Danau Matano Diminati Peneliti

Sorowako, Sulawesi Selatan - Danau Matano di Kabupaten Luwu Timur (Lutim), Sulawesi Selatan (Sulsel) salah satu dari tiga danau di kawasan Danau Malili diminati banyak peneliti dari mancanegara.

Kawasan Danau Malili yang meliputi Danau Matano, Danau Mahalona dan Danau Towuti merupakan satu dari tiga sistem danau serupa yang ada di dunia, yang mirip seperti Danau Malili ada di Afrika dan di Amerika. Hal itu dikemukakan Aquatic Resources Management dari Universitas Tadulako Palu, Ir Fadly Y Tantu, MSi yang sudah 8 tahun meneliti Danau Matano untuk disertasi doktornya di Institut Pertanian Bogor, pada acara diskusi Upaya konservasi Danau Matano dan pengembangan usaha produktif di sektor perikanan air tawar di Sorowako, Luwu Timur, Kamis (26/3).

Diskusi itu merupakan kerjasama Pemerintah kabupaten Lutim dengan perusahaan tambang nikel PT Inco Sorowako dan para pemangku kepentingan lainnya. Tujuannya, antara lain, mengupayakan pelestarian sumber daya alam yang ada di Danau Matano dan danau lainnya sekaligus menjajaki pengembangan perikanan budidaya di komplek Danau Malili ini.

Tetapi, lanjut Fadly, di Afrika dan Amerika, kondisi danaunya sudah tercemar, sedangkan Danau Malili masih dalam kondisi yang baik. Selain keunikan itu, Danau Matano juga memiliki ikan endemik yang harganya di pasar ekspor mencapai Rp250.000/ekor.

"Mungkin bagi warga di sini, itu merupakan ikan biasa tetapi di Jakarta atau di luar negeri, itu menjadi ikan hias yang mahal. Saya sudah cek, sebagian ikan endemik di sini sudah beredar di Jakarta," ungkap Fadly.

Dari hasil penelitan Fadly, ada sekitar 32 jenis ikan hias endemik di Danau Malili ini yang tidak terdapat di belahan dunia lainnya, antara lain, ada ikan Butini, Opudi, dan udang kecil. Ikan Butini bisa menjadi ikan konsumsi nasional. Karena itu, hati-hati memasukkan ikan dari luar ke danau ini karena ikan-ikan itu bisa memangsa ikan-ikan endemik yang berarti membunuh masa depan kita.

Danau-danau di Pulau Jawa sebagai contohnya yang sudah musnah ikan endemiknya dan yang ditemukan adalah ikan dari luar seperti ikan Mas, ikan Louhan, ikan Mujair, ikan Nila, ikan Lele Dumbo, bahkan ada ikan dari Afrika dan Amerika. "Kalau mau mengembangkan ikan di Danau Matano, kembangkanlah ikan lokal. Melalui pertemuan ini kita buat rekomendasinya, "ujarnya.

Panorama di Danau Matano sangat mengagumkan, sebab termasuk danau paling jernih di dunia. Karena bisa melihat dengan jelas ke kedalaman air sekitar 24 meter. Jarak pandang sejauh itu sangat jarang di dunia. Kebanyakan danau di dunia airnya keruh sehingga jarak pandangnya terbatas, ujarnya.

Karena kejernihan Danau Matano, maka danau ini menjadi potensi untuk under water fashion.

"Kami sudah beberapa kali membuat foto bawah air. Hasilnya sangat bagus untuk pemotretan seperti yang sering tampil untuk foto-foto fashion cuma ini diambil di bawah air. Tidak banyak tempat di dunia yang bisa untuk under water fashion," kata Ketua Sorowako Diving Club, Bayu Aji. (Ant/OL-03)

Sumber: http://www.mediaindonesia.com (27 Maret 2009)
-

Arsip Blog

Recent Posts