Penerimaan CPNS Curang, Mantan Atlet Lapor LBH

Palembang - Atlet renang Sumatera Selatan tahun 1980-an melapor ke Lembaga Bantuan Hukum Palembang setelah menemukan adanya indikasi kecurangan yang dilakukan oknum pelaksana penyaringan calon pegawai negeri sipil atau CPNS.

Ine Yurmalina Sapawi (33) yang diwakilkan adiknya, Lely Sapawi (32), keduanya atlet renang daerah Sumsel 1980-an, melaporkan kekesalannya terhadap mekanisme penerimaan CPNS yang dituding penuh dengan kecurangan, Senin (16/11).

Menurut Lely yang sekarang telah menjadi pelatih renang itu, saat mengikuti seleksi CPNS formasi pelatih renang Provinsi Sumsel, berkas mereka ternyata dikembalikan melalui pos dengan disertakan alasan tidak memenuhi persyaratan yang diminta, yakni bukti telah meraih medali emas.

Ada dua rekannya EAF dan AW, yang diketahui tidak memiliki prestasi semasa menjadi atlet renang, tetapi lolos dalam seleksi administrasi.

Sementara itu, berkas miliknya dan sang kakak, yang jelas-jelas mencakup piagam kejuaraan dari tingkat nasional hingga internasional, malah dikembalikan dan tidak lolos seleksi administrasi.

"EAF dan AW justru tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan petugas seleksi CPNS, baik itu prestasi, maupun bahkan pada batas usia, yang telah melampaui. Namun, (mereka) tetap diloloskan," ujar Putri Sapawi Oemar, atlet polo air tahun 1960-an.

Hal ini sangat menyakitkan bagi kedua mantan atlet yang pernah meraih piala berbagai kejuaraan serta mengharumkan nama baik Provinsi Sumsel tersebut.

Selain melaporkan masalah itu ke LBH Palembang, ia juga melayangkan surat pernyataan kepada Kepala Badan Kepegawaian Provinsi Sumsel Muzakir sebagai wujud kekesalannya sekaligus meminta kejelasan terkait hal tersebut.

Namun, hingga sekarang, ia belum mendapatkan balasan dari pihak terkait untuk mengklarifikasi persoalan itu.

Menurut Adri Meilansyah, Kepala Bidang Divisi Ekonomi, Sosial, dan Budaya LBH Palembang, pengaduan mantan atlet itu baru diterima dan belum dilakukan pengkajian atas laporan dugaan kecurangan penerimaan CPNSD di Sumsel tersebut.

Menurut dia, kasus ini tetap menjadi prioritas untuk mengungkapkan oknum yang nakal. Seharusnya, pemerintah memberdayakan atlet dan mantan atlet yang memiliki prestasi baik dengan memberikan kesejahteraan, sesuai dengan kerja keras mereka dalam meraih kemenangan untuk nama baik daerah ini.

"Kalau benar, tentunya ini sangat memprihatinkan. Kami akan memastikan kebenaran kasus tersebut ke instansi terkait, dan bila terbukti adanya kecurangan, maka akan kami tembuskan ke Gubernur," katanya. (BNJ)

Sumber: http://nasional.kompas.com
-

Arsip Blog

Recent Posts