Sultan Berulang Tahun, Manusia Sempurna Berbakti kepada Rakyat

Yogyakarta - Bedhaya Harjunawijaya menjadi sajian utama peringatan ulang tahun (tingalan dalem) ke-66 Sultan Hamengku Buwono X menurut kalender Jawa atau usia ke-64 menurut tahun Masehi, Sabtu (17/2) malam.

Harjunawijaya menjadi wahana menyampaikan pesan. Tarian yang dibawakan sembilan perempuan ini berangkat dari ide Sultan tentang tokoh Harjuna sebagai ksatria sejati yang menjadi simbol kesempurnaan hidup manusia.

”Dalam menjalankan kehidupannya, Harjuna selalu bermuara dalam bakti kepada rakyat, bangsa, dan negara,” ujar Sultan yang bernama lahir Herjuno Darpito.

Bedhaya merupakan bentuk seni adiluhung yang dilestarikan Keraton Yogyakarta. Cerita bedhaya yang sakral diambil dari legenda yang secara tematis bermakna filosofis dan sosioreligius. Sebelumnya, Sultan menciptakan Bedhaya Amurwabumi yang dipentaskan saat malam penganugerahan gelar pahlawan nasional bagi Sultan HB IX.

Saat peringatan yang dilakukan di Bangsal Kencana, Sultan mengenakan surjan merah muda dengan motif bunga. Sultan hanya diapit istri GKR Hemas dan KGPAA Paku Alam IX. Sebelum tarian digelar, seniman Srihadi, Sardono W Kusumo, dan Minto Widodo menyerahkan lukisan diri Sultan dengan gaya realis ekspresif dengan waktu pembuatan dua tahun.

Srihadi menyatakan, Keraton merupakan pusat pengembangan tata nilai bagi masyarakat, alih pengetahuan, dan tumbuh kembang nilai kemanusiaan.

”Sampai saat ini, Keraton tetap menjadi kekuatan pelestarian kebudayaan dan giat mengembangkan kebudayaan modern sesuai tuntutan zaman,” ujar Srihadi.

Setelah lukisan diri diterima dan ditunjukkan kepada ribuan undangan dan rakyat yang datang mendukung acara, tari Harjunawijaya ditampilkan. Dua putri Sultan, yaitu GKR Pembayun dan GKR Condrokirono, turut menari selama sekitar satu jam itu.

Pengayom

Secara simbolis, Harjuna dipahami sebagai personifikasi nilai keteladanan pengayom dan pengayem rakyat. Banyaknya nama yang disandang Harjuna dalam dunia pewayangan menunjukkan Harjuna membawa misi memanusiakan manusia.

Harjuna memiliki berpuluh nama yang bisa juga bermakna seorang ksatria harus bisa ditemui di sembarang tempat, bisa menyatu di semua strata sosial.

Lewat tarian yang diciptakannya, Sultan ingin menyampaikan sejatinya Harjuna yang selama ini kerap dipahami sebagai tokoh yang doyan kawin.

Untuk menyampaikan kesejatian lewat tarian ini, RAy Sri Kadarjati Yuwandjono (66) yang juga menjadi pelatih sembilan penari mewujudkannya lewat tarian.

”Lewat Harjunawijaya, ingin disampiakan apa sebenarnya Harjuna dan apa arti nama Harjuna,” ujar Kadarjati.

Seperti halnya Harjuna, menurut Sultan, manusia sempurna memiliki kewajiban menyejahterakan dunia dengan memiliki ketajaman rasa, menjaga keselamatan negara, dan mengupayakan keselamatan manusia melalui kemanusiaannya sendiri. (INU/WKM)

Sumber: http://cetak.kompas.com
-

Arsip Blog

Recent Posts