Alunan Angklung “Bohemian Rhapsody” Pukau Publik Inggris

London, Inggris - Lagu "Bohemian Rhapsody", karya kelompok musik legendaris Queen, yang dibawakan dengan apik oleh kelompok musik angklung pimpinan Daeng Oktafiandi Udjo berhasil memukau lebih dari 200 undangan yang memenuhi Conway Hall, Red Lion Square, di pusat Kota London, Rabu (27/10) malam.

"Sangat bagus dan menakjubkan," ujar Diccon Pullen dari Royal Asiatic Society kepada koresponden Antara London, usai pementasan pagelaran budaya yang bertajuk "The Heritage of Indonesia" yang diadakan KBRI London bekerja sama dengan Masyarakat Pecinta Seni Budaya Cinta Nusantara (Citra) binaan Letjen TNI (Purn) Agum Gumelar.

Lesley Pollen mengatakan, dirinya tidak pernah membayangkan penampilan dengan alat musik angklung yang begitu indah. Pecinta kain Indonesia itu juga mengakui semua orang sangat menikmati pertunjukan dan merupakan malam yang sangat berkesan.

"Anda perlu ruangan yang lebih besar," ujar mantan Dubes Inggris untuk Indonesia, Charles Humprey, yang datang bersama istri dan berencana akan berlibur ke Indonesia selama sebulan ke Bali, Flores dan Maluku.

Charles Humpresy mengakui bahwa ia bersedia membantu mengadakan acara serupa di tempat yang lebih luas dalam upaya mempromosikan Indonesia di Inggris. Dikatakannya, kelompok musik Citra ini berhasil membawa Indonesia ke London dengan beragam kesenian yang mereka tampilkan dari berbagai Indonesia.

Sementara itu, Duber RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia, Yuri Thamrin, mengakui bahwa pagelaran seni budaya merupakan salah satu misi diplomatik Indonesia di luar negeri dalam upaya memperkenalkan kesenian Indonesia.

"Ini merupakan bukti diplomasi budaya yang sangat efektif dalam memperkenalkan Indonesia di luar negeri khususnya kepada masyarakat Inggris yang ada di London," ujar Yuri Thamrin yang datang bersama sang istri, Sandra Thamrin.

Pagelaran budaya "The Heritage of Indonesia" ini ditujukan untuk mempromosikan keragaman seni dan budaya Indonesia, yang diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia, ujarnya.

Dalam pagelaran "The Heritage of Indonesia", Daeng Udjo pada penampilan pertamanya mengaransemen lagu "You Raise Me Up" dengan musik angklung, yang membuat para undangan di Conway Hall terpana dengan kepiawaian kelompok Daeng Udjo dalam membawakan lagu yang dipopulerkan kelompok musik Westlife itu.

Sebelum konser musik angklung yang dibawakan oleh hanya delapan personel dari kelompok Daeng Udjo, para penari Citra Nusantara menampilkan Tari Rapai Geleng, tari tradisional asal Aceh Selatan, yang ditampilkan dengan gerakan yang lincah dan gemuruh dengan diiringi alat musik rebana.

Salah satu pengurus Citra Nusantara, Seminarti Gobel mengakui bahwa ia merasa puas dengan penampilan para penari kelompok Citra Nusantara yang membawa misi budaya Indonesia ke Inggris.

Pagelaran budaya "The Heritage of Indonesia" ini merupakan sepotong gambaran dari keragaman dan keindahan budaya Indonesia, ujarnya.

Dikatakannya, misi budaya Citra dengan 48 artis muda asal Indonesia yang membawakan berbagai macam tari tradisional, di antaranya Tari Nandak Ganjen asal DKI Jakarta, Tari Topeng dan Jaipong dari Jawa Barat, Tari Zapin dan Tari Piring asal Sumatera Barat.

Dikatakannya sesuai dengan misi dari pendiri Citra Agum Gumelar yang ingin melestarikan budaya Indonesia dan sekaligus memperkenalkannya kepada dunia luar keberagaman budaya Indonesia.

Dalam pagelaran budaya itu juga ditampilkan peragaan busana dari kain Tenun dengan koreografi Ari Tulang. Menurut Ari, tidak sulit mengatur anak-anak, dan pengalamannya selama ini membuat tugasnya menjadi ringan.

Peragaan busana kain tenun juga diikuti dengan presentasi dan demo pembuatan kain Tenun asal Nusa Tenggara Timur yang dilakukan Alfosa Horeng, pendiri sentra Tenun Ikat "Lepo Larun", Nusa Tenggara Timur yang mengatakan bahwa ia ingin melestarikan kain tenun Indonesia dan juga memperkenalkannya kepada kain tenun Indonesia ke dunia luar.

Para akhir acara para undangan masing masing mendapatkan satu angklung untuk dimainkan bersama dengan dipandu Daeng Udjo, mengajak para tamu untuk ikut memainkan angklung secara interaktif yang dengan mudah diikuti undangan dan mengiringi mereka dalam memainkan beberapa lagu populer.

Daeng Udjo mengakui bahwa ia sangat puas dengan sambutan penonton yang sangat antusias mengikuti angklung interaktif.

"Seperti biasanya dan di mana pun juga para penonton sangat tertarik dengan alat musik angklung. Seharusnya kita bangga, para penonton dengan mudah memainkan alat musik Angklung yang diakui oleh UNESCO sebagai salah satu budaya Indonesia," katanya.

Acara pagelaran budaya "The Heritage of Indonesia" ditampilkan Tim Kesenian Citra Nusantara yang sebelumnya tampil dengan sukses kota di Bern, Swiss, diawali dengan resepsi itu para tamu dijamu dengan hidangan khas Indonesia, seperti sate ayam, mie goreng, martabak telur. (U.H-ZG/A041/P003)

-

Arsip Blog

Recent Posts