Tapak Manusia Purba Ditemukan

Pagaralam, Sumbar - Batu megalit berupa tapak kaki manusia purba ditemukan di Sungai Indikat, Dusun Talang Kubangan, Kelurahan Kancediwe, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan.

Pengamatan di lokasi penemuan itu, Minggu, menunjukkan batu megalit berada di atas permukaan batu di tengah alur sungai. Batu ini ditemukan warga setempat saat memancing di sungai tersebut.

Lokasi megalit ini berjarak sekitar tiga kilometer dari tempat penemuan megalit tapak kaki manusia purba bertulis hurup Ulu di kebun kopi milik Manto.

Posisi batu tersebut berada di sungai berjarak sekitar 25 km dari Kota Pagaralam. Di permukaan batu hanya ada ukiran tapak kaki manusia berukuran cukup besar lebar 15 cm dan panjang 40 cm.

Guratan bentuk tapak kaki tersebut cukup dalam sekitar 3 cm, sehingga dapat terlihat dengan jelas meskipun dari jarak sekitar 4 meter.

Posisi tapak batu itu sulit dijangkau, karena berada di dalam sungai berarus cukup deras.

"Batu yang terdapat tapak manusia cukup besar ini berukuran panjang 3 meter lebar 5 cm, lokasi ditemukan di Sungai Indikat perbatasan Dusun Talang Kubangan, Kelurahan Lubuk Buntak, Kecamatan Dempo Selatan dengan daerah Kabupaten Lahat, berjarak 4 km dari Dusun Talangkubangan," kata penemu batu megalit, Manto.

Ia menyatakan, daerah itu cukup banyak bebatuan ukuran besar, tapi yang merupakan peninggalan nenek moyang masyarakat Besemah hanya ada beberapa telah berhasil ditemukan, seperti gua, ranjang batu, megalit tapak batu dan masih ada gua lainnya.

"Kami secara tidak sengaja menemukan batu terlihat ada guratan telapak manusia purba, pada saat memancing," kata dia lagi.

Temuan batu-batu kuno itu, oleh warga biasanta saat membersihkan kebun kopi dan mengembara dalam hutan di daerah ini.

Namun kemungkinan masih cukup banyak batu megalit atau peninggalan yang memiliki nilai sejah lainnya masih belum tergali, ujar dia lagi.

Dia mengatakan, diperkirakan batu megalit itu sudah berumur ribuan tahun, dengan kondisinya banyak sudah tidak utuh lagi, dan ada bagian sudah mulai terkikis, seperti tulisan juga sudah mulai memudar dan batu juga banyak retak.

Menurut dia, meskipun belum ada kepedulian pemerintah, tapi atas kesadaran warga setempat telah melakukan pembersihan sendiri di sekitar batu tersebut agar bisa terlihat dengan jelas bentuk dan ukuran yang sebenarnya.

Diperkirakan, bila digali lagi kemungkinan ada banyak macam tulisan atau guratan lainnya. Apalagi, selama ini memang Kota Pagaralam cukup banyak menyimpan temuan megalit peninggalan zaman dahulu, namun pemeliharaanya masih belum dilakukan secara baik.

Peneliti Balai Arkeologi Palembang, Kristantina Indriastuti, megatakan, apa pun bentuk penemuan itu masih perlu dibuktikan secara ilmiah melalui penelitian lebih lanjut, terutama untuk mengetahui seluk beluk batu megalit yang terdapat tapak kaki manusia purba dan tulisan diperkirakan huruf Ulu tersebut.

"Demikian juga dengan penemuan gua dan ranjang batu masih perlu pembuktian secara ilmiah melalui penelitian dan bukti lainnya, seperti sisa-sisa arang, subsistensi makanan, aktivitas penguburan, aktivitas perbengkelan, pembuatan alat batu, dan peralatan manusia berupa alat-alat dari zaman lithic," ujar dia pula.

Temuan lain, termasuk peralatan berupa kapak-kapak batu, serpih, serut dan benda-benda lainnya perlu diteliti lebih mendalam.

Kristantina menegaskan, sudah mengagendakan tahun 2011 penelitian Balai Arkeologi di daerah Pagaralam. (JY)

Sumber: http://oase.kompas.com
-

Arsip Blog

Recent Posts