Festival Budaya Pasar Terapung: Bule Belanda Pun Terkesan Berat

Banjarmasin, Kalsel - Diantara ribuan warga yang memadati kawasan bantaran Sungai Martapura di Jalan Jenderal Sudirman Banjarmasin, Sabtu (25/9/2010) siang, tampak dua turis asing.

Sama halnya dengan warga setempat, sepasang kekasih dari Belanda bernama Thomas dan Ellen itu terpana menyaksikan berbagai atraksi di Pawai Budaya yang menjadi pembuka Festival Budaya Pasar Terapung 2010, yang berlangsung hingga Senin (27/9/2010) besok.

Apalagi saat sekelompok remaja membawakan tarian Mahambat Manau Baduri di halaman siring. Thomas dan Ellen tampak terhanyut oleh gerak gemulai penari perempuan dan kemudian tak berkedip menyaksikan para penari pria bergantian memukulkan batang manau yang berduri ke badan salah satu rekannya.

"Atraksi berbahaya namun menarik," kata Thomas serius.

Baginya, apa yang disaksikan bersama pacarnya itu merupakan hal baru yang menarik. Apalagi bagi mereka yang kali pertama mengunjungi Kota Seribu Sungai.

"Kami sedang dalam perjalanan wisata. Kami sudah tiga hari di sini, besok mau ke Lombok," ujar Ellen yang mengaku tak sengaja datang ke festival budaya itu.

Saat ditanyakan mana favoritnya dari sekian tarian dan atraksi yang disuguhkan, Thomas mengaku terpukau atraksi Mahambat Manau Baduri. "I like it, it's cool," ucapnya sambil mengayunkan tangan kirinya, meniru gerakan tangan para penari memukulkan batang manau baduri ke badan rekan mereka.

Sayang Pawai Budaya hanya diikuti satu kota dan empat kabupaten; Banjarmasin, Banjar, Balangan, HSS dan HST.

Menurut Sekretaris Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporbudpar), Akhmad Gazali, satu kota dan tujuh kabupaten lain kemungkinan absen karena keterbatasan dana dan tenaga. Walau demikian, mereka tetap ikut meramaikan stan Kampung Banjar.

Kepala Dinas Sosial, Kebudayaan dan Pariwisata Tabalong, Bahrudin, mengatakan mereka tak hanya terkendala dana, namun juga personel. "Tenaga kami kurang sekali. Di kantor saja, untuk bidang kami ini hanya ada kepala bidang dan kepala seksi," jelasnya.

Sementara itu, acara pembukaan Festival Budaya Pasar Terapung 2010 yang didukung Banjarmasin Post Group, berjalan lancar. Seusai sambutan dari Wakil Wali Kota Banjarmasin, Irwan Anshari, festival dibuka oleh Wakil Gubernur Kalsel, Rudy Resnawan. Pembukaan ini ditandai dengan manabuk mayang, sebagai simbol bahwa festival telah dimulai hingga ditutup Senin besok.

Rudy berharap festival semacam ini mampu membangun citra positif untuk pariwisata Kalsel. "Kalsel memiliki magnet budaya, sehingga bisa dijadikan kebanggaan dan warisan budaya untuk suksesnya pembangunan wisata," ujarnya.

Setelah melepas peserta jukung tanglong, wagub juga berkesempatan membeli langsung buah-buahan dari seorang pedagang Pasar Terapung yang demi acara ini sengaja diboyong ke Sungai Martapura di depan Kantor Gubernur Kalsel.

Menurut Kepala Seksi Promosi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Banjarmasin, Yurdani, Pasar Terapung buatan itu sengaja diciptakan untuk lebih memasyarakatkannya ke warga.

Suasana tambah heboh, sebab seusai berbelanja di Pasar Terapung, Wagub Rudy bersama istrinya, Rosdeawaty, ikut menari bersama beberapa penari Mahambat Manau Baduri, utusan Kabupaten Balangan. Pengunjung pun ramai menyaksikan pemandangan langka itu.

-

Arsip Blog

Recent Posts