Museum Arkeologi Kutim Segera Dibangun

Sangatta - Kekayaan sejarah adalah kekayaan yang sangat bernilai. Dan sejarah tak hanya berupa cerita, namun juga berupa peninggalan yang menjadi bukti peristiwa sejarah. Karena itu Pemkab Kutai Timur berkomitmen untuk menjaga peninggalan sejarah yang berada di Kutim.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kutim, Didi Suryadi, mengatakan Pemkab sedang mempersiapkan pembangunan museum arkeologi. "Saat ini sudah ada pembebasan lahan 5 hektar di Jalan Soekarno Hatta. Konsultan juga sudah membuat sket. Rencananya luas bangunan sekitar 800 meter persegi," katanya Selasa (11/5/2010).

Rencananya pembangunan museum tersebut akan dianggarkan di APBD mendatang. Pembangunan museum ini merupakan pengembangan cagar budaya yang berada di kantor BLH Kutim. Selama ini cagar budaya telah menjadi ajang wisata akademik dan wisata sejarah yang dikunjungi banyak kalangan.

Dalam ruangan cagar budaya, tersimpan berbagai peninggalan sejarah. Seperti fosil manusia dan hewan, artefak dan gerabah, maupun foto-foto yang diambil tim peneliti nasional dan internasional yang berkunjung ke Kutim.

Secara khusus, Didi menyebutkan benda peninggalan sejarah tersebut berasal dari pegunungan karst atau pegunungan kapur atau limestone di wilayah Sangkulirang, Bengalon, dan Sandaran. Peninggalan sejarah tersebut diserahterimakan pada tahun 2009 dari Balai Arkeologi Wilayah Kalimantan, di Banjarmasin. Kerjasama telah dijajaki sejak tahun 2007.

Kini, berbagai peninggalan sejarah telah terpajang dalam lemari kaca di ruang galeri. Namun karena keterbatasan tempat, masih banyak barang yang belum dipajang. "Masih banyak yang berada di peti. Karena itu keberadaan museum diharapkan bisa memadai, sekaligus menjadi ajang wisata," katanya. Pihaknya juga telah melakukan studi banding ke museum arkeologi Yogyakarta untuk mematangkan konsep museum Kutim.

Selain pembangunan museum, Pemkab juga menilai diperlukan payung hukum untuk menjaga kelestarian cagar budaya. "Karena itu kami berharap Perda Pusaka Alam dan Pusaka Budaya di Kawasan Karst Kutai Timur bisa segera diselesaikan," katanya. (Tribun Kaltim/Kholish Chered)

Sumber: http://regional.kompas.com
-

Arsip Blog

Recent Posts