Populasi Kera di Kawasan Wisata Gua Kreo Berlebih

Gunungpati, Jawa Tengah - Warga Kampung Talunkacang, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kabupaten Semarang, mengajukan permohonan pengurangan jumlah kera ekor panjang (Macata Fasicularis) yang menghuni kawasan objek wisata Gua Kreo. Namun permohonan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng itu baru bersifat lisan sehingga belum bisa ditindaklanjuti.

Humas BKSDA Jateng, Sumaryanto, membenarkan adanya warga Talunkacang yang menyampaikan permohonan pengurangan kera Gua Kreo. Supaya bisa ditindaklanjuti, dia meminta warga tersebut membuat laporan tertulis disertai tanda tangan seluruh warga dan kepala lingkungan setempat. Laporan tertulis itu prosedur tetap yang harus dipenuhi. “Setelah menerima laporan dari warga, kami akan mengirimkan tim ke lapangan. Selain memantau, tim juga menganalisis penyebab overpopulasi satwa tersebut. Hasilnya digunakan sebagai pedoman melakukan tindakan di lapangan,” kata Sumaryanto, Senin (25/5).

Seperti pernah diberitakan, warga Kampung Talunkacang, Kelurahan Kandri, Gunungpati, sangat terganggu oleh kehadiran kera-kera Gua Kreo yang kerap merusak tanaman pertanian dan permukiman. Menurut warga, kedatangannya ke ladang dan perkebunan warga untuk mencari makanan. Selama ini kera-kera di kawasan Gua Kreo cenderung bergantung dengan makanan yang diberikan pengelola objek wisata maupun pengunjung.

Ketika populasinya bertambah, dan pakan yang diberikan kurang, kera-kera itu menyerbu areal pertanian dan permukiman yang berada di pinggir hutan. Populasi kera di sana dan hutan Kedungsalat berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini jumlahnya diperkirakan telah mencapai 500 ekor dan terbagi dalam tiga kelompok besar. Di luar itu masih ada kawanan kera lain yang menghuni kawasan hutan di sekitar TPA Jatibarang. Kera ekor panjang, sampai saat ini belum termasuk satwa yang dilindungi. Populasinya masih relatif banyak. (H6-18)

Sumber: http://suaramerdeka.com 28 Mei 2009
-

Arsip Blog

Recent Posts