Rahasia Dibalik Kemajuan China

Peresensi : Eny Maidah*)
Judul Buku : China Negara Raksasa Asia, Rahasia Sukses China Menguasai Dunia Penulis : A. Zainurrofiq
Penerbit : Arruz Media Group, Yogayakarta
Cetakan : Pertama, 2009
Tebal : vi + 175 halaman.

Siapa yang tidak tahu China, raksasa Asia kini menjelma menjadi raksasa dunia dengan berbagai kemajuan di setiap dimensi kehidupan, dari ekonomi, budaya, peradaban, olah raga sampai kepada ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu, apa sebenarnya yang menjadi rahasia dibalik kesuksesan China tersebut?. Bagaimanakah cara menciptakan peradaban yang begitu agung, megah dan maju pesat dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi.

Buku ”China Negara Raksasa Asia, Rahasia Sukses China Menguasai Dunia ” berusaha menyingkap rahasia dibalik kemajuan China. Kemajuan China dalam berbagai bidang, khususnya ekonomi mampu mencuri perhatian dunia. Bagaimanapun juga, dunia tercengang dengan perekonomian China yang melesat begitu cepat, jauh melebihi perkembangan perekonomian dunia pada umumnya. Tidak heran bila dari Presiden Hu Jintao dalam forum tahunan konferensi Boao di Hainan pada tahun 2004 pernah mengatakan bahwa perekonomian China tumbuh sangat pesat. Pertumbuhan ekonomi China ini- lanjut Hu Jintao adalah karena investasi China yang datang dari dalam dan luar negeri dalam jumlah yang luar biasa.

Sebagai contoh, Jika pada 1985 investasi China hanya mencapai $ 1 miliar, maka pada 2002 investasi ini mampu menembus angka $ 50 miliar lebih. Lewat investasi ini China membangun perekonomianya lewat sektor industri, infrastruktur, dan properti. Dari sektor inilah perekonomian China mampu tumbuh pesat hingga mencapai sekitar 7-8 persen setiap tahun. Wajar bila Ekonom CSIS (Center For Strategic And International Studies)Marie Eka Pangestu dalam acara seminar di kantor CSIS mengatakan bahwa China adalah naga raksasa china yang akan segera menggeser Amerika.

Akar Sejarah

Bagi penulis, kemajuan yang dicapai China sekarang ini tidak bisa lepas dari akar sejarah peradaban China yang telah dibangun selama ribuan tahun. Peradaban China lahir dari zaman Dinasti Sang (1766-1122 SM), Dinasti Zou (1122-256 SM), Dinasti Qin(221-206 SM), Dinasti Han (206 SM-221 M), Dinasti Sui (581-618 M), Dinasti Tang (618-906 M), Dinasti Song (960-1268), Dinasti Yuan (1279-1368 M), Dinasti Ming (1368-1644 M), Dinasti Qing (1644-1912 M) hingga zaman modern ini.

Selama kurun waktu tersebut China telah membangun peradabannya secara eksis, meski mengalami pasang naik dan pasang surut. Tidak salah bila Pearl Pearl S Buck, dalam ”The Good Earth” melukiskan tentang peradaban China yang dinilai menyimpan sejuta khasanah peradaban. ”Mengapa China mampu bertahan adalah karena penduduknya mampu membangun suatu peradaban yang praktis sehingga tidak mudah hancur. Peradaban ini tidaklah selalu memiliki struktur yang ketat. Orang china, disamping bukan termasuk orang yang mudah berubah, merupakan orang yang mampu menyesuaikan ketika tiba saatnya berubah. Pada dasarnya, orang China adalah orang yang praktis. Mereka tak terlalu terikat pada adat istiadat, atau tradisi, atau bahkan agama, hanya karena memang demikian. Tatkala mereka melihat bahwa ada sesuatu yang tak beres, mereka segera mengubahnya”. Tulisnya.

