Kota Tua Direvitalisasi jadi Kota Seni

Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana merancang dan merevitalisasi Kota Tua menjadi Kota Seni, khususnya bidang sinematografi atau sebagai pusat pembuatan film-film Indonesia yang saat ini mulai banyak digemari masyarakat.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Arie Budhiman, Kota Tua sudah saatnya ditingkatkan fungsi dan peranannya, karena selama ini hanya digunakan sebagai tempat wisata maupun kegiatan olahraga atau kegiatan lainnya.

''Karena itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana menjadikan Kota Tua sebagai kota pusat acara seni budaya, khususnya bidang sinematografi dan pembuatan film-film Indonesia. Paling tidak, Kota Tua bisa dijadikan 'Hollywood'-nya Indonesia," kata Arie Budhiman di Jakarta, Senin (30/11).

Dalam waktu dekat, lanjutnya, kampus Institut Kesenian Jakarta (IKJ) akan banyak sekali melakukan kegiatan seni di Kota Tua, mulai dari pembuatan video klip, pagelaran seni, pameran lukisan, hingga pembuatan film komersial maupun dokumenter.

Dengan keberadaan mahasiswa seni IKJ itu, 'denyut' kesenian di Kota Tua diperkirakan semakin bertambah dan banyak orang yang melihat potensi Kota Tua. Menurut dia, memindahkan kegiatan pendidikan untuk menghidupkan suatu kawasan terbukti efektif.

Arie mencontohkan, kawasan Soho di New York. Dulu, sebelum ada kegiatan pendidikan seni di sana, perkembangan kota itu tertinggal dan stagnan.

Namun, lanjut dia, ketika fakultas seni sebuah universitas dipindahkan ke wilayah itu dan segala kreativitas mahasiswanya dijual di Soho, kini kota itu menjadi pusat kreativitas seni.

Dampak positif lainnya, katanya, meningkatkan pertumbuhan perekonomian di kawasan itu. Bahkan, turis mancanegara lebih sering datang ke kawasan Soho.

"Kami akan menjadikan Kota Tua seperti itu. Agar semakin hidup, tidak membosankan, dan menjadi pusat kreativitas seni," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga membuka peluang seluasnya untuk pementasan kegiatan kesenian selama 24 jam di Kota Tua. Tidak hanya sinematografi, musik, dan fesyen, tetapi kegiatan lain yang mengundang kreativitas seni anak muda. Jika status Kota Seni sudah disandangnya, katanya, maka ke depan Kota Tua akan menjadi pusat industri kreatif.

Arie mengakui, pemerintah belum mengetahui secara pasti posisi atau letak tepatnya kampus IKJ baru yang akan dibangun di kawasan Kota Tua. Pastinya, tahun depan, sebelum IKJ berdiri, akan lebih banyak lagi acara kesenian yang akan digelar di Kota Tua.

Saat ini, beberapa festival sudah digelar seperti Festival Kota Tua, Festival Kesenian Betawi bahkan Car Free Day (Hari Bebas Kendaraan) pun diadakan di kawasan Kota Tua.

Terkait penggunaan lokasi Kota Tua oleh IKJ, Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Aurora Tambunan menjelaskan, pada 2012 nanti seluruh mahasiswa S1 IKJ sudah dapat menggunakan area Kota Tua sebagai lokasi kampus yang baru. Namun bagi mahasiswa S2 masih akan tetap belajar di kampus Cikini.

Mantan Kepala Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI ini juga menuturkan bahwa saat ini tengah disusun program acara yang akan menarik minat pengunjung dengan tema "Weekend Kota Tua".

"Pemprov DKI dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga sudah membentuk tim Revitalisasi Bangunan Heritage untuk mengubah 29 bangunan milik pemerintah," kata Aurora.

Untuk tahap pertama, awal 2010 nanti sekitar 5 bangunan akan direvitalisasi untuk pengembangan industri kreatif. Konsepnya, ingin menjadikan Kota Tua sebagai bagian dari industri kreatif serta wadah bagi IKJ untuk membuat pertunjukan atau aksi kesenian lainnya.

Saat ini, di kawasan Kota Tua terdapat 284 unit bangunan kuno. Sebanyak 23 bangunan di antaranya milik BUMN, dan enam bangunan milik Pemprov DKI. Sedangkan sisanya, 255 bangunan milik instansi swasta dan perorangan.

Tahun ini memang direncanakan sebagai tahun pencarian kerangka desain pembenahan Kota Tua, sementara tahun 2011 sebagai tahun pelaksanaan pembangunan kawasan terpadu Kota Tua sebagai kawasan warisan budaya leluhur.

Sedangkan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kota Tua Chandrian Attahiyat memaparkan, pada 2008, Pemprov DKI telah menganggarkan Rp110 miliar untuk tahap awal revitalisasi Kota Tua.

Mayoritas anggaran itu atau Rp76 miliar di antaranya untuk penanganan masalah saluran air, seperti saluran air Kali Besar Barat sepanjang 1,2 kilometer. Untuk menunjang sanitasi, Pemprov DKI juga menyediakan pengolahan limbah yang berada di dekat kali sebanyak 4 instalasi pengolahan limbah. (Ant/Ol-5)

-

Arsip Blog

Recent Posts