Promosi Budaya dan Wisata Aceh Semarak

Jakarta - Pesona Budaya Nanggroe Aceh Darussalam, Kabupaten Pidie Jaya berlangsung semarak dengan berbagai penampilan tari-tarian tradisional di Anjungan Aceh, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Sabtu (18/12/2010). Acara Pesona Budaya tersebut diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi NAD dan pemerintah Kabupaten Pidie Jaya sebagai ajang memperkenalkan budaya setempat sekaligus promosi potensi pariwisata.

Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya membawa rombongan langsung dari Pidie Jaya. Kabupaten yang baru berusia tiga tahun ini merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Pidie. Kabupaten Pidie Jaya memiliki 8 kecamatan dan 22 desa yang terkenal dengan potensi wisata alam berupa pantai dan pegunungan serta keragaman budaya.

"Wisata laut dan wisata gunung, banyak air terjun yang bertingkat dan bisa mengobati orang-orang stres," kata Bupati Pidie Jaya Drs HM Gade Salam kepada Kompas.com.

Ia menjelaskan ada beberapa aspek potensi yang akan dikembangkan yaitu pariwisata, pertanian, perkebunan, dan pertambangan. Daerah Pidie Jaya terkenal sebagai penghasil cokelat dengan kualitas tinggi serta mata pencaharian penduduknya dari sawah. Bahkan menurut Gade, wilayahnya telah mencapai surplus pangan.

Senada dengan hal tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Kebudayaan Pariwisata Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pidie Jaya, Drs H Rizal Mahfud M.Si mengatakan dari segi pengembangan pariwisata sedang dilakukan pembenahan sarana dan prasarana.

"Kita rencananya ingin membuat masjid yang unik dan memiliki ciri khas serta bisa menjadi ikon Pidie Jaya," katanya.

Gade menambahkan walaupun Kabupaten Pidie Jaya baru berusia tiga tahun, tapi 75 persen jalanan sudah terbangun. Apalagi rencananya akan dibangun jalan layang yang saat ini prosesnya sudah mencapai 50 persen. Selain itu ada beberapa desa yang dikembangkan menjadi desa wisata karena memiliki kebudayaan yang kental seperti Desa Toinggading.

Wagub Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, H. Muhammad Nazar S. Ag. menyebutkan bahwa Pidie Jaya terbuka untuk siapa saja yang ingin berkunjung maupun berinvestasi. Namun, ia juga mengharapkan pada masyarakat Pidie Jaya untuk siap dengan kedatangan turis dan investor yaitu dengan meningkatkan sumber daya manusia.

Tari-tarian yang ditampilkan antara lain Beuhe, Meusare-sare, Likok Pulo, dan lain-lain. Para tamu terhibur dengan ditampilkannya prosesi upacara adat Preh Linto. Preh Linto adalah upacara menyambut kedatangan pengantin pria (linto) ke rumah pengantin wanita (dara). Masing-masing pihak memiliki perwakilan yang nantinya berbalas pantun dengan bahasa setempat.

Beberapa pantun ini mengundang gelak tawa para hadirin terutama masyarakat Aceh yang berada di Jakarta. Tamu undangan yaitu para duta besar negara sahabat juga hadir dengan harapan selain lebih mengenal Kabupaten Pidie Jaya juga bisa ikut berinvestasi di Pidie Jaya.

-

Arsip Blog

Recent Posts