KBS, Pemersatu Tiga Negara Serumpun

Sambas, Kalbar - Kemah Budaya Serumpun Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam (KBS-IMB) merupakan kegiatan kepanduan sekaligus kegiatan budaya dan pariwisata. Sebagai duta bangsanya masing-masing, anggota pandu akan saling berbagi adat istiadat dan kesenian daerah yang ditampilkan.

“KBS merupakan pemersatu tiga negara serumpun, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam,” ungkap Bupati Sambas Ir H Burhanuddin A Rasyid saat meninjau peserta KBS luar negeri, Senin (13/12) yang telah tiba di Kabupaten Sambas.

Dikatakan Bupati, KBS merupakan kegiatan pemersatu di tengah hiruk pikuknya ketegangan antar negara. Untuk menunjukkan keakraban negara serumpun, dilaksanakan kegiatan KBS. “Dengan adanya KBS, kita bisa meningkatkan kesatuan antara Indonesia dan Malaysia serta Brunei, sehingga hubungan harmonis yang kita harapkan dapat tercipta dengan baik,” kata Bupati didampingi muspida dan Kwarnas kepada sejumlah wartawan.

Di sela-sela kesibukannya, Bupati beserta muspida menyempatkan diri meninjau perkemahan Kabupaten Terpikat yang dihuni anggota pandua laki-laki, dan kemah Kabupaten Terigas yang dihuni peserta KBS perempuan. Selain meninjau kemah, Bupati juga meninjau sarana air bersih untuk peserta, dan meninjau tempat mandi serta ratusan WC umum yang disiapkan bagi ribuan peserta KBS. Tak terkecuali persiapan kegiatan budaya yang akan ditampilkan pada pelaksanaan KBS.

Dijelaskan Bupati, KBS akan dimulai hari Selasa (14/12) dan acara pembukaan akan dilaksanakan Rabu (15/12). Rencananya, kegiatan ini akan dibuka langsung Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, dan dihadiri pejabat ketiga negara. Juga hadir Gubernur Kalimantan Barat Drs Cornelis MH. “Kita berharap kegiatan ini dapat meningkatkan satu kesatuan antar tiga negara. Caranya dengan menampilkan seni dan budaya antar negara,” ungkap Pak Dhe, sapaan akrab Bupati Sambas.

Pak Dhe mengimbau masyarakat Kabupaten Sambas dapat mendukung suksesnya kegiatan KBS, karena kegiatan ini bukan saja tak hanya membawa nama Kabupaten Sambas, melainkan nama negara Indonesia. “Jika acara ini gagal, maka nama negara kita yang rusak. Jika berhasil, maka akan bagus pula nama negara kita di mata internasional. Ini yang harus kita jaga dan pertahankan. Jadikanlah tamu kita sebagai raja,” ingat Bupati.

Di tempat terpisah, Empari Hong dan Maslan Jemat, Pembina Pengakap Malaysia kepada Equator mengatakan, mereka merasa terlayani oleh official Kabupaten Sambas. “Kami sangat mudah berkomunikasi, karena bahasa Melayu Sambas dan Sarawak tidak jauh bede (beda, red). Inilah bangsa serumpun, semue sera same (semua terasa sama, red),” kata anggota Pengakap Sarawak, Malaysia ini. (edo)

-

Arsip Blog

Recent Posts