Model Batik Diharapkan Terus Berkembang

Jakarta - Pengakuan batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO sejak 2 Oktober 2009 telah meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap batik, sehingga penggunaan busana ini makin semarak. Dampaknya, menyebabkan perekonomian berkembang.

Dalam kaitan itu, peluncuran buku membahas Kain Batik Antik Nusantara oleh kelektor batik Hj Emma Amalia Agus Bisrie merupakan momentum sangat baik yang harus disambut. Hal itu dikatakan Deputy Gubernur Bidang Permukiman dan Pengendalian Penduduk DKI Jakarta, Margani Mustar ketika meresmikan peluncuran buku karya Hj Emma tersebut di Museum Tekstil Jakarta, Sabtu (18/12).

"Diharapkan dengan penyebaran buku ini model batik juga terus berkembang," kata Margani. Ia memuji betapa keras perburuan batik Ny Emma Bisrie ke seluruh Nusantara, untuk mendapatkan batik yang berumur 50 sampai 100 tahun. Jakarta sendiri sejak abad 19 juga tempat pembatikan dari Pal Merah ke Karet Tengsin dan Karet Belakang sampai timbulnya mode celana batik betawi.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI, Arie Budhiman menilai peluncuran buku batik antik nusantara ini sebagai hal strategis. Karena dengan buku tersebut jangkauannya lebih luas dan waktunya dapat lintas generasi dalam peningkatan apresiasi batik. Karena itu diharapkan buku tersebut dipasarkan secara luas dan akan diikuti terbitan buku berikutnya. "Koleksi Bu Emma kan masih banyak," ujarnya. Koleksinya ada 400 kain batik antik, namun yang dibukukan dan dipamerkan baru 100 lembar.

Sehari sebelumnya, dalam mendukung Pameran Tekstil ASEAN sebanyak 27 kader PKK se DKI mengunjungi pameran tersebut sekaligus mengikuti workshop batik di museum ini.

Menurut Kepala Museum Tekstil, Indra Riawan pada peluncuran tersebut dipamerkan 100 kain batik antik koleksi Hj Emma Agus Bisrie. Namun hanya sehari itu, karena hari berikutnya dibuka lagi pameran tekstil ASEAN yang akan berakhir 31 Desember. (Dwi Putro AA)

-

Arsip Blog

Recent Posts