Berwisata Sambil Belajar di Ladang Gandum

Salatiga, Jawa Tengah - Fakultas Pertanian Kristen Satya Wacana Salatiga mengagas agrowisata bertajuk “Petualangan di Ladang Gandum dan Oat” di kebun percobaan Salaran, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Agrowisata ini bertujuan mengenalkan budi daya gandum, sekaligus membangkitkan minat siswa berkuliah di Fakultas Pertanian.

Kebun percobaan Salaran di Desa Wates itu luasnya 2,8 hektar, berada di ketinggian 1.050 meter dari permukaan laut. Dua hektar lahan digunakan untuk ladang gandum, sedangkan sisanya bangunan dan lahan penanaman oat yang masih sebatas 1.200 meter persegi.

Tahun ini agrowisata itu akan dibuka pada bulan Juli hingga Agustus, menjelang panen gandum karena penanaman baru rampung sebulan terakhir. Tanaman gandum sudah dikembangkan FP UKSW sejak 9 tahun lalu, sementara untuk tanaman oat masih diadaptasikan dengan benih asal Australia.

"Kami sudah menggandeng investor. Paket-paket untuk wisatawan sedang disusun. Kami mengincar kalangan umum dari berbagai daerah, tidak sekadar dari Semarang dan sekitarnya," kata Kepala Pusat Studi Gandum, Fakultas Pertanian Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Djoko Murdono, Rabu (27/5).

Paket-paket itu disesuaikan dengan kemampuan ekonomi wisatawan. Mereka akan disuguhkan pemandangan hamparan tanaman gandum yang malai-nya sudah tumbuh. Pengunjung juga diajak mengenal tata cara penanaman gandum berikut aneka olahannya, semisal bubur gandum atau jus rumput gandum (wheatgrass juice). Jus rumput gandum yang berusia 14 hari itu mengandung klorofil dan enzim yang bagus untuk membersihkan limpa dan mempertajam penglihatan, katanya.

Menurut dia, kegiatan ini selain bertujuan memberi nilai tambah terhadap gandum juga untuk mengenalkan kepada khalayak bahwa gandum bisa di tanam di Indonesia. Apalagi, sebagian besar masyarakat belum pernah melihat langsung bentuk tanaman gandum, meski kerap mengkonsumsinya dalam bentuk roti atau mi.

Dr Yohanes H Agus, pengajar Fakultas Pertanian UKSW, mengemukakan, agrowisata ini diharapkan bisa mendongkrak minat lulusan SMA untuk meneruskan pendidikan di Fakultas Pertanian. Secara umum, minat peserta didik berkuliah di Fakultas Pertanian terus menurun. Dia mencontohkan, di UKSW, pada akhir 1990an, jumlah mahasiswa masih sekitar 120, sedangkan tahun ini hanya 52 orang. Ini juga untuk memberi kerja paruh waktu bagi mahasiswa yang ekonominya kurang. Mereka bisa membantu mengelola dan menjadi pemandu wisata sambil menjelaskan tanaman gandum, katanya. (Antony Lee)

Sumber: http://travel.kompas.com 28 Mei 2009
-

Arsip Blog

Recent Posts