Suku Cia-cia Gelar Pesta Adat Mata`a

Baubau, Sultra - Masyarakat suku Cia-cia Laporo, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, mengelar pesta adat Ma’taa (bersenang-senang) karena berhasil dalam masa panen musim timur dan musim barat.

Pesta adat ini sudah dilakukan secara turun temurun sejak ratusan tahun yang lalu, yang dimulai atas izin dan kebijakan Sultan Buton saat itu. Tokoh adat suku Cia-cia Laporo, Kota Baubau, Junudin di Baubau, Rabu mengatakan, pesta ada ini digelar menjelang masa tanam berikutnya. Makanan dan minuman yang disajikan dalam pesta tersebut merupapakan bentuk rasa terima kasih kepada yang maha kuasa.

"Dalam acara ini disajikan makanan dan minuman yang digelar di ’galampa’ (tempat pertemuan masyarakat) ataupun pelataran ’galampa’ yang dihadiri oleh semua masyarakat," katanya.

Ia menjelaskan, ada beberapa prosesi yang dilakukan dalam pesta ada Ma’taa yaitu "pisampea" atau mengheningkan cipta untuk mengenang arwa leluhur para tokoh pejuang adat.

"Pada prosesi ini kami mendoakan mereka semoga diampuni dosanya, juga para pengikut adat supaya diberi kekuatan untuk dapat melestarikan budaya yang telah mereka prakarsai," katanya.

Prosesi selanjutnya yaitu ’buloliano galampa’ yang berarti berjalan mengintari baruga sebanyak empat kali sembari membawa "wawonii" atau makanan yang disimpan pada sebuah wadah yang berbentuk segi empat yang mengandung makna bahwa masyarakat Laporo dalam melaksanakan kegiatannya selalu mendapat lindungan Tuhan dalam semua sisi kehidupan.

"Bentuk segi empat menandakan bahwa masyarakat Laporo yang mendiami empat arah yakni utara, selatan, timur dan barat dari semua sisi kehidupan diberi limpahan rezeki yang melimpah dari yang Maha Muasa," jelas Junudin.

Juniddin mengatakan, setelah prosesi buloliano, pemuka adat memimpin doa dengan tujuan agar masyarakat "patowala patosingku" dalam melaksanakan segala kegiatan atau usahanya selalu diberi perlindungan, kekuatan dan diberi kemudahan rezeki atas apa yang diusahakannya oleh yang Maha Kuasa.

Sementara itu, Wali Kota Baubau Amirul Tamim dalam sambutannya mengatakan, pememerintah kota akan senantiasa memberikan penghargaan kepada masyarakat atas upaya pelestarian nilai-nilai budaya dan adat, seperti halnya yang dilakukan masyarakat Sorawolio dengan pesta adatnya.

"Saya sangat bangga terhadap masyarakat Cia-cia Laporo yang memasukan pesta adat ini dalam rangkaian Festival Perairan Pulau Makassar (III), sehingga bisa disaksikan para tamu dari berbagai negara seperti saat ini," katanya.

Ia menambahkan, Pemerintah Kota Baubau berjanji akan tetap melestarikan semua budaya yang ada di kota Baubau terutama warisan Kesultanan Buton sehingga tetap terjaga sepanjang waktu.

-

Arsip Blog

Recent Posts