Visit Museum Year 2010 Yogyakarta Wadah Promosi

Yogyakarta - Pencanangan Visit Museum Year 2010 oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, dinilai memiliki nilai positif dalam mempromosikan keberadaan museum, termasuk di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Humas Badan Musyawarah Museum (Barahmus) DIY Bambang Widodo, di Yogyakarta, Jumat (15/1), mengatakan pencanangan itu bernilai positif dalam mempromosikan keberadaan museum, termasuk di provinsi ini.

"DIY memiliki potensi museum yang luar biasa, baik jumlah maupun ragamnya. Saat ini tercatat ada 28 museum di daerah ini yang dikelola pemerintah dan swasta," katanya.

Ia mengatakan melalui program Visit Meseum Year 2010 diharapkan bisa mengingatkan kembali warga masyarakat mengenai pentingnya museum yang memiliki banyak fungsi, di antaranya sebagai objek studi, penelitian maupun sebagai objek wisata.

"Barahmus DIY berupaya menjadikan museum sebagai tujuan kunjungan wisata khususnya pelajar dan mahasiswa," katanya.

Untuk itu, pihaknya terus mengkampanyekan museum dengan menyelenggarakan kegiatan kunjungan ke museum bagi kalangan pelajar dan mahasiswa di daerah ini.

Menurut dia, pelajar dari berbagai sekolah dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dikoordinir oleh Barahmus agar mereka mengunjungi sejumlah museum di DIY.

Mereka kemudian diwajibkan membuat laporan tentang hasil kunjungannya ke museum itu.

Kegiatan tersebut, menurut Bambang memperoleh dukungan dari Dinas Pendidikan DIY yang menjanjikan mulai 2011 akan membantu dana untuk kegiatan kunjungan ke museum yang dilakukan sekolah di daerah ini.

Selain itu, kata dia, Dinas Pendidikan akan mengeluarkan peraturan bagi sekolah tidak diperbolehkan melakukan studi tur ke luar daerah sebelum menyelenggarakan studi tur ke berbagai daerah di Provinsi DIY termasuk keharusan mengunjungi museum.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata DIY Tazbir mengatakan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) pada 2010 menggelar kampanye Visit Museum Year.

Upaya tersebut, kata dia, tentu dilatarbelakangi untuk melihat museum tidak hanya sebatas pajangan monumental dan perjalanan sebuah zaman.

"Namun yang paling penting, dengan mengunjungi museum, manusia bisa belajar, bermain sekaligus memahami fungsi museum sebagai pendorong bagi berkembangnya sebuah peradaban manusia," katanya.

Menurut dia, keberadaan museum di DIY saat ini belum optimal dimanfaatkan masyarakat. "Sebab, bagi sebagian masyarakat museum belum dianggap sebagai kebutuhan untuk melihat perjalanan sebuah peradaban," katanya.

Padahal, kata dia, di dalam museum manusia bisa belajar tentang banyak hal.

"Apalagi di DIY banyak museum kuno dan menyimpan sejumlah benda masa lalu yang selama ini belum banyak diketahui masyarakat. Misalnya Museum Sonobudoyo, Museum Ulen Sentalu, dan Museum Kereta Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat," kata Tazbir. (Ant/OL-7)

Sumber: http://www.mediaindonesia.com
-

Arsip Blog

Recent Posts