Pengembangan Wisata Taman Nasional Perlu Dukungan Semua Pihak

Tapaktuan - Untuk pengembangan sektor pariwisata, terutama dalam kaitan pemanfaatan taman nasional sebagai objek wisata, diperlukan dukungan semua pihak, termasuk peranan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan pers.

"Ini juga memerlukan terbosan-terobosan sehingga sektor ini tidak hanya dapat memberikan kontribusi pendapatan asli daerah (PAD), tapi juga mampu mensejahterakan masyarakat yang hidup di sekitar objek wisata," kata Kabid Wilayah I Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Tapaktuan, Rusman, Jumat (19/2).

Pemanfaatan kawasan taman nasional sebagai objek kunjungan wisata, menurut Rusman, merupakan salah satu peluang yang tersedia dalam upaya pihak TNGL membina masyarakat di desa-desa yang berada di dalam kawasan TNGL. Pembinaan ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa-desa tersebut dengan berpegang pada prinsip "masyarakat sejahtera lingkungan terpelihara".

Dikatakan, ada tujuh desa di Aceh Selatan yang berada di dalam kawasan TNGL, yaitu Pasie Lembang di Kecamatan Kluet Selatan, Pucuk Lembang, Tanah Munggu, Durian Kawan di Kluet Timur, Menggamat di Kluet Tengah serta Ujung Mangki dan Seneubok Keranji di Kecamatan Bakongan.

Potensi Luar Biasa

Seperti diberitakan sebelumnya, sebagian besar wilayah TNGL membentang di Aceh Selatan dengan potensi luar biasa jika dikembangkan sebagai objek kunjungan wisata. Namun hingga kini Aceh Selatan belum memanfaatkan potensi tersebut sehingga daerah maupun masyarakat belum mendapat keuntungan dari kekayaan yang dimilik di sektor ini.

Menurut Rusman, di Aceh Selatan sebetulnya banyak objek andalan yang dapat dikembangkan untuk meraup penghasilan dari sektor wisata dengan keaneka ragaman nuftah dan sumber daya hayati. Seperti di Danau Laut Bangko, Kecamatan Bakongan, dikenal antara lain sebagai habitat buaya putih disamping keunggulan lain yang tersimpan di sana.

Di Aceh Selatan juga terdapat stasiun penelitian orangutan di kawasan Suak Belimbing Pucuk Lembang yang merupakan satu dari sedikit stasiun penelitian orangutan yang ada di Sumatera. Suak Belimbing merupakan habitat orangutan dengan tingkat kecerdasan lebih tinggi dibanding makhluk yang sama yang terdapat di Aceh Tenggara.

Sementara itu, 15 kilometer ruas jalan lintas Aceh-Sumut membentang di kawasan inti TNGL, yaitu di Rantau Sialang wilayah Kluet Selatan dan Bakongan, juga terdapat berbagai objek menarik, seperti monyet jinak. Dan disepanjang pesisir yang bersisian dengan ruas jalan negera itu juga merupakan habitat makhluk langka yaitu penyu belimbing.

Hutan Cemara

Hanya beberapa kilometer di luar Rantau Sialang, sebut Rusman, tepatnya di Pasie Lembang Desa Ujung Padang terdapat hutan cemara di pinggiran pantai dengan danau-danau kecil yang membentang di pinggiran jalan raya. Semuanya tinggal dipoles dan dikelola sebagai objek kunjungan wisata. "Di daerah lain, potensi yang ada di taman nasional sudah dimanfaatkan sebagai sumber pemasukan," katanya.

Ditambahkan, karena potensi wisata di Aceh Selatan cukup bagus dan diperhitungkan memiliki prospek jika dikelola secara profesional, pihaknya juga tengah mempertimbangkan kemungkinan untuk mengusul dibentuknya masyarakat bina wisata memprioritaskan keterlibatan masyarakat yang ada di desa-desa di dalam kawasan TNGL.

"Agar masyarakat bisa sejahtera melalui dengan sumber penghasilan dari sektor pariwisata maupun hasil hutan non kayu lainnya. Lagi pula merekalah yang paling tahu situasi di kawasan sekitarnya," kata Rusman seraya menambahkan, dalam upaya inilah diperlukan keterlibatan semua pihak serta terobosan-terobosan yang bijak sehingga masyarakat bisa sejahtera dan hutan terpelihara. (ma)

Sumber: http://analisadaily.com
-

Arsip Blog

Recent Posts