Museum Sonokridanggo Boyolali Terabaikan

Boyolali, Jawa Tengah - Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa Kabupaten Boyolali memiliki museum yang mengoleksi arca peninggalan zaman Kerajaan Hindu dan Buddha sekitar abad ke-8. Rumah Arca Sonokridanggo, begitu nama museum yang berada di pusat kota Boyolali dan menyatu dengan Taman Sonokridanggo.

Tidak adanya papan nama penunjuk lokasi museum yang diletakkan di Jalan Pandanaran yang notabene jalur utama Solo-Semarang, membuat tempat ini kurang populer. Promosinya pun jarang, bahkan tak pernah terdengar. Dampaknya, sangat minim wisatawan yang datang. “Belum pernah ada wisatawan asing yang datang ke sini. Paling hanya pengunjung lokal Boyolali yang datang. Itu pun jumlahnya sedikit, sekitar 5-10 orang. Kadang kalau lagi ramai bisa sampai 50 orang per hari,” tutur Giyanto, petugas pemelihara museum arca Sonokridanggo yang sudah bertugas selama 16 tahun kepada Espos, Selasa (19/5).

Di museum yang bangunannya sangat sederhana ini tersimpan ratusan benda purbakala berupa arca dalam berbagai bentuk. Beberapa di antaranya berbentuk lingga, yoni, nandi (arca berbentuk sapi), arca Buddha, arca Ganesha dan lainnya. Hampir seluruh arca itu kondisinya sudah tidak utuh lagi. Seperti arca Mahisasura Mardini (Durga) yang memiliki delapan tangan ini sudah tak memiliki kepala. Empat tangan sebelah kanannya pun tak ada. Arca-arca itu di letakkan di lantai sebagian kecil ditumpangkan di atas arca lainnya dengan susunan sangat sederhana.

Hampir semua arca yang ada tidak dilengkapi papan nama yang memuat keterangan. Hanya sebagian kecil arca yang ada. Tak ada pula papan-papan informasi yang menunjukkan sejarah yang menyertai arca-arca tersebut. Pengunjung yang datang hanya disuguhi patung-patung yang sudah tak begitu jelas bentuknya, tanpa mengetahui nama, sejarah dan dari mana arca tersebut berasal.

Pemandu
Karninto, petugas pemelihara museum lain, mengakui bahwa museum yang bangunannya memiliki ukuran 12 m x 12 m itu tidak dilengkapi dengan papan informasi yang mendukung. Begitu pula tidak ada pemandu yang bisa menjelaskan sejarah arca-arca tersebut. “Kami hanya sekadar petugas yang memelihara dan menjaga keamanan museum. Jadi tidak mengetahui sejarahnya bagaimana. Paling kami hanya bisa memberikan penjelasan mengenai sebagian nama-nama arca yang ada.”

Museum Arca Sonokridanggo dikelola oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jateng. “Kami menilai memang belum ada upaya-upaya menjadikan museum ini sebagai potensi pariwisata Kabupaten Boyolali. Lokasi museum ini saja belum permanen, masih bisa dipindah,” ungkap Karninto.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat, Sumantri DM, belum bisa dikonfirmasi mengenai hal itu. Ia tak menjawab saat dihubungi melalui telepon selulernya. (Hasby)

Sumber: http://www.solopos.co.id 23 Mei 2009
-

Arsip Blog

Recent Posts