Pagelaran Seni Budaya Multi Etnis Singkawang 2009

Singkawang, Kalbar - 15 etnis yang ada di Singkawang, dipastikan ikut andil dalam Pagelaran Seni Budaya Multi Etnis Kota Singkawang tahun 2009 dan untuk yang ketiga kalinya. Mereka akan menampilkan ciri khas seni dan budaya serta masakan khas, di stand yang sudah dipersiapkan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Singkawang pada 20 Mei 2009 nanti.

Momentum itu juga bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, serta menuju Visit Kalbar 2010. Kelimabelas etnis yang dipastikan tampil nanti adalah MABM (Melayu), KKSS (Bugis), GEMISMA (Madura), IKSB (Padang), IKM (Maluku). Kemudian Paguyuban S4 (Sunda), DAD (Dayak), MABT (Tionghoa), KKB (Banjar), dan Riau. Selanjutnya ada IKABES (Palembang), PKBBS (Batak), NTT, MAESA (Manado) dan Paguyuban Jawa Kota Singkawang.

“Potensi Kebudayaan dan kesenian yang ada di Kota Singkawang ini sangat besar. Oleh karena itulah kita kemas potensi itu. Selain wisatawan bisa datang menikmati objek wisata dan kuliner, mereka juga bisa mengetahui keanekaragaman kebudayaan dan kesenian yang kita miliki. Selama ini semua etnis di Singkawang hidup berdampingan,” jelas Kepala Disbudparpora Singkawang Syech Bandar didampingi Kabid Pariwisata Lies dan Kabid Kebudayaan Disbudparpora Singkawang Norman kepada sejumlah wartawa, Minggu (3/5).

“Dua tahun terakhir even ini sukses kita gelar. Ini yang ketiga kalinya. Setiap peserta kita bantu biaya sebesar Rp1.250.000 termasuk untuk tampil pada acara kesenian dan kuliner. Stand kita sediakan. Gerobak berbagai etnis yang sudah ada di dinas nanti kita berdayakan. Setiap etnis akan diberikan kesempatan dua kali tampil,” kata Bandar menambahkan.

Kemarin juga digelar audiensi dengan perwakilan beberapa etnis yang datang di Ruang Pentas Seni dan Budaya Disbudparpora Singkawang, dipimpin Kabid Kebudayaan Norman. Dalam audiensi itu membahas masalah-masalah mengenai persiapan pagelaran tersebut. “Audiensi Ini sudah yang kedua kalinya,” kata Norman.

Hamdi dari MABM mengaku sangat menyambut baik pagelaran seni dan budaya antar etnis ini. Menurut dia, hal ini merupakan suatu upaya pelestarian kekayaan adat dan budaya yang ada di kota ini. Selain itu juga untuk kerukunan hidup dalam masyarakat yang terwujud dalam sikap saling menghargai. “Kita ini berbeda dengan daerah lain. Meskipun kaya akan adat dan kebudayaan tapi tetap rukun. Budaya yang ada harus terus dilestarikan dan jangan sampai hilang,” katanya. (ody)

Sumber: http://www.pontianakpost.com 4 Mei 2009
-

Arsip Blog

Recent Posts