Sendratari Anoman Obong Tutup Wisdom 2010

Yogyakarta - Sendratari ”Anoman Obong” menutup konferensi budaya, pendidikan, dan sains tingkat dunia (Wisdom 2010) di Universitas Gadjah Mada. Acara ini merupakan upaya mengenalkan kearifan lokal yang terdapat dalam kesenian tradisional Indonesia.

Sendratari ”Anoman Obong” berdurasi 30 menit menampilkan beberapa cuplikan adegan kisah Ramayana. Di antaranya diculiknya Shinta oleh Rahwana, tewasnya Jatayu, peperangan merebut Shinta dari tangan Rahwana, Anoman membakar istana Rahwana, dan Shinta yang membakar diri untuk membuktikan kesuciannya kepada Rama.

Sendratari dipentaskan di Teater Trimurti di kompleks Candi Prambanan, Rabu (8/12) malam. Di Candi Prambanan, kisah Ramayana juga dapat ditemukan dalam bentuk relief.

Koordinator Panitia Wisdom Toni Atyanto Dharoko mengatakan, Wisdom 2010 diselenggarakan untuk menggali kearifan lokal masing-masing negara. ”Dalam kearifan lokal selalu ditemukan nilai-nilai untuk menjaga harmoni dengan sesama manusia dan alam. Ini yang ingin kami angkat demi mewujudkan dunia yang lebih damai dan toleran,” katanya.

Musik angklung
Sebelum sendratari, peserta Wisdom yang berasal dari 27 negara juga dikenalkan pada alat musik angklung. Di sesi ini, setiap peserta diberi satu angklung. Dengan panduan aba-aba dari dosen Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Jawa Barat, para peserta yang sebagian belum pernah mengenal angklung diajak memainkannya sehingga membentuk irama ”You Raise Me Up” dan ”Can’t Help Falling in Love”. Pementasan ini juga menggabungkan berbagai alat musik tradisional dari beberapa daerah Indonesia lainnya.

Sejumlah kesenian tradisional lain ditampilkan selama rangkaian Wisdom 2010 yang diikuti lebih kurang 38 universitas ini. Sejumlah kesenian itu adalah tarian ”Lawung Beksan” yang mengisahkan pertempuran Ulah Yuda yang diciptakan pada zaman Sultan Hamengku Buwono I, ”Jathilan Mlati”, reog, dan tari batik yang diciptakan RR Sasmito Mardawa pada tahun 1963. Dari Riau ditampilkan ”Muhibah Seni Melayu” dengan pemain para seniman tari dan pemusik tradisional Riau.

Berlangsung selama empat hari, Wisdom 2010 menghasilkan delapan pokok deklarasi. Beberapa di antaranya menekankan pentingnya menjaga keragaman budaya dan memprioritaskan penyelamatan kebudayaan yang terancam punah. ”Banyak budaya kita yang terancam punah. Tapi, banyak budaya kuno yang baru saja ditemukan. Ini semua harus dijaga kelestariannya,” kata Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, yang menutup acara. (IRE)

-

Arsip Blog

Recent Posts