Cagar Budaya Unik di Mundung Laut

Jambi - Kelurahan Mudung Laut, Kecamatan Pelayangan, Kota Jambi memiliki cagar budaya yang patut dikembangkan, kata anggota DPR-RI Ratu Munawwaroh Zulkifli di Jambi, Minggu.

Menurut Ratu, di daerah ini masih terdapat kawasan cagar budaya seperti bangunan-bangunan rumah tua yang unik dan masih asli. Apabila cagar budaya ini dikembangkan akan dapat mendatangkan devisa bagi Provinsi Jambi.

Oleh karena itu, karena memiliki kawasan cagar budaya, Mundung Laut terpilih menjadi daerah yang mewakili Provinsi Jambi pada lomba PKK-KB-KES tingkat Nasional tahun 2010.

Kota seberang ini merupakan kawasan cagar budaya yang telah dicanangkan oleh gubernur terdahulu, karena di kawan itu banyak terdapat bangunan-bangunan rumah tua yang unik dan masih asli.

Selain itu, kawasan itu memiliki ruang yang tertata bagus yang tiap-tiap ruang memiliki makna tersendiri, kata Ratu Munawwaroh, yang juga Ketua TP PKK Provinsi Jambi ini.

Dalam rangka menghadapi persiapan penilaian Lomba PKK-KB-KES Tingkat Nasional Tahun 2010, tim penggerak PKK Provinsi Jambi dan Kota Jambi yang bekerja sama dengan Pemprov Jambi dan Kota Jambi mengadakan gotong royong bersama dengan seluruh unsur masyarakat yang berada di Mundung Laut.

Ratu usai mengikuti gotong royong bersama mengatakan, acara ini bukan sekadar penilaian saja tapi harus diikuti oleh semua masyarakat di Kota Jambi agar dapat di terapkan dalam pola kehidupan sehari-hari.

Sayangnya, pemilihan lokasi untuk mewakili Provinsi Jambi ini kurang mendapat sambutan dari masyarakat setempat.

Pada gotong royong bersama yang telah dilaksanakan, Ratu merasa kecewa karena masih kurangnya partisipasi dari masyarakat. Hal ini dapat dilihat karena belum ada perubahan sama sekali dibanding minggu-minggu sebelumnya.

Ke depan, Ratu akan mengajak Camat agar lebih giat dalam menyampaikan kesadaran bergotong royong kepada warga masyarakat.

"Jangan sampai kita membohongi panitia, tepat hari H baru semua bekerja, itu tidak baik," jelas Ratu Munawwaroh.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Jambi M Sum Indra menyatakan optimistis bisa menang dalam Lomba PKK-KB-KES mendatang, karena itu diharapkan adanya kepedulian masyarakat untuk turut serta dan ikut ambil bagian dalam kegiatan gotong royong. (JY)

Sumber: http://oase.kompas.com

NTB Usulkan Gunung Tambora Jadi Taman Nasional

Mataram, NTB - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mengusulkan kepada Kementerian Kehutanan agar kawasan Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, dijadikan taman nasional.

Usulan itu dilayangkan setelah Detail Enginering Design (DED) kawasan Gunung Tambora itu dirampungkan, kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB Lalu Gita Aryadi, di Mataram, Minggu.

Ia mengatakan, pimpinan Dinas Kehutanan NTB tengah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait sehubungan dengan perampungan DED kawasan Gunung Tambora itu.

DIharapkan penyusunan DED kawasan Gunung Tambora itu berjalan lancar karena nantinya penetapan Taman Nasional Gunung Tambora akan berdampak positif terhadap sektor pariwisata NTB.

"Kami sangat mendukung pengajuan usulan kawasan Gunung Tambora jadi taman nasional, dan siap mempromosikan obyek wisata nasional itu," ujarnya.

Kepala Dinas Kehutanan NTB Hartina, yang dihubungi secara terpisah membenarkan adanya upaya pengajuan usulan kawasan Gunung Tambora jadi taman nasional.

Namun, ia enggan menjelaskan secara rinci proses pengajuan usulan tersebut. "Ya...benar kami sedang proses," ujarnya.

Seperti diketahui, Gunung Tambora merupakan gunung berapi dan terletak di Pulau Sumbawa, NTB, yang semula tingginya mencapai 4.300 meter lebih dari permukaan laut.

Namun setelah gunung ini meletus pada 11 April 1815, ketinggian Gunung Tambora berkurang dan kini hanya mencapai sekitar 2.850 meter dari permukaan laut.

Peristiwa letusan gunung yang cukup dahsyat itu telah membuat sepertiga dari tubuh Gunung Tambora hancur. Jumlah korban akibat letusan gunung itu mencapai lebih dari 92 ribu jiwa.

Tiga buah kerajaan di pulau Sumbawa, seperti Pusat Kerajaan Tambora, Kerajaan Pekat serta Kerajaan Sanggar ikut musnah akibat letusan Gunung Tambora.

Akibat letusan itu, Gunung Tambora memiliki sebuah kawah berukuran besar diameternya mencapai lebih dari tujuh kilometer dengan kedalaman lebih dari satu kilometer.

Di tengah kawah itu terdapat gunung berapi yang dalam bahasa Bima gunung api itu disebut Doro Afi Toi yang artinya gunung api kecil.

Lapisan dinding kawah yang menjadi tempat hidup bunga Edelweiss menjadi daya tarik tersendiri dari kawasan puncak Gunung Tambora. (mh/MH/ant)

Sumber: http://www.beritadaerah.com

Poco Poco Hangatkan Kota Trieste Italia

London, Inggris - Tarian Poco Poco menghangatkan kota Trieste, Italia. yang dingin saat Duta Besar (Dubes) RI, Mohamad Oemar, meresmikan kantor Konsulat Kehormatan RI di Trieste dalam acara resepsi makan malam di Savoia Excelsior Palace Hotel, Trieste, Italia.

Selain Poco Poco yang gerakannya dengan mudah diikuti penonton juga menikmati tarian Tari Gatotkaca, gemulai Yapong dan beragam makanan Indonesia menghangatkan malam yang dingin di Trieste, ujar Sekretaris Ketiga Politik KBRI Roma, Danny Rahdiansyah, kepada koresponden ANTARA News di London, Inggris, Sabtu.

Dalam acara ini dihadiri sekitar 150 undangan termasuk para petinggi otoritas Trieste, kalangan bisnis, komunitas konsuler serta kalangan media massa, Dubes Mohamad Oemar mengatakan masyarakat Indonesia dan Trieste akan semakin dekat dengan dibukanya Konsulat Kehormatan RI di Trieste.

