Pangkak Gasing Melestarikan Permainan Rakyat

Singkawang - Matahari menyengat, pukul 14.00 kemarin. Belasan anak-anak usia SD dan SMP berkumpul di bawah rumah betang Singkawang di Jalan Baru Norio, Sijangkung, Singkawang Selatan. Mereka bersiap-siap mengikuti lomba pangkak gasing. Masing-masing di tangan anak-anak itu terkepal gasing yang dibuat dari kayu belian atau ulin. Di halaman rumah betang, seorang panitia membentangkan seutas tali. Kemudian membuat garis melingkar, sebagai arena pangkak gasing. Belum selesai, peserta tidak sabar, ingin mencoba memutar gasing mereka di dalam lingkarang tersebut. “Sini-sini, kumpul dulu. Cabut undi, tentukan lawan,” teriak panitia pangkak gasing Gawai Naik Dango 2010 Kota Singkawang, Rahimin.

Sepuluh anak yang menjadi peserta. Mereka berasal dari berbagai daerah di Kota Singkawang. Jumlah ini lebih sedikit dibanding peserta dewasa. Sehari sebelumnya, tingkat dewasa pesertanya berjumlah 18 orang. “Setiap orang ambil satu kertasnya. Kemudian sebutkan nomor dalam kertas itu,” kata Rahimin mengocok-ngocok kertas undian menggunakan topinya.Cabut undi selesai, saatnya pangkak gasing dimulai. Setiap pertandingan diikuti dua anak. Masing-masing pemenang akan bertemu pada tahapan berikutnya. Panitia tidak menentukan ukuran gasing, pun dengan bahan dan talinya. Meski berbeda ukuran, hampir semua gasing dibuat dengan kayu belian. Juga tali, semuanya menggunakan tali dari kulit pohon kepuak.

Rahimin mengatakan, pangkak gasing merupakan kegiatan utama gawai naik dango. Berbeda dengan sumpit, gasing merupakan permainan rakyat yang sudah mulai punah. “Ini sebenar puncaknya, karena gasing jarang dimainkan anak-anak sekarang. Panitia ingin melestarikannya, salah satunya mengajak anak-anak sebagai peserta,” tuturnya.Salah seorang peserta, Didit mengakui, dirinya jarang memainkan permainan ini sehari-hari. Dia senang ada lomba pangkak gasing setiap gawai naik dango. Bertemu dengan teman-teman berbeda kampung dan kecamatan. “Kalau di kampung jarang lagi anak-anak main gasing. Syukur ada pertandingannya di gawai,” ujar Didit yang meraih juara tiga pangkak gasing tingkat anak-anak tahun lalu.

Peserta lainnya dari Singkawang Timur, Abun menuturkan hal serupa. Dirinya senang dengan kegiatan seperti ini, walau sifatnya hanya parisipatif. Tapi dia menyayangkan sedikitnya anak-anak yang mau turut serta. “Pesertanya hanya sedikit, kalau ramai-ramai makin asik,” ujarnya.Untuk pemenang pangkak gasing, panitia menyediakan tropy, sertifikat serta uang pembinaan sebagai hadiah. “Bukan lihat hadiahnya, tapi nilai-nilai kebudayaan dan pelestarian permainan rakyat yang menjadi pokok kegiatan ini,” tambah Rahimin.(Hendy Erwindi)

Sumber: http://www.pontianakpost.com
-

Arsip Blog

Recent Posts