Wisata Alam Selatan DIY Perlu Digali

Gunung Kidul, Yogyakarta - Pariwisata di wilayah selatan DI Yogyakarta masih terpusat di beberapa pantai. Limpahan kekayaan alam yang sebenarnya sanggup menarik lebih banyak wisatawan belum tergali seluruhnya. Saat ini, kunjungan wisatawan ke wilayah selatan masih terpusat di Pantai Baron Gunung Kidul, Pantai Parangtritis Bantul, dan Pantai Glagah Kulon Progo. Pantai-pantai lain yang sebenarnya tak kalah elok belum bisa menarik lebih banyak pengunjung. "Pembangunan jalan lintas selatan (JLS) diharapkan mampu mendongkrak kunjungan wisatawan serta meramaikan obyek wisata yang masih sepi," tutur Kepala Dinas Pariwisata Gunung Kidul Sudodo, Senin (4/5).

Di Gunung Kidul, ada 19 pantai yang kaya dengan aneka biota laut. Sejumlah pantai dipercantik dengan pemandangan alam berupa tebing-tebing yang dihiasi aneka tanaman. Namun, dari seluruh pantai yang ada, baru delapan pantai yang telah dikembangkan sebagai kawasan wisata, yaitu Pantai Baron, Kukup, Krakal, Sundak, Wediombo, Siung, Sadeng, dan Ngrenehan. Keelokan pantai di Gunung Kidul juga belum didukung kelengkapan prasarana seperti hotel maupun restoran.

Selain pantai, kekayaan alam berupa hamparan perbukitan karst masih belum tergarap sebagai obyek wisata. Dinas Pariwisata Gunung Kidul telah mengusulkan pembangunan laboratorium karst yang hingga kini belum disetujui oleh pemerintah pusat. Rencananya laboratorium karst dikembangkan di muara Bengawan Solo Purba, Lembah Karst Mulo, dan beberapa perbukitan karst lainnya.

Di Bantul, selain Pantai Parangtritis dan Depok masih ada pantai- pantai lain yang belum digarap maksimal. Pantai Samas, misalnya, kini semakin sepi pengunjung. Padahal, di sini terdapat pusat penangkaran penyu yang berpotensi menarik pelajar dan mahasiswa. "Tapi melihat kondisi pantai yang banyak perempuan penghibur seperti ini, mereka pasti jadi enggan datang," kata Rujito, salah seorang warga yang tinggal di Pantai Samas.

Di Kulon Progo, tiga pantai, yakni Pantai Trisik, Pantai Glagah, dan Pantai Congot, dijadikan sebagai obyek wisata andalan. Namun, dari ketiganya, baru Pantai Glagah yang sudah menunjukkan keberhasilannya sebagai obyek wisata.

Panas dan Gersang
Dari sisi penerimaan retribusi, misalnya, selama triwulan pertama 2009 Pantai Glagah menyumbang pendapatan daerah sebesar Rp 128.452.000. Jumlah ini signifikan jika dibandingkan dengan Pantai Trisik yang hanya Rp 12 juta dan Pantai Congot Rp 4,2 juta. Keberhasilan Pantai Glagah dalam menjaring minat turis ini berkaitan dengan kondisinya yang lebih tertata dan asri dibandingkan dengan pantai-pantai lain.

Warga Pantai Congot, Purdito, mengungkapkan, banyak turis mengeluhkan suasana panas dan gersang akibat minimnya jumlah tanaman perindang di pantai tersebut. "Sebenarnya beberapa bibit pohon cemara udang sudah ditanam di sekitar tepi pantai. Namun, bibit itu tidak dirawat oleh warga karena kurangnya koordinasi dan pengawasan dari petugas pemerintah daerah," ujarnya.

Pembangunan JLS yang melewati Kulon Progo diyakini mampu mendongkrak angka kunjungan wisatawan ke sejumlah obyek wisata pantai tersebut. Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kulon Progo Bambang Pidegso mengemukakan, JLS akan mempermudah akses warga yang hendak berwisata. (WKM/YOP/ARA)

Sumber: http://cetak.kompas.com 6 Mei 2009
-

Arsip Blog

Recent Posts