"Malam ini merupakan malam bersejarah bagi Trieste karena hubungan persahabatan dengan negara terbesar di Asia Tenggara semakin erat," ujar Vincenzo Sandalj, Konsul Kehormatan RI di Trieste yang dilantik belum lama ini.

Sepanjang resepsi berlangsung, para tamu disuguhi pemutaran film mengenai pariwisata Indonesia yang sudah disulihsuara ke dalam bahasa Italia.

Mereka berdecak kagum akan keindahan alam Indonesia, dan tidak sedikit diantara mereka yang menyatakan keinginannya mengunjungi Indonesia untuk berlibur maupun menjajaki peluang usaha di waktu mendatang.

Trieste merupakan salah satu kota industri termaju sekaligus kota pelabuhan terpenting di Italia, karena merupakan satu-satunya pelabuhan bebas di Italia dan letaknya yang strategis menghadap laut Adriatik yang menghubungkan Eropa dan kawasan Balkan, serta Asia.

Ketika tarian Poco-poco dilangsungkan, sejumlah tamu pun secara spontan ikut bergoyang mengikuti irama, demikian Danny Rahdiansyah. (T.H-ZG/A014/P003)

Sumber: http://www.antaranews.com

Batu Megalit Tapak Kaki Ditemukan di Pagaralam

Pagaralam, Sumbar - Batu megalit yang terdapat tapak kaki manusia, ditemukan di kebun kopi sekitar Sungai Indikat, Dusun Talang Kubangan, Kelurahan Lubuk Buntak, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, Minggu (25/4).

Batu megalit ditemukan Manto, warga setempat saat sedang menggarap kebun, dengan posisi batu tersebut berada di daerah perkebunan kopi berjarak sekitar 15 km dari Kota Pagaralam.

Menurut Manto yang ditemui, Senin (26/4), mengatakan, pada permukaan batu, terdapat ukiran tapak kaki manusia berukuran lebar sekitar 12 cm dan panjang 30 cm, sedangkan di sisi kiri kanannya terdapat tulisan mirip huruf ulu.

Namun guratan atau bentuk tapak kaki tersebut tidak begitu jelas kalau hanya dilihat sekilas, selain karena memang permukaan batu sudah banyak lumut dan pengaruh alam.

"Batu megalit yang berukuran panjang 1 meter lebar 70 cm, beratnya sekitar 200 kg ini, ditemukan di kebun kopi Dusun Talang Kubangan, Kelurahan Lubuk Buntak, Kecamatan Dempo Selatan, berjarak 5 kilometer dari Dusun Lubuk Buntak," katanya.

Ia mengatakan, daerah itu banyak bebatuan berukuran besar, tapi secara tidak sengaja menemukan ada tulisan dan tapak kaki manusia di batu itu. "Diperkirakan batu megalit itu sudah berumur ribuan tahun, dengan kondisinya sudah tidak utuh lagi, ada bagian sudah mulai terkikis, termasuk tulisannya juga sudah mulai memudar dan batu juga banyak mengalami retak," ujar dia.

Dahulunya daerah tempat penemuan batu megalit itu merupakan belukar di pinggir jurang, namun karena banyak warga kurang mengerti kalau batu tersebut bernilai sejarah sehingga tidak ada yang memperdulikan apalagi untuk melestarikannya, kata dia lagi.

"Perlu dibersihkan di sekitar batu tersebut agar bisa terlihat dengan jelas bentuk dan ukuran yang sebenarnya. Kalau digali kemungkinan akan ditemukan banyak macam tulisan atau guratan lainnya. Apalagi Pagaralam cukup banyak menyimpan megalit peninggalan zaman dahulu, namun pemeliharaanya masih belum dilakukan secara baik," kata dia lagi.

Peneliti Balai Arkeologi Palembang, Kristantina Indriastuti mengatakan, penemuan itu masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, untuk mengetahui seluk beluk batu megalit yang terdapat tapak kaki dan tulisan diperkirakan huruf ulu tersebut.

"Demikian juga dengan penemuan gua masih perlu pembuktian secara ilmiah melalui penelitian dan bukti lainnya, seperti sisa-sisa arang, subsistensi makanan, aktivitas penguburan, perbengkelan, pembuatan alat batu, dan peralatan manusia," ujar Kristantina pula.

Di sekitar gua itu ditemukan pula peralatan berupa kapak-kapak batu, serpih, serut dan benda-benda lainnya. "Memang sudah kami agendakan tahun 2011, penelitian Balai Arkeologi Palembang akan fokus di daerah Pagaralam," kata dia. (Ant/OL-02)

Sumber: http://www.mediaindonesia.com

Pentas Ramayana Berbahasa Arab

London, Inggris - Pergelaran sendratari Ramayana berbahasa Arab mendapat sambutan sekitar 300 penonton terdiri atas anak anak dan remaja di Festival Teater Internasional untuk Pemuda di Taza, sekitar 350 kilometer dari Rabat.

Dutabesar Indonesia untuk Maroko Tosari Widjaja di London pada Minggu menyatakan acara itu digelar KBRI Maroko untuk mengisi Festival Teater Internasional untuk Pemuda ke-11 tersebut.

Penonton sejak awal memberikan sambutan tak henti dari satu adegan ke adegan lain, karena cerita dengan diselingi adegan kocak menarik anak-anak dan remaja.

Menurut Dutabesar, kegiatan tahunan itu diselenggarakan Kementerian Budaya Maroko atas perintah Raja Mohammed VI, bekerjasama dengan Asosiasi Teater Maroko, berlangsung sejak 22 April.

Dikatakannya, Kementerian Kebudayaan Maroko minta kesediaan Indonesia mengikuti acara tahunan itu dan bahkan mengajak Indonesia melakukan kerjasama di pentas antara seniman Indonesia dengan Maroko.


Selain Indonesia, sejumlah negara asing ikut dalam cara itu, antara lain Arab Saudi, Oman, Tunisia, Bahrain, Sudan, Mesir, Burkina Faso, Prancis, Pantai Gading, Polandia, dan Maroko sebagai tuan rumah.

Untuk tahun depan, panitia secara resmi meminta kesertaan Indonesia kembali, katanya, dengan menambahkan bahwa untuk pertama kali masyarakat Maroko menikmati penampilan drama klasik Ramayana berbahasa Arab.

Menurut dia, pemilihan Ramayana Indonesia karena merupakan kisah unik, yang belum pernah disaksikan.

Dialog dan narasi drama disampaikan dalam bahasa Arab, yang mudah dimengerti untuk kalangan anak-anak dan remaja.

