Sebulan, 3 Ribu Kondom Disebar Gratis

Pontianak - Rencana pendirian Pabrik Lateks yang sebagian di antaranya memproduksi kondom di Landak, bisa berdampak pada upaya pencegahan HIV/AIDS di Kalbar. Hanya saja tergantung faktor pengguna yang cenderung menginginkan kondom gratis.

“Kalau dengan berdirinya pabrik tersebut, mereka pun membantu kita untuk membagikannya secara gratis, baru dampaknya ada untuk kita,” ujar Rizal Ardiansyah, aktivis HIV/AIDS Kalbar yang tergabung dalam Global Fund kepada Equator, Jumat (30/4) kemarin.

Kondom memang bukan upaya jitu memberantas penyakit yang mematikan itu. Sebab lebih utama adalah perubahan perilaku dan memperketat aturan berbasis agama. “Kondom dapat mengurangi risiko itu. Yang harus dipahami bahwa kondom bukan berarti melegalkan seks bebas. Sebab orientasinya untuk pencegahan penyakit kelamin menular,” ujar Rizal.

Namun, kata dia, bukan berarti pendirian pabrik itu nantinya bisa berdampak menahan laju penyebaran HIV. Setidaknya dengan berdirinya pabrik nanti, diharapkan kondom akan lebih mudah diperoleh. Dengan kualitas yang sama, harga pun akan lebih murah dibandingkan kondom-kondom dari Jakarta. Selain itu, akan membantu petani karet.

Menurutnya, walaupun penggunaan kondom dapat menekan HIV. Hal ini sama saja apabila kondom tersebut untuk dijual. Sebab kenyataan warga lebih cenderung mau yang gratis dari pada beli. “Jadi selama ini kita belum tahu apakah pendirian tersebut untuk membantu penekanan penyebaran HIV. Atau hanya cuma untuk komersil,” katanya.

Rizal mengakui, selama ini stok kondom di Kalbar cukup. Yang jadi permasalahan apakah kesadaran orang untuk memakai kondom itu meningkat?. Sebab selama ini pun kondom mudah diperoleh di apotek, maupun di toko-toko.

Dijelaskan Rizal, dalam sebulan pihaknya menyebarkan 3 ribu kondom secara gratis kepada kelompok risiko tinggi terjangkit HIV. Kondom-kondom tersebut atas bantuan dari pemerintahan pusat.

Yang jelas dengan adanya pabrik kondom nanti, memang kondom akan lebih mudah didapat, sebab pabriknya dekat. Harga pun lebih murah dengan kualitas yang sama.

Minim kontrasepsi
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB) Kota Pontianak mencatat jumlah pengguna kondom di wilayah Kota Pontianak sebagai kontrasepsi hanya 1,19 persen saja.

“Penggunaan kondom sebagai kontrasepsi ini memang kecil karena masyarakat lebih memilih pil dan suntik untuk ber-KB,” jelas Kepala BP2KB Kota Pontianak, Darmanelly diruang kerjanya Jumat (30/4).

Selama ini, kata Darmanelly, masyarakat lebih cenderung memilih kontrasepsi lain seperti IUD, implant, vasektomi, tubektomi, pil serta suntik.

Alat kontrasepsi kondom memang disediakan hanya saja tidak mencapai target. Dibandingkan dengan angka Standar Pelayanan Masyarakat (SPM) secara nasional cakupan KB pria dengan menggunakan kondom ini sebanyak 8 persen.

“Tetapi untuk Kota Pontianak ini baru mencapai 1,19 persen saja. Begitu pula dengan angka Medis Operasi Pria (MOP) yang hanya 0,64 persen,” jelas Darmanelly.

Menurut Darmanelly, berdasarkan analisis di lapangan sebagian masyarakat mengaku ribet dalam penggunaan. Padahal, dengan menggunakan kondom dapat juga mencegah kehamilan serta Penyakit Menular Seksual (PMS).

“Karena untuk cara memakai kondom yang harus dipasangkan dulu, dan efektifitas kondom itu juga lebih kecil dibandingkan dengan pil atau suntik,” papar Darmanelly.

Jika melihat dari ketersediaan kondom itu, dijelaskan Darmanelly sangat cukup. Hal ini dikarenakan peminat kondom sebagai kontrasepsi sangat minim. BP2KB tidak merekap para pengguna kondom di kalangan remaja. Mengingat, sasarannya sendiri yakni Pasangan Usia Subur (PUS).

Penggunaan kondom ini, kata Darmanelly, BP2KB mempromosikan untuk pencegahan kehamilan dan PMS. “Tetapi kami tidak anjurkan pemakaian kondom pada remaja,” tegas Darmanelly.

Ditanya mengenai rencana pembangunan pabrik lateks yang salah satunya akan digunakan sebagai industri kondom, Darmanelly tidak keberatan dengan rencana tersebut. “Boleh-boleh saja, apalagi Kalbar ini tinggi angka HIV/AIDS. Bisa jadi nantinya kebijakan cenderung dalam penanggulangan HIV/AIDS,” jelas Darmanelly bijak.

Lebih lanjut Darmanelly mengatakan untuk angka cakupan KB sangat memadai. “Apalagi tahun 2009 lalu diluar target yakni 123 persen capaian KB Kota Pontianak,” katanya singkat.

Data BP2KB Kota Pontianak mencatat pengguna KB untuk jenis pil mencapai 33,86 persen, suntik sebanyak 33,82 persen, kondom sebanyak 1,19 persen, IUD sebanyak 25,81 persen, implant sebanyak 1,87 persen, MOW sebanyak 2,83 persen, MOP sebanyak 0,62 persen dan lain-lain sebanyak 5,03 persen. (arm/ian)

Sumber: http://www.equator-news.com
-

Arsip Blog

Recent Posts