Altar Tian, Altar Utama Kelenteng

Jambi – Setiap kali masuk ke kelenteng, yang kali pertama terlihat pasti sebuah altar. Letaknya yang persis di depan pintu membuat siapa pun yang masuk pasti melihatnya begitu masuk.

Ternyata penempatan itu bukan tanpa sebab. Altar ini dianggap istimewa, makanya diletakkan di tengah pintu masuk. Altar itu disebut dengan altar tian.

Keistimewaan altar tian ini terlihat dari bentuknya. Altar tian selalu dibuat lebih tinggi daripada altar lainnya. Sebab altar ini digunakan untuk menyembah dewa langit. Karena secara filosofis langit di atas, maka altar tian ini juga harus lebih tinggi daripada altar lainnya dalam kelenteng.

Altar tian itu adalah meja yang terletak pada pintu kelenteng. Altar tian ini selalu ada pada setiap kelenteng. Baik ia kelenteng Buddha ataupun Konghucu.

Ukuran altar tian ini beragam. Semua tergantung pada kelentengnya. “Kalai kelentengnya besar maka altar tian ini bisa dibuat besar, begitu juga sebaliknya, “jelas Aguan (38), juru kunci Kelenteng Hok Liong Kiong, Kotabaru kemarin. Tidak ada patokan ukuran dalam membuat altar tian ini.

Begitu juga bahan untuk membuat altar tian. Bahan pembuatan boleh dibuat dari kayu atau semen dengan membentuknya seperti meja. Yang terpenting dalam altar tian ini adalah posisinya. Altar ini harus selalu berada di pintu kelenteng. "Dan yang penting adalah altar tian harus lebih tinggi daripada altar lainnya,"begitu kata Aguan.

Lebih jauh Aguan menjelaskan, altar ini ada juga mempunyai pantangan tertentu. "Sekali altar tian dipasang, pantang dipindah, digeser atau bahkan dibongkar,"tandasnya. Selain itu demi menjaga kesakralannya, pembersihan juga hanya boleh sekali dilakukan dalam setahun. "Biasanya pembersihan dilakukan saat hari besar tertentu,"imbuhnya.

Di atas altar tian ini beberapa perlengkapan doa ditempatkan. Di antaranya lampu minyak, lilin, serta tiga gelas kecil yang berisi air teh. Ketiga benda yang diletakkan di atas altar tian itu bukan tanpa makna.

Lampu minyak dan lilin disimbolkan sebagai cahaya untuk menerangi kehidupan umat. Dengan penempatan di altar tian ini, dewa dipercaya bisa ketenangan hati dan jiwa yang pada umatnya. Makanya lampu minyak dan lilin itu menyala setiap hari.

Sementara tiga gelas teh di altar adalah persembahan untuk dewa. Air teh tersebut harus diganti setiap hari. Persembahan untuk dewa memang harus setiap hari, makanya juga saban hari diganti.

“Tiga gelas teh ini khusus untuk minuman dewa langit, setiap hari harus diganti, supaya tetap steril, “tukas Tangki (juru kunci) ini. (cr8)

Sumber: http://202.152.33.84 (6 Maret 2009)
-

Arsip Blog

Recent Posts