Bantimurung, Ikon Baru Pariwisata Sulawesi Selatan

Maros, Sulawesi Selatan - Pemerintah Kabupaten Maros berencana menjadikan kawasan wisata alam Bantimurung sebagai ikon pariwisata di Sulsel selain Tana Toraja. Hal ini mengingat kawasan wisata alam tersebut memiliki posisi yang strategis yakni dekat dengan ibukota provinsi Sulsel dan dekat dengan bandara internasional Sultan Hasanuddin.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Maros, Ilham Azikin memaparkan, guna menjadikan Bantimurung sebagai salah satu ikon wisata di Sulsel, pihaknya saat ini terus menggenjot pembangunan infrastruktur khususnya pada sentral pelayanan. "Fasilitas yang ada makin dilengkapi seperti fasilitas untuk home stay atau penginapan, restoran, ruang informasi, pengaturan letak pedagang souvenir sampai pengelolaan SDM-nya sendiri," bebernya, 19 April 2009. Menurutnya, empat tahun terakhir pemkab Maros telah terkonsentrasi pada peningkatan layanan tersebut dan tahun ini kian ditingkatkan demi meraih predikat ikon pariwisata Sulsel.

Sayangnya, Ilham belum bisa merinci besaran anggaran yang dibutuhkan guna mencapai sasaran tersebut. Pihaknya, kata dia, masih mengkalkulasi alokasi anggaran. Namun tahun lalu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) di sektor pariwisata Bantimurung berhasil menyumbang Rp 2,8 miliar untuk kas daerah. "Tahun ini, kita targetkan lebih meningkat lagi menjadi Rp 3 miliar. Makanya, melalui peningkatan layanan itu mudah-mudahan target bisa tercapai, " harap Ilham. Sekretaris Komisi A DPRD Kabupaten Maros, Agusnawati menanggapi, guna meraih predikat ikon pariwisata Sulsel, pembenahan kawasan wisata alam Bantimurung tidak sekadar pada infrastruktur pelayanan.

"Sebaiknya pemkab Maros juga melirik kawasan wisata sekitar Bantimurung seperti kawasan karst. Potensi karst kita nomor dua di dunia setelah Cina," sarannya. Pasalnya, jika pemkab hanya fokus pada pembenahan layanan, akan menimbulkan kebosanan pada wisatawan "Saya juga usul agar sekitar kawasan Bantimurung dibuatkan panggung hiburan yang menampilkan tari-tarian maupun budaya daerah," imbuhnya. (yan)

Sumber: http://www.fajar.co.id 20 April 2009
-

Arsip Blog

Recent Posts