Promosikan Wisata Tanah Pasundan

Bandung, Jawa Barat - Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Jawa Barat, Erdiwan Iing Suranta kepada wartawan, usai membuka "Pasar Kaget Wisata II/2009" di Landmark Building, Jln. Braga, Bandung, berharap seluruh penggerak kepariwisataan di Jabar lebih meningkatkan promosi sehingga bisa menggenjot jumlah wisatawan yang masuk. Objek wisata yang ditawarkan tidak hanya objek-objek lama.

Pemprov Jabar, katanya, terus meningkatkan dana untuk pengembangan kepariwisataan. "Tahun ini dengan dana sebesar Rp 11 miliar, kita sedang kembangkan objek wisata di Pangandaran. Sedangkan tahun depan dengan dana yang disiapkan sebesar Rp 30 miliar akan dikembangkan wisata di Palabuhanratu, Ciwidey, Tangkubanparahu serta Maribaya," katanya.

Pengembangan itu sendiri, tambahnya, perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak, seperti pengelola objek itu sendiri ataupun pemerintah daerah setempat. "Kita lihat sharing dana yang bisa dilakukan, karena tiap tahun anggaran untuk sektor wisata akan terus ditingkatkan," ujar Erdiwan.

Sejalan dengan itu, pintu gerbang masuk objek pariwisata Jabar melalui perjalanan udara, yakni Bandara Husein Sastranegara juga terus dibenahi. Bandara ini nantinya akan bisa melayani penerbangan pesawat berbadan besar. Layanan itu bisa dilakukan setelah pemerintah menyetujui kucuran anggaran untuk overlay (pengerasan) untuk runway sepanjang 2.250 meter sebesar Rp 52 miliar dalam anggaran stimulus APBN Perubahan 2009.

Menurut Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, Dodi Cahyadi, pengerasan runway ini lebih memungkinkan pesawat berbadan besar bisa beroperasi di Husein. Pesawat berbadan besar, seperti jenis Airbus-320 yang semula tidak bisa beroperasi di Bandara Husein memungkinkan untuk bisa dioperasikan. Overlay ini akan dilakukan untuk menambah ketebalan lapisan runway setebal 17 cm yang saat ini hanya berkekuatan 37 pavement classification number (PCN) menjadi 45 PCN.

Namun salah satu kendala lainnya, yakni pemangkasan Gunung Bohong yang menjadi salah satu hambatan dalam proses take off dan landing dari sebelah barat, belum bisa dipastikan. Rencana pemangkasan puncak gunung sekitar 10 - 20 meter itu menjadi wewenang Dirjen Perhubungan Udara, bukan wewenang Pemprov Jabar.

Salah satu keluhan yang sering disampaikan pilot-pilot yang sering menerbangkan pesawat dari Bandara Husein Sastranegara Bandung adalah makin sulitnya landing dan take off dilakukan dari arah timur bandara, seperti yang selalu dilakukan selama ini. Hal ini akibat makin banyaknya bangunan tinggi di Kota Bandung yang mempersulit proses take off dan landing.

Pariwisata adalah sektor yang sagat menjanjikan untuk meraih komoditas ke depan, terutama setelah sektor industri, khususnya industri tekstil, makin terpuruk. Untuk mengembangkan sektor ini di Bandung memang masih perlu terus mengekploitasi dana untuk pembenahan semua sarana yang ada. Dan kita berharap, suatu saat Bandung benar-benar menjadi daerah tujuan wisata mancanegara setelah Bali. (galamedia)

-

Arsip Blog

Recent Posts