Museum Sumut Tampung Hasil Ekskavasi Situs BPH

Medan, Sumatra Utara - Kepala Museum Negeri Sumatera Utara, Sri Hartini, mengatakan, pihaknya siap menampung hasil ekskavasi (penggalian) yang dilakukan terhadap Situs Benteng Putri Hijau (BPH). "Kita siap menampung hasil-hasil penemuan dari penelitian di BPH tersebut. Kita sama-sama sudah tahu bahwa BPH merupakan salah satu bukti kebesaran Kerajaan Aru yang pernah jaya pada abad 12-14 Masehi di Sumatera Timur," katanya.

Ia mengatakan, saat ini ratusan fragmen yang diidentifikasi awal sebagai tembikar, keramik, bata, arang pembakaran, kaca, alat logam, selongsong peluru, koin emas, besi, tulang manusia, alat batu tersebut sedang diteliti lebih lanjut di Balai Arkeologi Medan. "Penelitian lebih lanjut yang dilakukan Balai Arkeologi Medan itu guna dianalisis dan dipelajari agar benda-benda itu dapat semakin mempertegas keberadaan situs Putri Hijau dan mengetahui secara pasti usia benda-benda tersbut," katanya.

Penelitian terhadap BHP itu dilakukan selama 21 hari dari tanggal 29 April hingga 19 Mei 2009 dengan melibatkan peneliti-peneliti dari berbagai instansi, seperti Litbang Arkenas Jakarta, Balai Arkeologi Medan, Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Aceh, Museum Negeri Propinsi Sumatra Utara, Universitas Sumatra Utara, Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan (PUSSIS-UNIMED), Disbudpar Deli Serdang, dan Disbudpar Sumatra Utara. Sebelumnya kepala Pussis Unimed, Dr.Phil Ichwan Azhari, mengatakan, hasil penggalian tersebut semakin memastikan bahwa benteng itu buatan manusia dan bukan karena faktor alam.

"Ini dibuktikan dengan temuan bahwa lapisan tanah paling atas benteng lebih tua dan semakin dalam semakin muda, tidak sebagaimana lazimnya struktur tanah makin ke dalam semakin tua," katanya. Begitu juga dengan temuan pecahan keramik di benteng tersebut, makin atas makin tua. Hal ini menunjukkan dulunya pernah terjadi penimbunan tanah, dan ahli Geomorfologis juga mengakuinya. "Penggalian selama tiga pekan di lokasi benteng yang saat ini dibangun perumahan semakin memastikan Benteng Putri Hijau sebagai temuan sejarah paling spektakuler, karena merupakan rekayasa cerdas manusia pada masanya,"katanya.

Selain itu, keberadaan benteng semakin menguatkan kesimpulan bahwa, kawasan Pantai Timur pernah menjadi pelabuhan internasional yang sangat sibuk. "Hal ini dibuktikan dengan temuan keramik sebagai mata uang pada saat itu berasal dari Cina, Arab, Thailand, Vietnam, India dan kawasan lainnya," katanya. (dat03/ann)

Sumber: http://www.waspada.co.id 4 Juni 2009
-

Arsip Blog

Recent Posts