Koran Melayu Warkah Marwah Resmi Beredar

Pontianak, Kalbar - Melayu Kalbar sudah lama mengimpikan lahirnya koran khusus Melayu. Sebab, koran yang banyak beredar saat ini tidak satupun secara eksklusif memublikasikan segala persoalan Melayu di Kalbar. Buletin mingguan Warkah Marwah (WM) telah di-launching 6 Agustus di Matahari Mall untuk menjawab persoalan tersebut.

“Alhamdulillah, koran atau buletin khusus Melayu telah terbit di Kalbar. Mungkin inilah koran pertama khusus Melayu di Bumi Khatulistiwa. Koran ini merupakan jawaban terhadap sedikitnya pemberitaan mengenai Melayu Kalbar,” kata Pemimpin Redaksi WM, H Iswan M Isa di sela-sela launching WM di Matahari Mal Pontianak, Jumat (6/7) lalu.

Dijelaskan Iswan, kelahiran WM selain untuk mendokumentasikan dan memublikasikan segala hal mengenai Melayu, juga ingin menjembatani berbagai organisasi Melayu. Banyak organisasi Melayu, tapi berjalan sendiri-sendiri. Dengan adanya WM ini, akan menjadi sarana atau mediator untuk mengajak berdialog, berkomunikasi, dan bersilaturahmi antarorganisasi yang ada.

“Sejauh ini sambutan seluruh pemimpin atau ketua organisasi Melayu sangat tinggi. Mereka memberikan dukungan penuh atas lahirnya Marwah ini. Semoga ini menjadi langkah awal untuk mendokumentasikan segala khazanah Melayu Kalbar,” harapnya.

Iswan yang juga Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Singkawang ini menambahkan, WM bukanlah lahir di bawah organisasi Melayu yang ada seperti MABM, LAMS, Lembayu, Permak, DMDI, maupun yang lain. WM berdiri secara independen dari orang-orang yang merasa peduli terhadap Melayu.

“Buletin Marwah ini dipasarkan secara internal di kalangan Melayu saja. Tidak diecerkan di pasar-pasar, melainkan untuk pelanggan saja. Walaupun khusus Melayu, bukan berarti etnis lain tidak boleh berlangganan. Siapa saja boleh berlangganan, toh isinya juga untuk meningkatkan wawasan rakyat Kalbar juga,” ujarnya.

Di tempat sama, wartawan senior Kalbar, Halim Ramli menyambut baik peluncuran WM. Paling tidak kehadiran WM memberikan andil untuk pencerahan pemikiran maupun wawasan orang Melayu. Dengan adanya WM juga pasti banyak mendokumentasikan seni dan budaya Melayu itu sendiri.

Tidak ketinggalan, Ketua MABM Kubu Raya, Drs Jipridin M Si ikut memberikan dukungan terhadap lahirnya WM. Selama ini, media massa lebih banyak bersifat umum. Jarang yang secara khusus bicara soal Melayu.

“Warkah Marwah diharapkan bisa meningkatkan pemahaman nilai-nilai Melayu bagi orang Melayu sendiri. Banyak orang Melayu justru tidak tahu jati dirinya. Adanya Marwah ini diharapkan bisa secara kontinu mempublikan seperti apa jati diri Melayu itu,” harapnya.

Ternyata, tidak hanya eksklusif Melayu yang hadir dalam acara launching itu. Ketua Majelis Adat Budaya Tionghoa (MABT), Harso Suwito ikut hadir. Dalam kesempatan itu, dia juga didaulat memberikan tanggapan terhadap lahirnya WM.

“Saya mewakili etnis Tionghoa menyambut baik terbitnya Buletin Marwah ini. Dengan adanya buletin ini, kami tentunya akan memahami apa itu Melayu. Kalau kita sudah paham, tentunya akan menimbulkan sifat saling pengertian,” kata Harso disambut tepuk tangan seluruh hadirin yang memadati lantai I Matahari Mal.

Sejumlah tokoh Melayu hadir dalam acara tersebut. Setelah terbit perdana, WM akan terus terbit setiap minggu. Untuk sementara lebih banyak beredar di Kota Pontianak dan sekitarnya. (ros/*)

-

Arsip Blog

Recent Posts