Lengangnya Lembah Anai Padangpanjang

Padangpanjang, Sumbar - Berkembangnya objek wisata di daerah lain, membuat Kawasan Lembah Anai tak lagi menjadi tujuan favorit bagi wisatawan lokal dan domestik. Jumlah pelancong yang singgah di kawasan perlintasan itu berkurang. Akibatnya terjadi penyusutan pendapatan pedagang di pinggir jalan tersebut.

Minggu (19/4), sudah siang saat Mar (56) membuka lapau kecilnya yang berada persis di bibir jurang Silaiang. Suara air menemani kesibukannya menata dagangan, berupa ragam minuman dan rokok. Usai menggelar periuk berasnya itu, Mar langsung melepas lelah di sebuah bangku kecil yang tampak reot. Matanya menerawang jauh, menunggu pelanggan yang singgah.

Mar sudah 15 tahun berjualan di sana. Dia mengaku jualannya cuma pulang pokok. “Ada keuntungan tak sampai Rp 50 ribu sehari habis hari itu juga,” katanya. "Daripada menghabiskan waktu percuma di rumah, lebih baik di sini menunggu pelanggan,” ungkapnya. Mar tidak bisa memprediksi hingga kapan lembah legendaris itu akan ramai kembali. “Masalahnya di sini tidak ada daya tarik lagi. Kalau dulu, di Padangpanjang belum ada tempat-tempat wisata yang diminati,” ungkapnya.

Selang beberapa saat, suitan kereta api mendengung memecah kesunyian lembah. “Kereta api sedikit mengundang minat wisatawan untuk singgah lagi di sini. Tapi waktu awal-awalnya saja. Sekarang sudah lengang lagi,” sebutnya. Dina (34) salah seorang pengunjung mengaku berwisata ke lembah Anai tak lepas dari icon Air terjun dan monyet. “Kami sekeluarga sudah akrab dengan lokasi ini. Turun temurun, sejak saya masih kecil kami sudah ke sini. Sayangnya anak-anak suka minta cepat, mereka tak sabar ke Padangpanjang atau ke Bukiktinggi,” katanya.

Lokasi air terjun di Lembah Anai siang itu tidak begitu ramai. Kawasan sekitar yang terlihat lebih ramai adalah pemondokan rehat yang baru di bangun di dekat jembatan kereta api. Sementara warung-warung makanan yang berjejer dari sana hingga kawasan Malibo Anai tak begitu disinggahi. (posmetropadang)

-

Arsip Blog

Recent Posts