Menbudpar Akui Sektor Budaya Tertinggal

Jakarta - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengakui, pihaknya masih fokus menggenjot dan memajukan industri pariwisata sehingga masalah kebudayaan agak sedikit tertinggal. Namun, tahun depan harus lebih banyak even seni budaya. Karena, di sana ada pendidikan karakter bangsa.

"Di kebudayaan, saya masih menyesuaikan dan merapikan. Bukan mengabaikan. Budaya nasional itu merupakan puncak-puncak budaya daerah. Budaya daerah tak mungkin hilang. Tahun depan harus lebih banyak even seni budaya digelar," kata Jero Wacik pada Rapat Kerja Nasional Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Rabu (1/12/2010) di Jakarta.

Agar seni budaya di daerah hidup dan tumbuh berkembang, Jero Wacik mendesak agar daerah menyediakan anggaran kesenian yang lebih memadai. "Jangan wali kota atau bupati atau gubernur beranggapan dana kesenian sebagai buang-buang uang. Justru ini untuk menyelamatkan uang yang didapat. Rakyat jadi happy. Karena ada even kesenian, demonstrasi tak jadi. Kondisi ini tentu lebih menguntungkan," tandasnya.

Sementara itu, soal pariwisata, Menbudpar masih optimistis bisa mencapai target maksimal 7 juta wisatawan asing. Bencana letusan Gunung Merapi di Yogyakarta walau sedikit berdampak terhadap Bandar Udara Adi Sucipto, yang setahun turis asing bisa mencapai 40.000 orang yang masuk melalui bandara tersebut, diyakini ada penurunan sebesar seperlima pada tahun ini.

Jika terjadi penurunan kunjungan ke Yogyakarta, penggantinya dibuat even film di Batam, Kepulauan Riau, dengan harapan turis dari Malaysia berduyun-duyun datang.

"Semua stakeholder agar mati-matian selama Desember ini, agar target kunjungan wisatawan asing tercapai. Target maksimal memang 7 juta wisatawan asing, tetapi kontrak dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hanya 6,75 juta wisatawan asing. Mudah-mudahan jumlah itu tercapai dan akan mendatangkan devisa 7 miliar dollar AS atau sekitar Rp 65 triliun," papar Jero Wacik.

Ke depan Wacik berharap agar DPR menaikkan anggaran untuk Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Bisa mendatangkan devisa Rp 65 triliun, sedangkan anggaran hanya Rp 500 miliar. Ibarat pancing, kalau umpan kecil, dapatnya kecil. Kalau umpan besar, hasilnya akan lebih besar.

"Ada yang mengatakan tak perlu promosi. Kalau pancing tak ada umpan, hanya makan angin. Mana ada ikan yang mau makan. Karena itu, kalau bisa, anggaran tahun 2011 bisa dilipatgandakan dari anggaran tahun ini. Sebab, kalau ini menjadi kenyataan, target 10 juta wisatawan asing tahun 2014 akan tercapai," ujarnya.

-

Arsip Blog

Recent Posts