Abrasi Pantai Widuri bergeser ke barat

Pemalang, Jateng - Abrasi di Pantai Widuri Kabupaten Pemalang kini bergeser ke arah barat sekitar 100 meter dari lokasi abrasi terparah sebelumnya. Bahkan abrasi yang kini terjadi nyaris memutuskan jalur jalan pantai dari arah Tanjungsari ke arah Widuri. Sementara lokasi sebelumnya saat ini sudah aman karena telah dibangun tanggul penahan gelombang oleh pemerintah daerah, meskipun tanggul yang dibuat tersebut dimungkinkan juga tidak bisa menahan gempuran air laut. Kondisi abrasi pantai yang mengikis jalan bahkan mengancam jalan putus tak membuat para pengguna jalan harus esktra hati-hati.

Sebab jika sebelum terkena abrasi jalan bisa digunakan untuk dua arah, saat ini jika akan melalui titik tersebut, para pengguna jalan harus bergantian dengan kendaraan dari arah yang berlawanan.

Jika pagi-siang memang terlihat aman, namun jika gelombang sedang tinggi maka tak jarang air laut sampai menggerus di jalan. Bahkan di seberang jalan banyak terdapat bangunan milik masyarakat seperti depot ikan dan lain-lain, dikhawatirkan jika hal ini tidak segera ditanggulangi maka akan mengancam perumahan warga.

Beberapa warga yang ditemui juga mengatakan khawatir, jika gelombang besar air dari laut bisa masuk ke dalam bangunan.

”Arah gelombang setiap beberapa bulan sekali memang berubah mas. Warga khawatir jika pemerintah daerah tidak membangun penahan gelombang maka air laut bisa merambah sampai rumah warga, jalan dari aspal saja yang terkena abrasi kini tinggal separo saja,” papar Suryono (53) warga Tanjungsari Pemalang.

Menjorok ke laut
Kepala Dinas Pekerjaan Umum melalui Kabid Binamarga Ir M Arifin kepada Wawasan menyatakan, bahwa untuk pembangunan tanggul penahan gelombang di Pantai Widuri memang membutuhkan dana yang tidak sedikit. Sebab pemda merencanakan akan membangun tanggul penahan gelombang yang menjorok ke laut (breack water) yang dinilai lebih efektif, dari pada hanya sekedar tanggul-tanggul di tepi jalan.

”Pemda sudah mengajukan usulan bantuan kepada pemerintah pusat sekitar Rp 10 miliar untuk pembangunan tiga breack water di sekitar Pantai Widuri, dengan adanya penahan gelombang ini diharapkan masalah abrasi yang selama ini mengancam pantai dapat teratasi. Sebab dengan model penahan gelombang semacam ini otomatis akan mengunci sesuai dengan gerakan gelombang laut,” tandasnya.

Ir Tukiono MSi pengamat lingkungan dari Komite Perlindungan Sumberdaya Perikanan Kehutanan dan Lingkungan (PSPKL) Pemalang menyatakan, hancurnya jalan akibat abrasi di Pantai Widuri sebenarnya sudah diprediksikan sejak tahun 2006 yang lalu. Hal ini didasarkan pada jenis penahan gelombang yang selama ini dipasang belum sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada, sehingga dapat dipastikan tidak akan bertahan lama. obo-bg

Sumber: http://www.wawasandigital.com
-

Arsip Blog

Recent Posts