihak travel agar memiliki website untuk ‘menjual’ objek pariwisata demi memudahkan para turis asing maupun wisatawan nusantara untuk berkunjung.

Prihatin Danau Toba

Di kesempatan itu, Akhyaruddin mengungkapkan rasa prihatinnya terhadap kondisi Danau Toba. Dibanding dengan danau lain yang ada di dunia, Danau Toba tidak kalah indah. Sayangnya, hingga saat ini Danau Toba masih kalah pamor dengan danau lainnya.

Akhyaruddin juga mengingatkan para wakil dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata se-Sumut yang hadir agar lebih serius membenahi objek-objek pariwisata yang ada di daerahnya masing-masing.

“Pariwisata dapat memberi kehidupan bagi masyarakat, tidak hanya masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan, masyarakat yang tidak sekolah sekalipun bisa dapat merasakan dampak dari pariwisata,” tegasnya seraya menyayangkan dari 33 kabupaten/kota yang ada di Sumut, hanya 13 wakil yang hadir dalam rakor tersebut.

Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Sumut Ir Hj Nurlisa Ginting MSc dalam rakor mengungkapkan, digelarnya rakor bertujuan untuk mensinergikan antara program Disbudpar Sumut dengan pihak kabupaten/kota, stakeholder, pelaku pariwisata, pihak hotel, travel dan lainnya. “Hal ini dimaksudkan, untuk meningkatkan jumlah kunjungan para wisatawan asing maupun nusantara,” katanya.

Di hadapan para peserta Nurlisa juga membeberkan program-program yang sudah berhasil digelar di tahun 2009 di antaranya, Gema Pariwisata 2009 (Gempar) di Lapangan Merdeka, sekaligus berhasil memecahkan rekor MURI, Sumut Expo, Table Top Meeting, Festival Film Pendek, pagelaran lagu daerah karya komponis dari Sumatera Utara dan lainnya, yang dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan PT Trans Kreasindo Production.

Untuk tahun 2010, agenda yang telah sukses di tahun 2009 akan kembali digelar, seperti Gempar, Festival Film Pendek, Table Top di Bali, Food and Fashion, dan pameran lainnya. Termasuk pameran sejarah dalam rangka Pekan Nasional Cinta Sejarah yang masih berkaitan dengan Tahun Kunjungan ke Museum yang sudah dicanangkan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, akhir Desember 2009.

Rakor tersebut turut dihadiri Ketua Forkala Sumut T Lukman Sinar, Direktur Trans Kreasindo Production Didit Mahadi Kadar para pengurus BPPDSU, di antaranya CHJ Gultom, Yuri Siregar, Renalmon Hutahaean Direktur Akpar Medan yang tampil sebagai moderator rakor.(mc)

Sumber: http://www.analisadaily.com
-

Arsip Blog

Recent Posts