Gema Syahadat Para Mualaf di Masjid Sunda Kelapa

Jakarta - Hujan lebat mengguyur kawasan Jakarta, khususnya Menteng, Jumat (12/11) siang. Hujan yang turun saat shalat Jumat baru saja usai ditunaikan itu membuat ribuan jamaah Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, lebih memilih untuk bertahan sembari menunggu hujan reda.

Apalagi pada saat bersamaan, di masjid tersebut ada prosesi pengislaman tiga mualaf. Mereka adalah Juan Alvarez Vita ( Duta Besar Peru untuk Indonesia), Julien Meltzer (seorang musisi asal Prancis), dan Peter John Cass (seorang pensiunan asal Kanada). Upacara pengucapan syahadat tersebut dipimpin Ustaz Dr H Abdurrahim Yapono MA dan disiarkan langsung melalui CCTV sehingga bisa disaksikan dengan jelas oleh para jamaah, baik yang berada di lantai satu maupun lantai dasar.

Setiap kali salah seorang dari mereka mengucapkan syahadat, jamaah berseru, "Allahu Akbar". Setelah itu, Ustaz Abdurrahim bertanya dalam bahasa Inggris, "Sekarang, apa agama Anda?" Mereka menjawab, "Islam." Abdurrahim lalu memberikan wejangan singkat mengenai tugas dan tanggung jawab menjadi seorang Muslim.

Dalam acara yang juga dihadiri dan disaksikan oleh dubes dari empat negara sahabat (Saudi Arabia, Iran, Somalia, dan Bosnia) itu, Ustaz Abdurrahim mengupas rukun Islam yang lima. Mulai dari syahadat, shalat fardhu lima waktu, kewajiban berzakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan pergi haji ke Tanah Suci bagi yang mampu melaksanakannya.

Kemudian, ia memimpin doa untuk ketiga mualaf tersebut maupun seluruh jamaah yang hadir. "Ya Allah, bahagiakan ketiga saudara kami ini, bahagiakan mereka di dunia dan akhirat, bahagiakan kami di dunia dan akhirat."

Upacara tersebut ditutup dengan acara pemberian ucapan selamat. Ratusan jamaah menyalami, bahkan memeluk hangat ketiga mualaf tersebut. Wajah ketiganya semringah mendapatkan sambutan yang begitu hangat dari saudara-saudaranya sesama Muslim.

Seusai upacara ikrar syahadat, tiga orang mualaf itu diundang oleh Ketua Dewan Pengurus Masjid Sunda Kelapa, HM Aksa Mahmud, untuk berbincang di ruang pengurus. Dengan senang hati, Juan Alvarez Vita dan Julien Meltzer memenuhi undangan tersebut, sedangkan Peter John Cass sudah pulang lebih dahulu karena ada urusan lain yang tidak bisa ditinggalkan.

Juan Alvarez Vita dan Julian Metlzer berbagi cerita tentang perjalanan mereka menemukan Islam. Vita mengatakan, sebelum datang ke Indonesia ia telah mempelajari Islam selama 10 tahun. "Sejak berada di Indonesia empat tahun lalu, saya makin aktif belajar Islam, baik melalui diskusi-diskusi, khususnya dengan dua orang guru saya, Pujadi dan David, maupun membaca berbagai buku tentang Islam dan Alquran," ungkapnya.

Setelah mengenal dan memahami ajaran Islam, Juan merasa ajaran Islam itu sangat indah. "Islam adalah agama yang cinta damai dan sangat menghormati eksistensi manusia. Namun, selama ini Barat melancarkan propanda yang menjelekkan Islam," sesalnya.

Sementara Meltzer mengisahkan sudah mempelajari Islam sejak empat tahun lalu saat masih tinggal di Prancis. ''Dan, saya makin yakin kepada Islam setelah belajar Islam di Indonesia selama dua tahun," ungkap Meltzer.

Pada kesempatan tersebut, Aksa Mahmud memberikan cendera mata berupa Alquran terjemah dan songkok hitam. Ia mengatakan, Masjid Sunda Kelapa secara aktif terlibat dalam kegiatan mengislamkan orang-orang non-Muslim yang memutuskan untuk menjadi Muslim (mualaf).

"Tiap minggu selalu ada orang yang mengikrarkan dua kalimat syahadat di Masjid Sunda Kelapa. Mereka berasal dari berbagai negara," kata pengusaha nasional yang terjun ke politik (menjadi wakil ketua MPR priode 2004-2009 dan anggota DPD priode 2009-2014) dan kini menjadi pengurus masjid itu.

Kepala Bagian Mualaf Masjid Sunda Kelapa, Drs Anwar Sujana, menyebutkan, sejak 1993 sampai saat ini, Masjid Sunda Kelapa sudah mengislamkan belasan ribu orang. "Hingga November 2010, jumlahnya sudah mencapai 15.956 orang," papar Anwar Sujana.

Red: Budi Raharjo
Rep: Irwan Kelana

-

Arsip Blog

Recent Posts