Drama Ramayana tersebut ditampilkan Masyarakat Indonesia di Maroko, yang dilatih hanya dalam waktu dua bulan oleh Dharma Wanita Persatuan KBRI Rabat. Sebagian besar pemainnya mahasiswa Indonesia, yang merasa puas, karena ikut menjadi duta bangsa melalui kebudayaan.

Seusai pementasan, mulai dari panitia setempat hingga penonton minta berfoto dengan pemain, yang masih mengenakan busana tarinya, yang bewarna-warni.

Drama itu merupakan penampilan pertama Indonesia di teater tersebut, yang juga mendapatkan penghargaan dari direktur festival itu, M Bellaisi.

Tosari Widjaja menyampaikan keinginan Indonesia melaksanakan kerjasama di bidang kesenian dengan Maroko.

Indonesia akan terus memromosikan seni dan budayanya kepada khalayak maroko guna mempererat kerjasama kedua negara itu, katanya.

Pergelaran itu diliputan media massa setempat, yang menanggapi baik acara itu dengan liputan oleh Radio Television du Maroc, RTM dan TV 2M. (JY)

Sumber: http://oase.kompas.com

Mahasiswa UBH Perkenalkan 'Rumah Gadang' di Jerman

Padang, Sumbar - Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik dan Perencanaan Universitas Bung Hatta (UBH) Padang setiap tahun memperkenalkan arsitektur tradisional "Rumah Gadang" (rumah adat suku Minangkabau) kepada pada civitas akademika University of HAWK Hildesheim (UHH) Jerman.

Upaya tersebut selalu dilakukan para mahasiswa dan dosen pembimbing UBH yang tiap tahun dikirim ke UHH dalam kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) dan praktik kerja di negara maju tersebut, kata Kepala Biro Humas UBH, Indrawadi kepada ANTARA di Padang, Minggu.

Menurut dia, memperkenalkan "Rumah Gadang" itu sebagai salah satu bentuk promosi budaya Indonesia agar rumah adat Minang dapat dikenal luas di dunia internasional sehingga Badan PBB yang menangani Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO) dapat menetapkannya sebagai salah satu warisan budaya dunia.

Rumah Gadang mempunyai ciri khas atap "bagonjong" (runcing ke atas seperti susunan tanduk kerbau) dengan dinding berukiran khas Minangkabau, serta sebagian besar bahan bangunan dari kayu.

Ia menjelaskan, upaya memperkenalkan Rumah Gadang sebagai bagian dari warisan budaya dunia, agar salah satu ciri khas Minangkabau ini dapat dipertahankan sekaligus mendapat pengakuan dunia internasional.

Upaya-upaya ini dibutuhkan mengingat dalam kenyataanya perkembangan arsitektur bangunan tradisional Minangkabau berupa Rumah Gadang telah mengalami tahap yang tidak pernah berkembang dengan baik.

Sebelumnya, seorang peneliti pada Fakultas Teknik Arsitektur, UBH, Dr Ir Eko Alvares M.SA menyebutkan, linieritas perkembangan arsitektur bangunan tradisional Minangkabau memang mengalami tahap yang tidak pernah berkembang dengan baik.

Menurut dia, pendapatan tersebut didukung beberapa fakta seperti perkembangan fisik bangunan dengan arsitektur tradisional Minang tidak mengalami perkembangan berarti sejak puluhan tahun terakhir.

Ia mengatakan, perkembangan arsitektur seharusnya mengalami kemajuan yang linier sesuai perkembangan masyarakat pendukungnya sehingga dalam satu waktu mengalami transformasi bentuk dalam menjawab tantangan kemajuan zaman.

Terhadap perkembangan arsitektur tradisional Minangkabau, terlihat aspek modernisasinya tidak berkembang disebabkan terjadinya patahan dan interupsi yang dipengaruhi kondisi sosial budaya masyarakat pendukungnya.

Eko menilai, beberapa usaha yang dilakukan untuk transformasi arsitektur tradisional Minangkabau sering terjebak dalam simbol-simbol dan simplifikasi fisik.

Bahkan usaha-usaha dilakukan, tidak menunjukan perkembangan berarti namun lebih cenderung berhenti, tambah Eko Alvares.

Sementara itu, Indrawadi menyebutkan, kegiatan praktik kerja mahasiswa arsitektur UBH termasuk untuk memperkenalkan Rumah Gadang, merupakan salah satu program dalam kerja sama antara UBH dan UHH sejak 1988.

Dalam program ini, sejak 1996 UBH telah mengirim mahasiswa arsitekturnya melakukan praktik kerja ke Hildesheim sebanyak 74 orang.

Sebaliknya, sejak 1988 University of HAWK Hildesheim telah mengirim 96 mahasiswanya untuk melakukan kerja praktik di UBH.

Untuk tahun 2010 akan berangkat empat mahasiswa didampingi seorang dosen pembimbing ke Jerman yang direncanakan berangkat, pekan kedua Mei 2010.

Mahasiswa UBH itu yakni, Bunga Nilam Sari, Ardiansyah, Lisiana dan Andika Putra, sedangkan dosen pendamping, Ir Indra Parni MT yang juga Wakil Dekan Fakultas Teknik dan Perencanaan UBH.

Kegiatan selama tiga bulan tersebut seharusnya telah dimulai Rabu (21/4) namun ditunda hingga Jumat (30/4) karena ditutupnya bandara-bandara di Eropa termasuk di Jerman akibat letusan Gunung Eyjafjallajokull di Islandia. (H014/K004)

Sumber: http://www.antaranews.com

Wayang Kulit Memukai Warga Jerman

London, Inggris - Pagelaran wayang kulit dengan cerita "Bima Suci" yang digelar Museum Folkwang Essen, salah satu Museum Seni Lukis ternama di Jerman, memukau masyarakat kota Essen, Jerman.

Sekitar 150 orang termasuk Konjen RI Hamburg Teuku Darmawan, Direktur Museum Folkwang, pecinta seni dan pengunjung Museum menyaksikan pergelaran itu. "Mereka memadati ruangan pertunjukkan di Museum Folkwang," kata KJRI Hamburg kepada Antara London, Selasa.

Penampilan wayang didukung pemain gamelan dari berbagai negara seperti Jerman dan Amerika termasuk dari Indonesia yang tergabung dalam Sanggar Seni Margi Budoyo binaan KJRI Hamburg.

Penampilan Wayang Kulit Margi Budoyo selama dua jam mulai jam delapan hingga jam 10 malam menggunakan dialog wayang dengan Bahasa Jerman dipadu alunan syahdu sinden.

