Wisatawan Belanda Kepincut Gunung Cikuray

Garut - Kawasan kaki Gunung Cikuray di Kabupaten Garut, Jawa Barat, hingga kini memikat wisatawan asal negeri Belanda sehingga setiap tahunnya dikunjungi ratusan wisatawan dari negara tersebut.

"Karena sepanjang mata memandang hingga berbatasan dengan lembah berliku kaki gunung tersebut, terdapat hamparan perkebunan teh seluas 1.207 hektar lebih, yang kini dikelola PTPN VIII Dayeuh Manggung," kata Kepala Bidang Pemasaran pada Dinas Pariwisata setempat, Herman Santoso, Minggu (17/1/2010).

"Areal perkebunan beserta pabrik yang memproduksi komoditas ekspor teh hitam tersebut merupakan peninggalan pemerintah Belanda ratusan tahun lalu, yang sampai sekarang masih terdapat perangkat pabrik pengolahan, perbengkelan, gudang serta sejumlah bangunan tua bernilai sejarah tinggi," katanya.

Malahan penampung sumber air bersih dari pegunungan masih terpakai, termasuk jaringan perpipaannya masih tampak utuh yang dibangun dengan konstruksi bisa bertahan ratusan tahun.

Selain wisatawan mancanegara, juga banyak dikunjungi kalangan remaja dan lanjut usia pada setiap hari libur, mereka kerap berjalan kaki menyusuri ruas jalan yang kiri dan kanannya terhampar perbukitan menyerupai permadani hijau sarat ditumbuhi vegetasi teh.

Udaranya sangat sejuk, terbebas dari polusi udara dan suara, selain kerap terdengar kicau burung serta terlihat kepak sayap burung elang yang sering bermanuver pada kerimbunan pepohonan sekitar perkebunan.

Sedangkan puncak Gunung Cikuray, yang berketinggian 2.820 mdpl, hanya bisa disaksikan saat cuaca cerah di pagi hari, selebihnya membisu tertutupi kabut dan awal tebal, yang menggelayut hingga menjelang kaki gunung tersebut.

Seputar areal perkebunan juga terdapat kanal aliran air jernih dan menyejukkan, meski sepanjang ruas jalan di perkebunan itu hanya beralaskan batu hingga sejauh puluhan kilometer.

Para wisatawan pun bisa melintasi lembah-lembah sunyi yang juga sarat ditumbuhi teh hijau memikat, meski di kawasan Gunung Cikuray sepanjang tahun dipastikan terdapat pendaki yang tersesat. Bahkan, kini seorang pendaki atas nama Reni Komalasari (18), asal Tangerang, Banten, masih menghilang sejak 20 Desember 2009.

Sumber: http://travel.kompas.com
-

Arsip Blog

Recent Posts