Gunung Batur Punya Potensi Jadi Taman Bumi

Denpasar, Bali - Penelitian yang dilakukan Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua, Bali, menunjukkan bahwa kawasan Kintamani dengan atraksi Gunung Batur memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai geopark atau taman bumi.

Produk wisata taman bumi perlu dikembangkan di Bali sebagai bentuk atraksi wisata baru, demikian disampaikan NI Made Eka Mahadewi, salah seorang tim peneliti Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Nusa Dua di Denpasar, Bali, Minggu (29/11).

Hasil penelitian STP Nusa Dua menunjukkan bahwa sejumlah 79 persen masyarakat di wilayah sekitar Gunung Batur menyetujui daerahnya dijadikan salah satu bentuk atraksi wisata alam yang baru dalam tatanan kepariwisataan Bali dan Indonesia, katanya.

Menurut Eka Mahadewi, di Indonesia saat ini terdapat dua tempat yang memenuhi persyaratan UNESCO untuk dijadikan taman bumi, yakni Pacitan (Jawa Timur) dan Gunung Batur (Bali).

Gunung Batur di Kintamani, Kabupaten Bangli, disiapkan menjadi salah satu taman bumi yang diharapkan menjadi bagian geopark dunia. Penelitian tersebut dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi mengenai hal itu.

Pemerintah dalam hal ini Presiden, melalui Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, mencanangkan wilayah Gunung Batur sebagai Geopark Bali. Penelitian tentang daya tarik wisata Gunung Batur sebagai Geopark Bali, dipresentasikan melalui seminar nasional yang diselenggarakan di Museum Geologi Kintamani, Sabtu (28/11).

Seminar diikuti lebih 100 orang dari kalangan pemangku pariwisata, menghadirkan pembicara Achyaruddin Yusuf dari Bidang Destinasi Pariwisata Depbudpar, Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), dan pengamat pariwisata Gede Nurjaya.

Ketua STP Nusa Dua I Made Sudjana menyebutkan bahwa hasil penelitian juga menemukan slogan bagi wilayah Gunung Batur, yakni When Nature Meets Beauty, yang bermakna keserasian antara daya tarik kekayaan alam dengan keindahan budaya masyarakat lokal.

Sebagai bentuk wisata kebumian, Batur menawarkan wisata rekreasi dan petualangan. Daerah sekitar Gunung Batur dapat digunakan sebagai sarana wisata edukasi, penyelamatan lingkungan dan wisata batu-batuan (geotourism).

Geopark dikemas menjadi bentuk geotourism atau geowisata yang merupakan salah satu bentuk perjalanan wisata minat khusus yang didasari oleh ketertarikan / rasa ingin tahu pada keragaman fenomena kebumian (geodiversity).

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan Batur sebagai Geopark Bali, yakni perlunya kesungguhan/keseriusan Pemkab Bangli, Pemerintah Provinsi Bali dan Depbudpar dalam membuat rencana induk pengembangan wilayah Gunung Batur yang merupakan kawasan Kintamani.

Perlu dilakukan kajian yang komprehensif dan menyeluruh dengan berbagai kalangan yang terlibat dalam kegiatan kepariwisataan Gunung Batur guna mewujudkan taman bumi yang memenuhi standar internasional, demikian hasil penelitian itu. (Ant/OL-03)

-

Arsip Blog

Recent Posts