Cerita Bima Suci yang dibawakan Dalang Maharsi juga diselingin dengan humor yang membuat gelak tawa penonton.

Para pecinta seni dari Essen dan sekitarnya yang baru pertama kali menyaksikan wayang kulit, mengaku kagum atas kreativitas dan ketangkasan dalang Maharsi serta iringan musik gamelan dan nyanyian sinden Ny Elly Event anggota Margi Budoyo.

Para penonton tertarik dengan filsafat hidup dalam cerita wayang seperti samadi "manunggaling kawula gusti", kesatuan manusia dengan Tuhan yang menjadi tema cerita Bima Suci.

Di awal penampilan Dr Lydia Kieven yang menyampaikan paparan mengenai budaya Indonesia khususnya asal usul wayang yang terdapat dalam relief candi-candi yang didirikan di masa kejayaan kerajaan Buddha dan Hindu antara lain Candi Borobudur dan Candi Prambanan serta berbagai keindahan alam di pulau Jawa.

Selain itu, Dr Lydia Kieven memuji masyarakat Indonesia dengan sifat toleransinya yang tinggi, smeentara presentasinya sendiri menarik perhatian masyarakat yang sebagian besar belum mengenal banyak tentang Indonesia.

Penampilan Margi Budoyo di kota Essen merupakan hasil kerjasama KJRI Frankfurt, KJRI Hamburg dan Museum Folkwang.

Penampilan seni budaya Indonesia yang diadakan KJRI Hamburg merupakan promosi berkelanjutan dalam rangka meningkakan pengetahuan dan pemahaman mengenai keanekaragaman seni budaya dan pariwisata Indonesia. (H-ZG/T010)

Sumber: http://www.antaranews.com

Kunjungan Wisatawan Malaysia ke Kota Bukittinggi Turun

Padang, Sumbar - Kunjungan wisatawan Malaysia ke Kota Bukittinggi, Sumatra Barat (Sumbar), turun hingga 50% pascagempa 7,9 SR pada 30 September 2009 lalu. Sebagian besar wisatawan tersebut mengalihkan paket kunjungan wisatanya ke Kota Bandung, Jawa Barat, tidak lagi ke Bukittinggi.

Wakil Ketua ASITA (Association of the Indonesia Tour and Travel Agencies) Sumbar B Rafles mengatakan, sebagian besar wisatawan Malaysia tersebut tidak mau lagi datang ke Bukittinggi. Mereka khawatir dan trauma melihat gambar dan berita Kota Padang yang luluh lantak pascagempa.

"Akibatnya, kunjungan wisatawan Malaysia anjlok. Penerbangan dari Malaysia ke Kota Padang yang biasanya sehari dua kali saat ini turun menjadi satu kali sehari. Sementara penerbangan dari Malaysia ke Kota Bandung meningkat menjadi tiga kali sehari," katanya, Senin (26/4).

Menurutnya, agar pelanggan tidak lepas, sebagian besar biro perjalanan di Sumbar yang selama ini mengelola kunjungan wisatawan Malaysia ke Kota Bukittinggi, saat ini mengarahkan kunjungan wisatawan Malaysia ke Kota Bandung. Hal tersebut terpaksa dilakukan agar bisa bertahan hidup dan supaya hubungan baik dengan biro perjalanan Malaysia yang telah dibina selama bertahun-tahun tidak putus.

Ia meminta Dinas Pariwisata dan Pemerintah Provinsi Sumbar bersungguh-sungguh mempromosikan kembali bahwa Kota Bukittinggi aman untuk berwisata. Salah satu caranya dengan mengajak biro perjalanan Malaysia mengunjungi Kota Bukittinggi dan membuktikan sendiri kondisi aman tersebut. (AA/OL-02)

Sumber: http://www.mediaindonesia.com

Dua Event Akbar Pariwisata Akan Digelar di Lombok

Mataram, NTB - Dua event akbar pariwisata yakni Lombok Sumbawa Pearl Festival 2010 dan Indonesia MICE & Corporate Travel Mart (IMCTM) akan digelar di The Santosa Villas & Resort Sengigi, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 6-9 Mei 2010.

Penyelenggaraan kedua event tersebut sebagai upaya mempromosikan potensi daerah Lombok-Sumbawa sebagai penghasil mutiara bertaraf internasional yang mampu menjadi daya tarik wisatawan sekaligus mendorong kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convetion and Exhibition).

"Dua event akbar pariwisata ini merupakan kelanjutan dari acara pencanangan Visit Lombok Year 2012 beberapa waktu lalu, yang mentargetkan 1 juta kunjungan wisman," kata Dirjen Pemasaran Kemenbudpar DR. Sapta Nirwandar dalam jumpa pers di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Kamis (22/4) sehubungan akan ditgelarnya kedua event tersebut.

Menurut Sapta, target kunjungan 1 juta wisman optimistis akan tercapai mengingat kuatnya komitmen Gubernur NTB dalam mengembangkan industri pariwisata yang ditandai dengan gencarnya pembangunan infrastruktur antara lain mulai beroperasiknya bandar udara baru Lombok pada Juli 2010 mendatang. "Ke depan kita harapkan proses budidaya dan perdagangan mutiara di Lombok dapat dijadikan sebagai atraksi wisata yang dapat menarik banyak kunjungan wisatawan ," katanya.

Hal senada juga disampaikan Kadisbudpar NTB Lalu Gita Ariadi, Lombok akan menjadi pusat perdagangan mutiara internasional, sehingga diharapkan banyak wisman yang datang baik sebagai pedagang atau pun sekadar ingin menikmati paket wisata antara lain melihat proses budidaya mutiara oleh petani serta pengelolaannya sebagai permata dan cinderamata. "Kami akan melakukan berbagai upaya agar branding terhadap mutiara yang dihasilkan oleh petani mutiara dari NTB lebih dikenal ke seluruh dunia," katanya.

Menurut rencana Presiden RI dan isteri Ani Yudhoyono akan membuka Lombok Sumbawa Pearl Festival 2010 sekaligus melakukan panen mutiara yang ditanamnya tahun lalu. Dalam kegiatan festival yang difasilitasi Kemenbudpar dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB itu juga dilakukan pameran mutiara sekaligus mempertemukan antara pembeli dan penjual, pemilihan duta mutiara, fashion show dengan perhiasan mutiara serta pertunjukan seni budaya daerah. (Pusformas)

Sumber: http://www.budpar.go.id

Jawa dan Bali 'Dipamerkan' di Hungaria

London, Inggris - Sekitar 120 dari 5.000 foto hasil jepretan fotografer Csaba Dane selama berkunjung ke Jawa dan Bali dipamerkan di Hajduhadhaz, kota di Hungaria bermayoritas penduduk etnik Hajdu, demikian Sekertaris II KBRI Budapest, Annie Puspa Rosita kepada Antara di London, Selasa.

