Pemkot Tempatkan Karya Seni di Ruang Publik

Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta merencanakan menempatkan berbagai bentuk karya seni khususnya seni rupa di ruang publik yang ada sudut kota tersebut.

"Penempatan karya seni di ruang publik tersebut bertujuan agar karya seni bisa dinikmati oleh semua masyarakat, bukan hanya sekelompok masyarakat," kata Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto saat bertemu dengan puluhan seniman di Balai Kota Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, gelaran Biennale Jogja X yang dilakukan dengan menempatkan beberapa karya seni di ruang publik Kota Yogyakarta telah membuat hatinya terbuka, yaitu adanya sebuah kebutuhan akan seni yang bisa dijangkau dengan mudah oleh masyarakat.

Herry menyatakan, kesenian biasanya harus dinikmati dengan pergi ke galeri-galeri seni, tetapi jika menempatkan karya seni di ruang-ruang publik kota, maka masyarakat bisa menikmatinya.

Kota Yogyakarta memiliki potensi seni yang sangat luar biasa karena memiliki puluhan seniman dengan ide-ide segar yang tidak akan pernah kering.

"Keunggulan ini akan membuat Yogyakarta memiliki karakter kuat yang sulit disaingi secara komparatif oleh kota-kota lainnya," katanya.

Menurut dia, penempatan karya seni di sudut-sudut kota adalah sebuah bagian dari revolusi sosial, yaitu membangun nilai-nilai kebersamaan dan saling menghargai di masyarakat.

"Dari pengalaman pada Biennale lalu, seluruh karya seni yang dipasang di ruang publik tidak pernah tersentuh tangan-tangan jahil. Potensi ini bisa dikembangkan untuk membangun nilai kebersamaan di masyarakat," ujarnya.

Herry mengusulkan, setiap karya seni yang nantinya akan dipasang di ruang publik Kota Yogyakarta dapat diganti setiap enam atau delapan bulan sekali.

Pemkot Yogyakarta, siap mendukung dengan memberikan tempat yaitu di bekas Stasiun Ngabean untuk digunakan sebagai gedung pengelolaan atau penjadwalan karya seni yang akan dipasang di ruang publik, katanya.

Respon positif ditunjukkan oleh seniman lukis Ki Joko Pekik yang menyatakan beberapa ruang publik yang harus dijaga agar keindahannya tetap terjaga adalah Alun-alun Utara dan Masjid Gede Kauman.

"Rasanya saya sangat jengkel melihat bus-bus pariwisata itu parkir di Alun-alun Utara dan Masjid Gede, seharusnya wisatawan leluasa mengabadikan dan menikmati keindahan kawasan keraton, tetapi harus terhalang oleh bus-bus itu," katanya.

Sementara itu, seniman Nindityo Adipurnomo yang mengingatkan agar pemerintah benar-benar berhati-hati dalam menampatkan karya seni tersebut agar tidak menimbulkan konflik di masyarakat.

"Ruang publik di Kota Yogyakarta sudah sangat penuh. Jadi sebaiknya penempatannya ditata agar tidak mengganggu fasilitas umum lainnya dan juga lingkungan," katanya.

Ia mengusulkan, kontribusi seniman dalam pembangunan Kota Yogyakarta dapat diwujudkan dengan ikut mendukung pembangunan elemen fasilitas umum agar lebih artistik, seperti tempat sampah atau desain taman. (JY)

Sumber: http://oase.kompas.com
-

Arsip Blog

Recent Posts