Palembang - Makam yang memiliki nilai sejarah di Sumatera Selatan yang cukup banyak jumlahnya, menurut pejabat Pemprov setempat, perlu untuk dilestarikan.
Asisten III Bidang Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Provinsi Sumsel, dr Aidit Aziz, di Palembang, Sabtu, mengatakan, daerahnya banyak memiliki makam yang bersejarah dan perlu dilestarikan.
Bahkan hampir di setiap desa memiliki makam "puyang" atau tokoh tetua yang dianggap keramat bagi masyarakat, biasanya dijadikan tempat berziarah bagi warga, ujar dia lagi.
Sehubungan itu, makam tersebut perlu terus dijaga kelestariannya supaya warisan budaya tersebut tetap terjaga, kata dia.
Menurut Aidit, pelestarian makam bersejarah itu juga dapat menjadi potensi pariwisata, karena masyarakat ingin mengetahui makam yang memiliki nilai sejarah tersebut.
"Wisata budaya sekarang ini semakin digemari, sehingga potensi yang ada tersebut perlu dikelola untuk dapat meningkatkan kunjungan wisatawan," ujar dia pula.
Bila perlu makam tersebut dapat dijadikan cagar budaya agar tetap lestari, kata dia lagi.
Tapi dia mengaku tidak tahu persis jumlah makam yang sudah dijadikan cagar budaya di Sumsel, mengingat sejak otonomi daerah pengurusannya menjadi tanggungjawab kabupaten dan kota.
Namun lebih penting adalah masyarakat harus terus menjaga makam bersejarah yang ada itu, sehingga keberadaannya tetap terlindungi dan lestari, demikian Aidit Aziz. (JY)
Sumber: http://oase.kompas.com
Asisten III Bidang Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Provinsi Sumsel, dr Aidit Aziz, di Palembang, Sabtu, mengatakan, daerahnya banyak memiliki makam yang bersejarah dan perlu dilestarikan.
Bahkan hampir di setiap desa memiliki makam "puyang" atau tokoh tetua yang dianggap keramat bagi masyarakat, biasanya dijadikan tempat berziarah bagi warga, ujar dia lagi.
Sehubungan itu, makam tersebut perlu terus dijaga kelestariannya supaya warisan budaya tersebut tetap terjaga, kata dia.
Menurut Aidit, pelestarian makam bersejarah itu juga dapat menjadi potensi pariwisata, karena masyarakat ingin mengetahui makam yang memiliki nilai sejarah tersebut.
"Wisata budaya sekarang ini semakin digemari, sehingga potensi yang ada tersebut perlu dikelola untuk dapat meningkatkan kunjungan wisatawan," ujar dia pula.
Bila perlu makam tersebut dapat dijadikan cagar budaya agar tetap lestari, kata dia lagi.
Tapi dia mengaku tidak tahu persis jumlah makam yang sudah dijadikan cagar budaya di Sumsel, mengingat sejak otonomi daerah pengurusannya menjadi tanggungjawab kabupaten dan kota.
Namun lebih penting adalah masyarakat harus terus menjaga makam bersejarah yang ada itu, sehingga keberadaannya tetap terlindungi dan lestari, demikian Aidit Aziz. (JY)
Sumber: http://oase.kompas.com