Dubes Indonesia untuk Hungaria Mangasi Sihombing menyampaikan penghargaan atas upaya Csaba Dane yang tekun menjelajahi kota dan desa di Jawa dan Bali serta merekam kehidupan masyarakat dan budayanya.

Annie Puspa Rosita mengatakan diantara objek yang difoto adalah candi-candi kecil yang belum diidentifikasi dan memerlukan perhatian pihak berwenang, bahkan ada yang sangat memerlukan renovasi agar tidak musnah.

Walikota Hajduhadhaz Beres Laszlo menyebut pameran ini pentinga bagi warganya untuk memahami jalan kehidupan masyarakat di negara lain dan mendapatkan manfaat dari hal itu.

Pameran foto tidak saja menampilkan suasana hiruk-pikuk kota dan hening di desa serta gunung-gunung, tetapi juga merekam budaya, agama, dunia anak-anak, pendidikan, pembangunan fisik serta tradisi dan pesta-pesta rakyat.

Annie Puspa Rosita mengatakan Csaba Dane yang menapaki dunia fotografi juga merupakan olahragawan dan guru, serta pendiri sekolah olahraga Wushu Kung Fu aliran Tai-Chi di Hungaria yang berpusat di kota Hajduhadhaz,

Sebagai guru olahraga bela diri, Csaba Dane tidak lupa menjepret latihan-latihan Wushu Kung Fu di Indonesia, demikian Annie Puspa Rosita.

Sumber: http://www.antaranews.com

Musik Tradisional Indonesia Bergema di Gua Aggtelek Hungaria

London, Inggris - Penampilan musik tradisional dan tari-tarian Indonesia bergema di dalam Gua Aggtelek Hungaria yang mendapat sambutan dari pejabat dan tokoh masyarakat setempat serta pengunjung dari manca negara.

Pementasan tunggal kesenian Indonesia di Gua Aggtelek yang berada di perbatasan Hungaria dan Slovakia digelar untuk ketiga kalinya oleh KBRI Budapest, ujar Sekertaris II KBRI Budapest, Annie Puspa Rosita kepada koresponden Antara London, Rabu.

Menurut Annie Puspa Rosita, bertindak sebagai tuan rumah kegiatanyang dihadir Walikota Rudabanya, Lajosz Csaba dan para petinggi setempat adalah Dirjen Taman National Aggtelek, Dr.Salamon Nagyed.

Gua Aggtelek memiliki banyak kelebihan dari gua di dunia karena keindahannya dengan stalagmit, stalagtat dan stalagtit berwarna-warni itu panjangnya mencapai 27 km, dan satu cabangnya dengan panjang lima km berada di wilayah Slovakia.

Gua Aggtelek yang berada di kawasan Aggtelek National Park yang diakui sebagai warisan alam dunia oleh UNESCO, setiap tahunnya dikunjungi ratusan ribu pengunjung.

Sebelum pagelaran kesenian juga digelar pameran kerajinan dan komoditi Indonesia.

Menurut Annie Puspa Rosita, para penabuh musik dan penari tampil dengan kondisi prima sekalipun suhu dalam gua hanya 10 derajat Celsius dan berlangsung lebih dari satu jam.

Duta Besar Indonesia Mangasi Sihombing dalam sambutannya menunjuk kepada gua Aggtelek sebagai salah satu contoh yang baik dalam memelihara kelestarian alam sekalipun harus menelan biaya yang besar.

Ditekankan bahwa wisata alam tidak semata-mata hanya untuk menikmati keindahannya tetapi juga sebagai bagian pendidikan dalam menanamkan disiplin yang baik dan iman kepercayaan kepada sang pencipta.

Para penabuh musik KBRI yang ambil bagian dalam pagelaran ini diantaranya Gabor Nemeth, Yudhi Gunawan, Agus Rohman, Jarot Raharjo, Peter Szilagyi dan mereka memainkan alat musik Gondang dari Sumut, Degung Sunda Dari Jawa Barat,

Sementara para penari terdiri dari Alexander Riyanto, Pratiwi A.P, Yanti Marton, Kharisma Milad, Neo Akbar, Szibila Urban, Renata Permadi, Bianka Permadi, Nikolet Agonac.

Para penari membawakan tari Tor-tor Siutte Manis, Manduda dan Tor-tor Tandok dari dari Sumut dan Tari Menak Koncar dan Gambyong Pareanom dari Jawa Tengah, Jejer Jaran Dawuk dari Jawa Timur, serta Ngarojeng dari Jakarta, demikian Annie Puspa Rosita. (ZG/K004)

Sumber: http://www.antaranews.com

Nasib Sandiwara di Jaman Jepang

Peresensi: Kasanwikrama

Judul: Sandiwara dan Perang; Politisasi Terhadap Aktifitas Sandiwara Modern Masa Jepang
Penulis: Fandy Hutari
Pengantar: Jakob Sumardjo

Penerbit: Ombak (Yogyakarta)

Tebal: xxii + 146 Halaman ; 14,5 x 20,5 cm

Cetakan: I, 2009

ISBN: 978-602-8335-07-2

Dalam bukunya, Kesusastraan Indonesia di Masa Jepang (1975: 7) Paus sastra Indonesia, H.B. Jassin, menulis bahwa menafikan kesusastraan dalam zaman Jepang adalah menafikan suatu wajah kehidupan dalam perjalanannya membentuk sejarah.

Terinspirasi pada pernyataan H.B. Jassin tersebut, maka pantas jika kita melihat nasib sandiwara--dalam hal ini sandiwara modern--yang notabene merupakan salah satu bentuk dari kesusastraan Indonesia.

Cerita sandiwara modern jaman Jepang adalah cerita propaganda politik. Di jaman Jepang?untuk pertamakalinya dalam sejarah?sandiwara modern Indonesia bersentuhan langsung dengan politik. Mengapa sandiwara dijadikan corong politik? Karena seni ini bisa menggelorakan perasaan orang banyak.

