'Janda-janda Muda' dari Dagestan

Aparat Rusia berhasil mengidentifikasi satu dari dua wanita pelaku bom bunuh diri di dua kereta metro Moskwa. Dipastikan wanita itu bernama Dzhennet Abdurakhmanova, janda muda berusia 17 tahun asal Dagestan, Kaukasus Utara. Dia adalah bagian dari trik ”janda-janda hitam” kelompok garis keras.

Kepastian itu diungkap sumber-sumber terdekat dengan tim investigasi, seperti dikutip harian Kommersant di Moskwa terbitan Jumat (2/4/2010). Harian ini memuat foto seorang remaja wanita ”berwajah bayi” yang mengenakan kerudung, berdampingan dengan suaminya, almarhum Umalat Magomedov. Mereka berpose santai dengan memegang pistol masing-masing.

Laporan itu muncul ketika Rusia masih dalam kondisi tegang akibat bom bunuh diri di dua kereta metro Moskwa hari Senin (29/3/2010) yang menewaskan 39 orang. Selain itu, juga bom bunuh diri ganda lain hari Rabu yang menewaskan 12 orang di sebuah kota di wilayah Dagestan. Kota itu berada dekat perbatasan Chechnya.

Tim penyelidik di Dagestan mengatakan, suami Abdurakhmanova, yakni Magomedov, adalah tokoh pemberontak Dagestan yang tewas dalam operasi khusus tahun lalu. Dzhennet adalah nama yang umum digunakan wanita Dagestan. Nama tersebut adalah turunan dari kata dalam bahasa Arab, yakni ”jannat”, yang berarti taman firdaus atau surga.

Penyelidik Rusia yakin, Abdurakhmanova bertanggung jawab atas ledakan pertama dalam insiden bom bunuh diri ganda di dua stasiun kereta api metro Moskwa, Senin lalu. Dua ledakan itu menewaskan total 39 orang.

Bom bunuh diri yang dilakukan dua wanita dari kelompok garis keras Kaukasus Utara itu adalah pesan kepada Rusia untuk segera menyadari bahwa rangkaian bom bunuh diri yang pernah dilakukan satu dekade lalu oleh ”janda-janda hitam” (black widows) kini kembali mengancam Rusia.

Tim investigasi belum secara resmi menjelaskan identitas wanita pelaku bom bunuh diri kedua. Proses identifikasi sedang berjalan. Namun, sebuah sumber menyebutkan, wanita itu bernama Markha Ustarkhanova (20), warga Chechnya. Dia adalah janda dari Said-Emin Khizriyev, militan Kaukasus kelahiran Gudermes yang ditembak mati oleh aparat pada Oktober 2009.

Seorang sumber di pasukan keamanan Chechnya mengatakan kepada kantor berita RIA Novosti, Kamis, tim penyidik telah memeriksa sebuah potret Ustarkhanova. Wanita itu terdaftar sebagai orang hilang di Chechnya, tetapi gambar wajah itu dilaporkan tidak cocok dengan mayat wanita pelaku bom bunuh diri di stasiun kereta metro Moskwa.

Pihak berwenang di Rusia telah merilis foto-foto mengerikan yang memperlihatkan mayat dua perempuan dengan kepala terpotong dua. Mayat dua wanita yang sudah tidak utuh itu menjadi bukti mahkota penyelidikan polisi selanjutnya.

Kelompok separatis merekrut mereka lewat internet dan langsung melatih mereka di Chechnya, Kaukasus Utara. Mereka diperkirakan dilatih di Distrik Vedensky, Chechnya. Dua wanita pelaku bom bunuh diri diduga kuat naik bus kota dari Kizlyar, sebuah kota di Dagestan, dan tiba di Moskwa hari Senin (29/3/2010).

Kizlyar adalah kota yang juga diguncang bom bunuh diri hari Rabu (31/3/2010) yang menewaskan 12 orang. Dua perempuan yang menjadi pelaku bom bunuh diri di Moskwa, menurut harian Kommersant, direkrut secara khusus oleh pimpinan separatis Rusia untuk menjadi pelaku berani mati, sama seperti ”janda-janda hitam” sebelumnya yang mengguncang Rusia.

Menurut para penyidik, separatis merekrut kaum pemuda tertentu yang membaca khotbah yang ditulis oleh tokoh separatis. Pada akhirnya, para pemuda melakukan pertemuan dengan pihak separatis yang berujung dengan indoktrinasi atau pencucian otak. Begitu pula halnya dengan dua janda muda itu, sebelum mereka tiba di Moskwa dan meledakkan diri di dua kereta metro hari Senin lalu. (AFP/AP/REUTERS/CAL)

Sumber: http://internasional.kompas.com
-

Arsip Blog

Recent Posts