Peninggalan Majapahit di Kota Tua Jakarta

Jakarta - Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Museum Seni Rupa dan Keramik di Kota Tua, Jakarta Barat, cukup tinggi. "Kunjungan ke museum Seni Rupa dan Keramik mencapai 200 orang, bahkan bisa sampai 1.000 orang per hari. Sekitar 20 hingga 40 persen di antaranya adalah wisatawan mancanegara," kata Staf Edukasi dan Pameran Museum Seni Rupa dan Keramik, Marni Syam, di Jakarta, Rabu (10/6).

Data Museum Seni Rupa dan Keramik, jumlah kunjungan pada 2008 mencapai 27.386 orang, sebanyak 2.594 pengunjung di antaranya merupakan wisatawan mancanegara. Murid sekolah dasar (SD) terbanyak mengunjungi Museum Seni Rupa dan Keramik pada 2008 yakni mencapai 11.7455 orang, disusul wisatawan lokal (pengunjung dari berbagai daerah di Indonesia) sebanyak 5.295 orang, kemudian mahasiswa mencapai 3.524 orang, pelajar SLTP 2100 orang serta siswa/siswi SLTA sebanyak 1.598 orang. "Pengunjung dari kalangan murid SD hingga mahasiswa lebih tertarik pada gedung museum, sementara wisatawan mancanegara menyukai koleksi keramik dan lukisan," ungkap Marni Syam.

“Sementara pada April 2009, jumlah kunjungan ke Museum Seni Rupa dan Keramik mencapai 1.000 orang, 258 di antaranya wisatawan mancanegara,” kata Marni Syam. "Pada musim liburan biasanya kunjungan ke sini meningkat. Namun, warga yang berkunjung ke Museum Seni Rupa dan Keramik tidak pernah sepi, termasuk kunjungan wisatawan asing, hampir setiap hari pasti ada," ujar Staf Edukasi dan Pameran Museum Seni Rupa dan Keramik tersebut.

Pengelola Museum Seni Rupa dan Keramik, kata dia, menetapkan tarif Rp 2.000 bagi setiap pengunjung dewasa, sementara bagi murid SD hingga mahasiswa hanya dikenakan tarif Rp 1.000. "Tidak terkecuali wisatawan mancanegara, kami tetap memberlakukan tarif yang sama," ungkapnya.

Gedung Museum Seni Rupa dan Keramik yang dibangun pada 1870 awalnya digunakan sebagai Raad van Justitie (Lembaga Peradilan Tinggi Belanda), kemudian pada masa penjajahan Jepang, lanjut Staf Edukasi dan Pameran Museum Seni Rupa dan keramik itu, gedung tersebut dijadikan sebagai asrama militer. Museum yang menyimpan lebih dari 400 koleksi seni rupa dari berbagai bahan dan teknik termasuk sebuah lukisan yang penting dalam sejarah seni rupa Indonesia yakni lukisan yang berjudul "Pengantin Revolusi" karya Hendra Gunawan serta karya Affandi berjudul "Potensi Diri".

"Koleksi keramik yang berada di Museum Seni Rupa dan Keramik jumlahnya ratusan baik koleksi keramik lokal dari sentra industri keramik beberapa daerah di Indonesia juga koleksi keramik asing yang berasal dari China, Jepang, Vietnam, Thailand, Belanda, dan Eropa," ungkapnya. "Koleksi terbanyak dari China yakni keramik pada masa Dinasti Ming dan Ching. Sementara, koleksi lokal keramik masih terdapat koleksi pada abad ke-14 yakni keramik zaman Majapahit," terang dia. (MBK)

-

Arsip Blog

Recent Posts