Artinya dengan dua pengaruh langsung?melalui pendengaran (audio) dan penglihatan (visual)?pemerintah militer Jepang berharap propaganda politik gampang merasuk ke pemikiran masing-masing publik. Jasoeda, selaku pemimpin bagian sandiwara dan tari di Keimin Bunka Shidosho (Pusat Kebudayaan buatan pemerintah militer Jepang) di majalah Djawa Baroe, mengakui hal ini. Katanya: ”....kita djangan mengabaikan pengaroeh tonil dan pengaroeh sesoeatoe oetjapan dalam tonil itoe atas djiwa dan semangat ra’jat. Oleh sebab itoe, tidak salah djika saja katakan bahwa sandiwara dan tari-menari itoe dalam zaman peperangan modern ini adalah satoe sendjata jang tadjam dalam melakoekan ”peperangan-pikiran”. Boekankah ra’jat terbanjak, jang tidak tahoe membatja dan menoelis itoe, moedah mendapat penerangan dan pendidikan apabila semoea ini dilakukan dengan perantaraan sandiwara?” (Djawa Baroe, 15 April 2603: 9).

Dapat dicerna orang banyak, termasuk yang buta huruf sekalipun. Itulah alasan sandiwara dijadikan salah satu kendaraan propaganda politik. sebelum benar-benar diterapkan sebagai alat propaganda, terlebih dahulu sandiwara “dibenahi” oleh Jepang. Di antaranya dengan mendirikan Sekolah Tonil, membuat peraturan hukum soal sandiwara, membentuk lembaga khusus yang menangani hal ini, dan membentuk perkumpulan-perkumpulan sandiwara. Sekolah Tonil didirikan pada Juni 1942.

Tujuannya adalah untuk menciptakan ahli-ahli di bidang ini, seperti mendidik penulis naskah profesional, aktor atau pemain, dan staf lainnya. Tentu saja dimaksudkan sebagai ”ketangkasan” berpropaganda nantinya. Pada 3 Januari 1943, Sekolah Tonil ditutup dengan alasan akan membuat badan pendidikan di kemudian hari (Asia Raya, 4 Januari 1943). Tak lama setelah penutupan Sekolah Tonil, dibentuklah Keimin Bunka Shidosho, pada April 1943, dengan bagian sandiwara di dalamnya.

Mungkin inilah maksud ditutupnya Sekolah Tonil. Pada Februari 1943, diterbitkan peraturan hukum yang mengatur kegiatan seni sandiwara, baik yang modern maupun yang tradisional. Isinya sebagai berikut: Semua cerita yang hendak dimainkan mesti dikirim dahulu ke kantor Hoodoka (bagian sensor), Gambir Selatan No. 3 Jakarta, untuk diperiksa; Yang diserahkan ke kantor tersebut bukan hanya isi cerita atau kesimpulan saja, tetapi cerita yang lengkap dengan bagian-bagian lakonnya serta semua pembicaraan (dialog) yang akan dilakukan dalam permainan itu (pementasan); Cerita itu harus ditulis dengan bahasa yang digunakan oleh orang yang bermain pada waktu mengadakan pertunjukan (Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa atau Bahasa Sunda); Semua perkumpulan yang terus-menerus atau sering mengadakan pertunjukan, diwajibkan mendaftarkan nama kelompoknya dan nama orang yang bertanggung jawab pada kelompok tersebut (Kan Po, No.12, Th. II, Februari 2603: 12).

Selain itu, Jepang juga membentuk perkumpulan sandiwara yang bertugas keliling untuk mengindoktrinasi. Perkumpulan Tjahaja Asia adalah salah satu contoh perkumpulan sandiwara propaganda buatan Jepang.

Ada tiga metode propaganda melalui media sandiwara, yaitu lewat pertunjukan panggung, penulisan naskah, dan penyiaran lewat radio. Jepang memelihara sandiwara pada masa ini, tujuannya adalah untuk memperkuat barisan propaganda. Sesuai dengan itu maka antara tahun 1942 hingga awal tahun 1943, perkumpulan sandiwara menjamur di seluruh Jawa. Beberapa di antaranya mendapat tugas keliling, yaitu Noesantara, Bintang Soerabaja, Tjahaja Timoer, dan Dewi Mada.

Selain perkumpulan-perkumpulan besar tersebut, ada beberapa perkumpulan yang sifatnya lokal diantaranya Warna Delima, Tjahaja Kalimantan, Sendangan, Panggilan Masa, Boelan Poernama, Terang Boelan, Surya Kanta, Dendang, Irama Masa, dan Insaf. Mereka ini harus melakukan pertunjukan sesuai dengan kemauan Jepang.

Metode lainnya adalah penciptaan menciptakan naskah-naskah propaganda. Penyelenggaraan sayembara penulisan naskah di media massa merupakan salah satu yang didorong oleh Jepang. Contohnya saja pada 20 September 1943, sebuah sayembara mengarang cerita sandiwara diselenggarakan oleh surat kabar Asia Raya. Tema sayembara berkaitan dengan anjuran tentang semangat cinta tanah air, keikhlasan berkorban demi kepentingan umum, dan semangat membela tanah air.

Hasil sayembara karangan lakon sandiwara ini diumumkan oleh surat kabar Asia Raya, pada 28 Mei 1945. Pemenang sayembara, seperti F.A.Tamboenan (Poesaka Sedjati dari Seorang Ajah), J.Hoetagalung (Koeli dan Roomusya), A.M.Soekma Rahayoe (Banteng Bererong), S.Yamamato (Kemenangan Tertanggoeng), R.Srimoertono (Penginapan Noesantara), dan Nakao Masakozu (Seroean Zaman) dinilai berhasil menginterpretasikan maksud pemerintah fasis Jepang tersebut. Sebagai catatan, waktu jaman Jepang muncul juga jenis lakon humor. Pada masa itu disebut lakon sandiwara lelucon. Sandiwara lelucon merupakan lakon pendek, biasanya terdiri dari 1 babak, pemain utama adalah seorang penduduk yang bodoh tetapi berhati baik dengan seorang bijaksana yang memberi penerangan mengenai kebijakan dan peraturan baru yang dikeluarkan pemerintah (Kurasawa, 1993: 248). Jenis lakon ini pun didorong perkembangannya sebagai alat propaganda.

