Gaji Dibayar, Spirit Majapahit Lanjut

Jakarta - Pihak Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI telah membayar gaji awak kapal Eskpedisi Spirit Majapahit, yang sejak 6 Agustus lalu tidak bisa melanjutkan perjalanan ke Okinawa, Jepang. Ekspedisi akan dijadwal ulang, sedangkan awak kapal kembali ke Indonesia.

Sekretaris Direktur Jenderal Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Soeroso mengatakan hal itu, Minggu (15/8) di Jakarta. Masalah gaji, uang transportasi sudah dibayarkan oleh tim yang berangkat ke Manila, Filipina. Ekspedisi akan dilanjutkan menunggu cuaca baik dan penjadwalan kembali dengan anak buah kapal (ABK) baru, katanya.

Seperti diberitakan, ekspedisi kapal tradisional Spirit Majapahit untuk sementara terhenti di Filipina. Selain ada kerusakan dan ancaman badai taifun, para awak (ABK) juga enggan melanjutkan perjalanan karena upah belum mereka terima dan tak ada kejelasan soal asuransi (Kompas, 12 Agustus 2010).

Pelaksana Fungsi Sosial Budaya KBRI di Manila Vera Kilapong, sebelumnya mengatakan, kapal yang dinakhodai Mayor (L) Eko Deni Nugroho (39) dulunya komandan KRI Arung Samudera, mempunyai awak dari suku Bajo sebanyak lima orang, yakni Abdul Rasyid (46), Abdul Usman (50), Abdullah Wahid (42), Mohammad Ramlan (53), dan Surji (42). Tiga mahasiswa yaitu Adhi Perwira (28), Asyhadi Mufsi Sadzali Batubara (26), dan Putu Adri Wisanta (20). Tiga orang dari Japan Majapahit Association , yaitu Yoshiyuki Yamamoto (61), Shinkai Hiroyuki (30), dan Fujii Toruu (31).

Kapal tradisional berukuran panjang 20 meter, lebar 4,3 meter, dan tinggi 6 meter itu dibuat atas kerja sama Japan Majapahit Association dan Pemerintah Indonesia. Dibuat oleh 15 perajin dari Sumenep, Madura, diberangkatkan ke Jakarta, 27 Juni 2010. Lalu, 4 Juli kapal bertolak dari Jakarta ke Brunei, terus ke Filipina. Tanggal 4 Agustus lalu, kapal merapat di Pelabuhan Manila, katanya.

Soeroso mengatakan, sembilan orang Indonesia itu sudah kembali ke Tanah Air dan penggantinya sedang disiapkan, guna meneruskan ekspedisi ke Jepang, China, Vietnam, Thailand, Singapura, dan Malaysia.

Secara terpisah, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata I Gusti Ngurah Putra, mengatakan, sebagian awak yang ikut kapal ekspedisi Spirit Majapahit tidak mengantungi sertifikat sebagaimana yang diharuskan. Kalau mereka berjiwa pelaut sejati, tentu, perjalanan tidak terhenti dan tak akan pulang dengan pesawat terbang. Karena sebagian trauma, mereka kembali ke Indonesia, katanya.

Menurut I Gusti Ngurah Putra, ekspedisi kapal Spirit Majapahit misinya adalah menggali kembali nilai-nilai luhur budaya maritim Kerajaan Majapahit.

-

Arsip Blog

Recent Posts