Tana Toraja Butuh Jaminan Pencitraan

Makassar, Sulsel - Staf Ahli Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Bidang Multikultural, Sri Rahayu Budiarti menilai pariwisata Tana Toraja butuh jaminan pencitraan yang kondusif. Sri Rahayu dalam kunjungan kerjanya di Makassar, Kamis (22/7/2010) sangat menyayangkan objek wisata Tana Toraja, Sulawesi Selatan yang terkenal dengan keunikan budayanya tidak lagi menjadi primadona negeri ini.

Padahal objek wisata di Toraja cukup dikenal di dunia Internasional bersama dengan objek wisata lainnya di Indonesia seperti Bali dan Yogyakarta. "Dari sejumlah daerah itu, hanya pariwisata Toraja yang sulit berkembang," katanya.

Sebanyak 18 ribu kamar hotel yang tersebar di Toraja, tingkat keterisiannya hanya tercatat sekitar 15 persen per tahun. "Kondisi ini butuh dukungan dari pemerintah daerah maupun stakeholder lainnya, Toraja saat ini hanya membutuhkan jaminan keamanan," pintanya.

Sebab, unsur penting kepariwisataan yang diatur dalam "Sapta Pesona" adalah menghadirkan rasa aman suatu daerah untuk menarik minat kunjungan tamu asing maupun domestik. "Ini yang sulit, karena aksi kekerasan yang biasanya terjadi di kota Makassar terkadang dianggap berdampak di daerah Tana Toraja. Padahal, jarak Toraja dan Makassar cukup jauh," ujar Sri.

Banyak pihak yang beranggapan aksi kekerasan yang terjadi di wilayah Sulawesi Selatan erat kaitannya dengan kondisi daerah yang ada di Tana Toraja, akibatnya rasa aman yang menjadi jaminan pariwisata Toraja sulit terealisir. "Pemberitaan melalui media elektronik khususnya televisi sebaiknya tidak terlalu menonjolkan budaya kekerasan di daerah ini. Paling tidak materi pemberitaan yang tidak terlalu penting, tidak dibesar-besarkan," katanya.

Sri berharap, pemerintah daerah di Sulsel bisa menjamin pencitraan daerah ini agar objek pariwisata Toraja kembali menjadi promadona negeri ini bersama daerah lainnya.

-

Arsip Blog

Recent Posts