Fantasi Komik

Oleh Nur Hidayat

Ketika mendatangi Taman Ismail Marzuki, saya seperti kembali ke masa kanak-kanak yang indah. Ini terjadi ketika saya meliput pameran karya sembilan komikus lokal untuk rubrik “Seni dan Budaya” di Koran Tempo yang akan terbit besok.

Maklum, komik adalah media yang mendorong saya untuk berfantasi secara liar ketika masih kanak-kanak. Adegan-adegan dalam komik itu, kemudian saya praktekkan ketika bermain-main dengan teman di kampung saya, Dukuh Sriyanto, Kelurahan Karanggeneng, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Sehabis membaca Cerita dari Lima Benua tentang penemuan benua Amerika, misalnya, saya kemudian berlagak menjadi Christopher Columbus. Ketika membaca Tintin, saya pun pura-pura jadi Kapten Haddock. Tapi, tentu saja saya mengarang secara ngawur tentang karakter tokoh itu. Nah, inilah fantasi liar yang kini saya rasakan banyak manfaatnya ketika harus menulis atau mengedit tulisan, baik untuk berita, artikel, ataupun skenario.

Hmmm… dunia memang sudah berubah. Kini, anak-anak saya punya jauh lebih banyak tokoh yang mereka kenal terutama lewat televisi. Tokoh itu bisa dikenal tanpa susah-susah membaca dan tanpa susah-susah membayangkan bagaimana mimik mukanya, gerakan tubuhnya,…

Sumber: http://blog.tempointeraktif.com
-

Arsip Blog

Recent Posts