Santap di Kaki Dempo

Palembang, Sumatra Selatan - Hidangan ikan terasa lebih nikmat jika dinikmati di tengah persawahan atau di pinggir kolam ikan sambil memandang gunung yang menjulang tinggi. Suasana pedesaan alami inilah yang menambah minat wisatawan untuk menikmati hidangan khas Pagar Alam.

Sejumlah rumah makan yang dibangun dengan konsep alami mulai marak di Pagar Alam sejak beberapa tahun terakhir. Lokasinya terletak di pinggir jalan raya yang menghubungkan Kota Pagar Alam dengan Kecamatan Tanjung Sakti, Kabupaten Lahat.

Rumah makan tersebut dibangun di antara hamparan sawah atau di atas kolam ikan. Tempat untuk makan bagi pengunjung berupa gubuk-gubuk kecil yang letaknya tersebar.

Wisatawan yang mencari suasana bersantap yang lain daripada di Palembang dapat mencoba mengunjungi salah satu rumah makan tersebut.

Menurut Hajah Mariama (61), salah satu pemilik rumah makan di kawasan tersebut, dia merintis usahanya sejak tahun 2003. Ternyata banyak pengunjung menyukai masakan dan suasana alami di rumah makan tersebut.

Wisatawan yang ingin menghirup udara segar pegunungan dan menikmati pemandangan Gunung Dempo biasanya tak melewatkan kesempatan makan di salah satu rumah makan itu.

”Pengunjung kami banyak dari luar Pagar Alam, seperti dari Palembang dan Muara Enim,” kata Mariama yang mengelola rumah makan itu bersama suaminya, Haji Asnawi.

Menu khas Pagar Alam yang biasanya disajikan di rumah makan di kawasan tersebut adalah ikan masak kuning. Selain itu, beberapa menu lain juga tersedia, seperti pindang ikan, ikan bakar, dan ikan goreng. Ikan masak kuning tampak seperti sup ikan dengan kuah agak kental.

Menurut Mariama, bumbu ikan masak kuning tidak berbeda dengan bumbu pindang, yaitu cabai, kunyit, laos, daun serai, kemiri, dan bawang merah. Perbedaannya, bumbu pindang hanya dipotong-potong, sedangkan bumbu ikan masak kuning digiling halus. Warna kuning diperoleh dari kunyit yang digiling. Ikan masak kuning juga dapat dicampur dengan tomat atau tempoyak sesuai selera.

Edy (43), warga Palembang yang sedang mengunjungi rumah makan tersebut, mengatakan, suasana kawasan itu sangat cocok untuk menikmati santap siang.

”Di sini anginnya terasa semilir, dingin, dan rasa masakannya enak,” kata Edy.

Menikmati pemandangan
Saat Kompas mengunjungi salah satu rumah makan tersebut, akhir Februari lalu, sedang berlangsung acara seminar nasional mengenai peninggalan megalitik. Sejumlah pejabat yang hadir dalam seminar memilih makan siang di salah satu rumah makan tersebut.

Sambil makan siang, pengunjung dapat melihat Gunung Dempo dari kejauhan. Angin pegunungan yang kuat kadang kala menerpa, tetapi tidak mengganggu kenikmatan hidangan. Lokasi rumah makan itu tidak terlalu jauh dari situs megalitik yang juga terdapat di pinggir jalan Pagar Alam-Tanjung Sakti.

Rumah makan seperti di Pagar Alam itu juga banyak bermunculan di Palembang. Namun, suasana pegunungan di Pagar Alam tidak mungkin disamai oleh suasana di Palembang. (WAD)

Sumber: http://cetak.kompas.com (14 Maret 2009)
-

Arsip Blog

Recent Posts