Ibu Ani Pamerkan Tapis Berusia 200 Tahun

Jakarta - Ibu Negara, Hj. Ani Yudhoyono, meminjamkan kain tapis Muara Dua, Lampung, koleksi pribadinya yang telah berusia 200 tahun untuk dipamerkan dalam Adi Wastra Nusantara 2010 di Jakarta .

Kain tapis berwarna hitam, merah, coklat dan biru tua yang memiliki ragam hias cucuk andak serat kayu itu merupakan satu dari enam koleksi Ibu Negara yang dapat dinikmati pengunjung pameran yang dilangsungkan lima hari, 14-18 April 2010 di Balai Sidang Jakarta .

Bahan dasar tapis tersebut adalah tenun yang dibordir dengan benang emas bermotif sasab, bergambar manusia menunggang carabao (kerbau) yang dihiasi berbagai payet, serta bermotif tunas bambu, bunga dan pohon hayat yang terbuat dari serat kayu dan dibordir dengan benang sutra.

Motif manusia menunggang kerbau dan tunas bambu melambangkan kemakmuran dan kedudukan manusia yang lebih tinggi dari hewan.

Kain tapis Muara Dua dengan ragam hias cucuk andak serta kayu biasanya hanya diperbolehkan dikenakan oleh anak atau istri dari pemimpin adat.

Selain kain tapis tersebut, Ibu Ani yang selalu mendorong rakyat Indonesia untuk bangga memakai kain adat atau tradisional Indonesia juga meminjamkan sejumlah kain batik yang menjadi koleksinya.

Salah satu yang cukup istimewa adalah kain panjang batik dengan ragam hias kawung Dwi Warna yang berusia 50 tahun. Kain berwarna dasar coklat muda itu dikenakan pada akad nikah Ibu Negara 34 tahun lalu, tepatnya 30 Juli 1976.

Kain tersebut merupakan pemberian ibunda Ibu Ani, khusus untuk acara istimewa tersebut. Secara perlambang motif kawung memberikan kewibawaan pada pemakainya.

Sejumlah koleksi yang lain adalah kain panjang dan selendang ragam hias Manuk Sepasang yang berwarna dasar putih dan bergaya Cirebon, kain panjang soga dengan ragam hias Peksi Cendrawasih asal Kudus yang berusia 85 tahun, kain panjang Yogya dengan ragam hian batik semen sidho asih yang berusia 60 tahun dan kain panjang ragam hias pagi-sore yang berusia 85 tahun.

Dalam sambutannya saat membuka pameran Adi Wastra Nusantara 2010 itu, Ibu Ani juga berbagi cerita tentang kedekatannya dengan kain adat/tradisional, terutama batik.

"Saya teringat masa kecil dulu melihat ibunda menggendong adik saya dengan kain batik motif pesisir," katanya.

Ia juga mengatakan bahwa eyangnya selalu menggunakan kain batik untuk membawa barang-barang belanjaan.

Berpuluh-puluh tahun setelah itu, kata Ibu Ani, salah seorang penjual jamu langganannya juga masih selalu menjinjing keranjang berisi botol-botol jamu dengan kain batik.

"Mba Minah yang sering mampir ke rumah saya menggendong jamunya dengan kain batik. Saya juga pecinta jamu tradisional," katanya.

Adi Wastra Nusantara 2010 tahun ini bertema "Wastra Adati-Cermin Citra Bangsa" dan menampilkan kain dengan usia rata-rata 25 tahun hingga 150 tahun dengan motif langka.

Ikon pameran kali ini adalah pameran Koleksi Gedongan Nusantara dan Koleksi Wastra Unggulan dari para kolektor antara lain Ibu Ani Yudhoyono, Iwan Tirta, Museum Tekstil Jakarta, Museum Purna Bhakti Pertiwi, Ibu Eiko Adnan Kusuma, Ibu Caecil Papadimitriou, Munir Djody, Santoso Dullah, dan Hartono Sumarsono.

Selain itu , dalam pameran tersebut juga dapat dijumpai koleksi batik empat keraton Jogya dan Solo yaitu keraton kesultanan Hamengku Buwono, Puro Paku Alaman, keraton kasunanan Paku Buwono dan Puro Mangkunegaraan yang merupakan koleksi turun temurun.

Selain kain tradisional, sebuah mobil mercedes seri C250i CGI bermotif batik karya desainer Caraminta juga dipamerkan dalam acara tersebut.

Turut mendampingi Ibu Negara membuka pameran itu adalah Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Koperasi dan UKM Syariefuddin Hasan, pengusaha Martha Tilaar, Direktur Unesco dan para duta besar negara sahabat, dari China, Jepang, Belgia, Bosnia, Austria, Malaysia, dan Kolumbia. (T.G003/A011/P003)

Sumber: http://www.antaranews.com
-

Arsip Blog

Recent Posts