Museum Batak Terbesar dengan Teknologi Canggih

Toba Samosir - Yayasan TB Silalahi Center membangun satu lagi museum berlantai dua berhadapan dengan museum yang sudah ada sebelumnya. Museum yang akan dilengkapi dengan teknologi canggih itu direncanakan menjadi satu-satunya museum Batak terbesar di Indonesia.

Bagian bawah museum akan dijadikan tempat penyimpanan barang-barang langka khas Batak yang terbuat dari batu atau kayu. Di lantai dua museum akan dipasang etalase untuk menyimpan berbagai barang bersejarah lainnya yang masih terkait dengan budaya dan sejarah Batak. Di antara lantai satu dan dua dibangun tangga landai yang memungkinkan kursi roda untuk naik-turun.

Bangunan museum itu persis berada di bibir Danau Toba. Atapnya didesain sedemikian rupa sehingga cahaya matahari mudah menerobos masuk ke dalam museum. Ini untuk mengurangi penggunaan listrik.

Di lantai dua museum akan dilengkapi dengan monitor LCD berukuran 3 meter x 6 meter untuk menayangkan berbagai hal tentang Batak. LCD ini juga untuk menangkal anggapan bahwa museum itu seram. ”Nanti kami bangun patung Raja Batak berukuran tujuh meter terbuat ari logam. Sekarang sedang dibuat. Biaya untuk patung itu saja Rp 1,3 miliar,” kata Ketua Dewan Pembina Yayasan TB Silalahi Center Letjen (purn) TB Silalahi, di Toba Samosir, Minggu (18/4).

Total bangunan museum itu membutuhkan dana Rp 15 miliar. Semua dana terebut berasal dari sumbangan sejumlah pihak, terutama para pengusaha.

Silalahi mengatakan, soft launching museum Batak itu akan dilakukan pada bulan Oktober atau November oleh Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin. Itu berbarengan dengan penandatangan beberapa proyek penting Pemerintah Sumatera Utara di Bandara Silangit.

Adapun grand launching-nya akan dilakukan pada Januari 2011 oleh Presiden Yudhoyono. Untuk itu, dia berharap Bandara Silangit diperbaiki sehingga pengunjung yang ingin datang ke museum bisa langsung terbang dari Jakarta ke Toba Samosir.

Silalahi ingin museum tersebut menjadi museum terbesar yang menyimpan segala sesuatu berkaitan dengan Batak, baik itu yang bersifat fisik maupun nonfisik. Untuk itu, Yayasan TB Silalahi Center akan menggelar pentas budaya sebagai bagian dari agenda rutin museum. (MHF)

Sumber: http://cetak.kompas.com
-

Arsip Blog

Recent Posts