Namun, peradaban China bisa bertahan sedemikian kuat bukan tanpa sebab. Bagi penulis, peradaban China banyak dipengaruhi oleh pemikiran konfusius yang diajarkan oleh guru bangsa China, Kong Fuzi yang lahir pada tahun 551-472 SM di zaman Dinasti Zou(1122-256 SM). Kong Fuzi adalah ahli filsafat yang mengajarkan tentang prinsip kehidupan berdasarkan moral kebajikan(Ren). Ajaran kebajikan ini mendasari lahirnya filsafat konfusius yang menjadi landasan masyarakat China dalam ber-adat istiadat dan tatakerama (li) dan gaya hidup(Dao) untuk berkarya tanpa pamrih dan rela berkorban untuk orang lain.

Dengan spirit ajaran konfusius, masyarakat China mencapai puncak kejayaan. Sepeninggalnya konfusius, beragam berbagai cabang ilmu pengetahuan ditemukan. Salah satunya adalah di bidang teknologi, seperti ditemukannya kertas semasa Dinasti Han, alat gerobak di era Dinasti Wu, peta semasa Dinasti Jin, kompas semasa Dinasti Song, dan sederet penemuan lainnya.

Meski demikian, Ajaran konfusius tidak mendapat dukungan terus menerus dari para pemimpin China. Sewaktu China memasuki masa penyatuan dengan berdirinya Republik Rakyat China (RRC) di bawah kepemimpinan Mao Ze Dong, pada tanggal 1 Oktober 1949, ajaran konfusius pernah ditentang habis-habisan. Bagi Mao Ze Dong, konfusius adalah sebuah ajaran yang menghambat kemajuan China. Ia menilai konfusius adalah bentuk warisan feodal dan sarat kapital.

Itulah sebabnya, Mao melakukan gerakan revolusi dengan melibatkan kaum buruh tani sebagai kekuatan revolusioner dalam membangun kekuatan komunis China. Revolusi ini kemudian dikenal dengan istilah revolusi kebudayaan proletar. Untuk mewujudkan revolusi ini, maka berbagai proyek industri dibangun. Seperti pabrik peleburan baja di Wuhan dan Baodou(Mongolia Dalam), Pabrik Baja di Anshan, Pabrik mobil di Zhangzhun, pabrik traktor di Louyang dan Harbin serta pabrik pengilangan minyak di Lanzhou. Namun, yang menjadi ironis, revolusi ini telah menelan korban 250.000 hingga 500.000 jiwa akibat penderitaan fisik dan jiwa dari kamp-kamp kerja paksa.

Tahun 1976 Mao wafat. Kepemimpinan China kemudian dipegang Deng Xiaoping. Deng melakukan kebijakan reformasi melalui sistem tanggung jawab(Zerenzhi). Dalam sistem ini setiap pekerja tani tidak lagi bekerja bersama dalam sebuah komune, melainkan melakukan perjanjian dengan pemerintah administratif setempat untuk mengerjakan sebidang tanah tanah dan mendapatkan keuntungan langsung. Perlahan, tapi pasti, perekonomian China mengalami peningkatan. Tahun 1982 saja, Pendapatan petani mengalami kenaikan sebesar 6,6 persen setahun. Kebijakan reformasi Deng menimbulkan perekonomian China akhirnya berkembang pesat dari tahun ke tahun. tahun 1978-1995, misalnya GDP China tumbuh 8 persen. Begitu pula dengan tahun berikutnya yang berkembang begitu pesat Bagi Ainurrofiq, keberhasilan kepemimpinan Deng ini tidak lepas dari ajaran konfusius yang menjadi prinsip gerakan Deng dalam setiap pengambilan kebijakan.

Buku ini merupakan jejak rekam perjalanan China hingga mampu mencapai puncak kejayaan. Sebuah buku yang berusaha menguak fenomena keajaiban China dalam abad modern melalui kajian antropologis dan sosiologis.

*) Peresensi adalah Pustakawan dan Peneliti di STEIYo Yogyakarta.

Sumber: http://oase.kompas.com
-

Arsip Blog

Recent Posts