Kesenian Bali Bangkitkan Semangat Membangun

Denpasar, Bali - Proses berkesenian yang pengembangannya terus diintensifkan di daerah tujuan wisata Pulau Bali telah mampu menampung dan menumbuhkan daya cipta seniman, sekaligus membangkitkan gairah membangun.

"Aneka jenis kesenian yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat hingga sekarang tetap eksis," kata Kadek Suartaya, SS.Kar, MSi, dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Minggu.

Kandidat doktor program S-3 kajian budaya Universitas Udayana itu menambahkan, hampir semua jenis kesenian Bali mengandung tendensi untuk menunjang dan mengabdikan kehidupan pada agama Hindu yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Pulau Dewata.

Perkembangan berkesenian itu melalui proses panjang, dari dasar-dasar kesenian yang pernah ada pada zaman pra Hindu hingga masuknya kebudayaan Hindu ke Bali.

Hampir semua jenis kesenian dikaitkan dengan berbagai kesusasteraan yang menjadi sumber dalam ajaran Hindu. Meskipun demikian dalam perkembangannya kesenian Bali sangat menghargai perbedaan dan bisa menerima unsur-unsur luar yang dapat memperkaya khasanah, sehingga menjadi lebih unik dan bermutu.

Oleh sebab itu kesenian Bali sejak dulu mendapat pengaruh dari unsur kebudayaan luar seperti China, Belanda dan Mesir. Perpaduan pengaruh luar itu tetap mencerminkan nuansa seni budaya Bali.

Pengaruh unsur budaya asing seperti dari China misalnya, menurut Suartaya, hingga sekarang tetap melekat pada kesenian arja. Demikian pula pengaruh dari Mesir dan Belanda juga masih tampak jelas dalam seni ukir bagunan tradisional Bali.

Berkat keselektifan dan faktor kehati-hatian para seniman maupun para leluhur, pengaruh luar tersebut tidak bertentangan dengan norma serta estetika seni dan budaya yang dianut masyarakat setempat.

Pengaruh unsur asing yang positif itu justru memperkaya wawasan dan khasanah seni dan budaya Bali. Jika dicermati dengan seksama, pengaruh asing pada ukiran bangunan Bali tampak jelas seperti pada corak "partra", pengaruh unsur kebudayaan Cina.

Sementara corak "Ulanda" dipengaruhi unsur kebudayaan Belanda dan Mesir. Ukiran yang umumnya menjadi ornamen bangunan rumah corak Bali, belakangan berkembang untuk menghiasi bangunan konstruksi beton, tutur Suartaya.

-

Arsip Blog

Recent Posts