Metode terakhir adalah melalui sandiwara radio. Sandiwara radio, seperti tercatat dalam Asia Raya melalui sebuah iklan berbentuk artikel singkat sebelum penyiaran dilaksanakan, baru terlihat sekitar tahun 1943. Pantjaran Sastera adalah acara yang diselenggarakan oleh Keimin Bunka Shidosho di Radio Jakarta untuk menyiarkan berbagai karya sastra, termasuk sandiwara. Tema-tema propaganda yang disiarkan, yaitu anjuran menambah hasil bumi, semangat peperangan, sejarah tentang kekejaman bangsa Barat, dan cinta tanah air. Tercatat ada beberapa lakon sandiwara yang disiarkan oleh Pemancar Radio Jakarta, di antaranya ”Darah Memanggil” karya Achdiat dan Rosidi; ”Saidja dan Adinda” dan ”Poetera Negara” karya Achdiat; ”Moetiara dari Noesa Laoet” dan ”Tempat jang Kosong” karya Usmar Ismail; ”Djibakoe Atjeh” karya Idroes; ”Diponegoro” karya Soetomo Djauhar Arifin; ”Bende Mataram” karya Ariffien K. Oetojo; ”Sakura dan Njioer” karya M. D. Alif; ”Ajahkoe Poelang” (”Tjitji Kaeroe”) karya Kikoetji Kwan; ”Soemping Soerong Pati” karya Inoe Kertapati; ”Iboe Perdjoerit” karya Matsuzaki Taii; serta ”Djalan Kembali”, ”Mereboet Benteng Kroja”, ”Memotong Padi”, ”Manoesia Oetama”, dan ”Tanah dan Air”. Namun, sandiwara radio ini ternyata kurang efektif untuk mengindoktrinasi publik. Alasannya klise. Sebab waktu itu, tidak banyak yang memiliki radio. Aiko Kurasawa menyebutkan, pada 1939 pemilik radio di Hindia Belanda sebanyak 87.510 dan hanya 25.608 di antaranya orang Indonesia, berarti hanya sekitar 0,04% penduduk yang memiliki radio. Ketika pendudukan Jepang, Sendenbu (departemen propaganda) mendorong angka ini dengan pemasokan radio baru, maka tingkat persebarannya menjadi sekitar 0,15% di Indonesia. Untuk menyiasati keterbatasan jumlah pemilik radio di Jakarta, pemerintah pendudukan Jepang mendirikan pengeras suara (menara radio), di tempat-tempat umum, seperti pasar, stasiun kereta api, jalan raya, dan lapangan (Kurasawa, 1993: 258).

Demikianlah tiga metode propaganda melalui sandiwara modern. Kita dapat belajar banyak dari kehidupan sandiwara zaman Jepang yang sarat politisasi. Sejarah hubungan perang dan sandiwara mengajarkan kita bahwa kegiatan teater modern Indonesia memang masih membutuhkan sponsor kekuasaan. Dukungan pemerintah dalam bentuk dana, kegiatan, produksi, kalau dilakukan secara terencana ternyata menghasilkan kreatifitas tinggi. Begitulah tulis Jakob Sumardjo dalam pengantar buku ini. Pertanyaannya sekarang adalah: berhasilkah pemerintah fasis Jepang mengindoktrinasi rakyat Indonesia lewat media sandiwara ini?

KASANWIKRAMA, Peminat Sejarah.

Sumber: http://oase.kompas.com

Pameran 'Bambuisme' di Jogja

Yogyakarta - Nilai artistik bambu divisualisasikan oleh seniman Andi Ramdani dalam karyanya yang ditampilkan pada pameran seni rupa bertajuk "Bambuisme" di Taman Budaya Yogyakarta.

"Bagi saya, bambu tidak sekadar tumbuhan atau bahan yang memiliki nilai fungsional, tetapi juga sangat lekat dengan nilai artistik sekaligus bermakna filosofis," kata Andi di sela pameran `Bambuisme`, Senin.

Menurut dia, dalam pameran tersebut dirinya mencoba mengembalikan kenangan indah melalui 35 karya seni rupa yang terdiri atas lukisan dan instalasi dengan mengangkat tema utama bambu.

"Hal itu berawal dari kegelisahan saya tentang masa kecil di Tasikmalaya. Selanjutnya, saya mencoba untuk memvisualisasikannya dalam pameran seni rupa `Bambuisme` yang berlangsung hingga 30 April 2010," katanya.

Ia mengatakan semua karya membawa dirinya pada memori sewaktu kecil dulu. Berbagai macam mainan dari bambu seperti egrang, bebedilan, angsretan, rakit, obor, meriam-meriaman, kokoprak, angklung, suling, dan gasing adalah teman keseharian.

"Selain memvisualisasikan sejumlah permainan tradisional, saya juga menampilkan bahan bambu sebagai media untuk penciptaan tokoh binatang, seperti kambing, anjing, sapi, kijang, dan banteng dalam sejumlah karya," katanya.

Menurut seniman lulusan Jurusan Seni Lukis Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini, yang juga menarik dalam pameran itu adalah karya tiga dimensi yang merupakan karya yang dibuat secara mendadak.

"Sebagian besar karya tiga dimensi merupakan karya mendadak, karena setelah proses `display` tempat pameran, ternyata banyak ruang yang kosong. Jadi, saya isi dengan karya patung dan instalasi," katanya. (JY)

Sumber: http://oase.kompas.com

Palembang Benahi Obyek Wisata

Palembang - Obyek wisata yang ada di Palembang harus dibenahi untuk menyambut para atlet dan wisatawan saat SEA Games 2011. Jembatan Ampera dan Sungai Musi masih memiliki banyak kekurangan sehingga perlu dibenahi dan dipercantik penampilannya.

Demikian dikemukakan Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Winarno Sudjas, Jumat (23/4) di sela pertemuan Indonesian Tourism Senior Club (ITSC) 2010 di Hotel Horison, Palembang.

Winarno mengatakan, selama berada di Palembang belum melihat daya tarik Jembatan Ampera dan Sungai Musi. Padahal, wisatawan yang datang ke suatu daerah selalu mencari sesuatu yang berbeda. ”Prinsip pariwisata adalah setiap saat melakukan inovasi, pembenahan, dan kreativitas sehingga obyek wisata yang sama selalu tampil berbeda dari tahun ke tahun,” kata Winarno.

Winarno menuturkan, di daerah lain belum ada yang menawarkan sungai dan jembatan sebagai oyek wisata sehingga Palembang harus menonjolkan potensi wisata yang dimiliki, yaitu Jembatan Ampera dan Sungai Musi.

Perlu kemasan

Menurut Winarno, selain obyek wisata yang perlu dibenahi, Palembang belum dikemas sebagai destinasi atau tempat tujuan wisata. Tugas kepala daerah dan pelaku pariwisata adalah menyiapkan kemasan.

Kemasan sebagai tempat tujuan wisata berarti menyiapkan daftar obyek wisata alam dan budaya serta menginformasikan jadwal kunjungan ke lokasi wisata tersebut.

”Kemasan (paket wisata ke Palembang) itu harus disiapkan sejak sekarang, termasuk menyiapkan sumber daya manusia di bidang pariwisata. Mereka harus menyusun paket-paket wisata seperti wisata tradisional, wisata minat khusus, dan wisata kuliner,” kata Winarno.

