Nelayan Sampit Gelar Ritual Laut

Sampit, Kalimantan Tengah - Upacara adat simah laut di Desa Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, diyakini sebagai wujud kepercayaan masyarakat setempat. Kegiatan yang dilakukan warga yang umumnya berdomisili di tepian pantai Ujung Pandaran itu dilaksanakan setiap November dan Desember, saat memasuki memasuki musim angin barat seperti saat ini.

Upacara adat simah laut dan pesta pantai yang dilaksanakan kemarin (29/11) tersebut dibuka Bupati Kotim H M. Wayudi K. Anwar. Dia menyatakan, simah laut merupakan wujud kepercayaan dan ketaatan yang diyakini memiliki kekuatan dan pengaruh langsung terhadap situasi dan kondisi sosial masyarakat setempat. Ritual adat tersebut, menurut dia, bersifat positif jika dilaksanakan dengan hati yang ikhlas dan lapang.

"Masyarakat Ujung Pandaran yakin, apabila melaksanakan ritual simah laut, mereka akan mendapat imbalan. Seperti, hasil kekayaan ikan akan melimpah dan sawah ladang petani mendapat hasil yang cukup," jelasnya.

Sebagaimana diketahui, simah laut merupakan salah satu tradisi masyarakat Kotim yang menetap di tepi laut, terutama yang berdomisili di Desa Ujung Pandaran, Teluk Sampit. Seiring dengan berjalannya waktu, prosesi simah laut menjadi objek wisata tahunan. Selain sebagai wujud kepercayaan serta wahana hiburan, prosesi tersebut bertujuan mempromosikan budaya Kotim ke luar daerah.

Sementara itu, Camat Ujung Pandaran Rendar Sakti menyatakan, upacara adat simah laut merupakan upaya pendekatan terhadap laut gaib. Dengan begitu, segenap unsur yang menghuni laut diharapkan dapat diajak berkompromi dan bersikap ramah kepada mereka. Harapannya, musibah tidak akan datang serta tangkapan ikan dan hasil tani masyarakat sekitar melimpah ruah.

Didampingi camat, pawang simah laut menuturkan bahwa inti doa dalam simah laut adalah meminta keselamatan bagi para nelayan Ujung Pandaran. "Kami memohon agar ikan tangkapan nelayan banyak, diberi perlidungan, dan jangan sampai ada musibah bagi kami," tuturnya sebelum pemanjatan doa dimulai.

Selepas doa bersama, pawang berserta rombongan mengangkat perahu yang berisi sajen mendekati pantai. Dari arah laut, perahu-perahu nelayan merapat menjemput sajen tersebut.

Dikawal perahu-perahu nelayan, perahu berisi sajen itu diangkat ke sebuah kapal kayu. Kemudian, kapal tersebut dilayarkan menjauhi pantai, sekitar satu kilometer dari bibir pantai.

Di sekitar lokasi upacara adat simah laut, juga digelar hiburan musik electone oleh Dinas Pariwisata Kotim untuk menarik minat pengunjung. Beberapa pedagang pun tak menyia-nyiakan momen tersebut untuk mengais rezeki. (raf/jpnn/mik)

-

Arsip Blog

Recent Posts