Ketua ITSC Adi Tirtawisata mengungkapkan, syarat kota wisata harus bersih, aman, dan rapi. Palembang harus memenuhi ketiga syarat tersebut untuk dapat menjaring wisatawan.

Menurut Adi, Palembang memiliki potensi wisata yang menarik, yaitu menikmati Jembatan Ampera dan Sungai Musi pada waktu malam. Untuk itu, tengah dirancang sebuah paket wisata diberi nama Musi by Night-Ampera Bridge.

Paket wisata selama tiga hari itu di antaranya mengunjungi Pulau Kemaro, kerajinan songket Tangga Buntung, dan makan malam di restoran terapung. (WAD)

Sumber: http://cetak.kompas.com

Film 'Sang Pemimpi' Buka FFI Zlin ke-50 di Ceko

London, Inggris - Film Indonesia "Sang Pemimpi" akan menjadi Film Indonesia yang mendapat kehormatan membuka Zlin International Film Festival ke-50 di Kota Zlin, Ceko, pada pembukaan resmi hari Senin 31 Mei mendatang.

Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Praha, Azis Nurwahyudi, dalam keterangannya kepada koresponden Antara London, Rabu mengatakan bahwa ia menerima kabar gembira tersebut langsung dari panitia Zlin Internasional Film Festival (ZIFF), Rudolf Schimera.

Selain Film Sang Pemimpi, garapan sutradara Riri Riza, film Indonesia lainnya yang juga masuk dalam Kategori Panorama adalah Film Garuda Di Dadaku, besutan sutarada Ifa Isfansyah.

Dari kedua film tersebut, panitia memilih Sang Pemimpi sebagai film pembuka ZIFF ke-50 Kategori Panorama, yakni film-film yang tidak dilombakan.

Selama tiga tahun terakhir, film-film Indonesia mampu menembus Kategori Panorama di Festival Film Internasional yang mengkhususkan pada Film Anak dan Remaja tersebut.

Pada tahun 2008 terpilih Film Denias dan tahun 2009 Film Laskar Pelangi. Pada tahun ini mencatat perbaikan dengan tembusanya dua film Indonesia tersebut.

Menurut Schimera, kedua film Indonesia tersebut dipilih diantara lebih dari 300 film dari seluruh dunia untuk Kategori Panorama.

Festival yang akan berlangsung selama seminggu sampai 6 Juni 2010 akan diputar ratusan film, sedangkan khusus untuk kategori Panorama yang diikuti Sang Pemimpi dan Garuda Di Dadaku, akan diputar 35 film.

Schimera menjelaskan bahwa pada ZIFF ke-48 tahun 2008 lalu, tercatat rekor sejumlah 570 film dari 52 negara diputar di festival dan ditonton oleh 108,122 orang. Film-film tersebut diputar di enam tempat dengan 23 studio.

Diharapkan pada peringatan emas festival tersebut akan menciptakan rekor baru dari jumlah film yang diputar dan penonton yang menyaksikan.

Pada tahun ini sejumlah tokoh perfilman dari seluruh dunia dipastikan hadir di festival tersebut seperti Gina Lollobrigida, Alexej Kotenockin, Alfonso Cuaron, Anne Chaplin, Daniel Clark dan dari Ceko hadir Petr Koliha.

KBRI Praha dalam acara pembukaan itu akan menurunkan tim kesenian untuk memeriahkan Pembukaan ZIFF ke-50 pada 31 Mei mendatang dengan menghadirkan berbagai tari tradisional Indonesia dan memamerkan aneka barang kerajinan tradisional dan kuliner Indonesia, demikian Azis Nurwahyudi. (ZG/K004)

Sumber: http://www.antaranews.com

Aksi Buka Jilbab Warnai Konvoi Kelulusan Siswa

Pamekasan - Aksi membuka jilbab mewarnai konvoi kelulusan siswa/siwi SMA/MA dan SMK di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Senin.

Siswi yang biasanya diharuskan menggunakan jilbab, saat konvoi tidak lagi menggunakan jilbab. Bahkan jilbab para siswi ini dijadikan bendera sambil berboncengan dengan teman laki-laki mereka.

Para siswi ini juga merayakan kelulusan dengan menggunting rok. "Pakaian ini sudah tidak akan saya pakai lagi, karena sudah lulus," kata salah seorang siswi SMA di Jalan Pintu Gerbang, dengan wajah ceria.

Aksi lepas jilbab dan gunting rok para siswa SMA di Pamekasan ini merupakan salah satu aksi yang dilakukan para siswa dalam merayakan kelulusan ujian nasional (UN) di Kabupaten Pamekasan.

Selanjutnya para siswa ini bergabung dengan rombongan konvoi lain yang terpusat di jalan Kabupaten depan kantor rumah Dinas Bupati Pamekasan.

Dari lokasi ini, para peserta konvoi kemudia bergarak menuju Jalan Trunojo Pamekasan. "Kami akan merayakan kelulusan di pantai Camplong Sampang," kata salah seorang peserta konvoi Ainur.

Remaja dengan rambut dicat warna merah mengaku, di pantai Camplong para siswa akan melakukan balapan bersama para siswa dari Kabupaten Sampang.

Sementara para siswi yang sudah melakukan aksi lepas jilbab dan gunting rok juga terlihat bersama rombongan peserta konvoi. Bahkan ada yang berboncengan dengan cara berdiri.(ANT/A024)

Sumber: http://www.antaranews.com

Fotografer Ambon Juarai Lomba Foto Bawah Laut

Banda Naira, Maluku Tengah - Fotografer asal Kota Ambon Harry Susanto akhirnya berhasil menjuarai lomba "Banda Underwater Photo Rally Competition 2010" yang dipusatkan di Banda Naira, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, dan berakhir Rabu malam (28/7).

Susanto berhasil meraih nilai tertinggi dari enam foto yang diikutkan untuk dinilai para juri dengan kriteria meliputi human and sea, animal behavior, macro, mandarin fish, reefscape serta sea life and Sky.

Pada lomba yang merupakan rangkaian dari kegiatan pelayaran internasional "Sail Banda 2010" itu, masing-masing fotografer diberikan kesempatan memasukan enam karya foto saat melakukan penyelaman di Pulau Hatta, Pulau Run, Pulau Ay, "Lava Flow Gunung Api Banda dan Pelabuhan Banda Naira yang dikenal dengan julukan "Mandarin City".

Dewan juri yang terdiri dari Mayjen TNI M. Noer Muis (Pangdam I/Bukit Barisan), Christoffel Simanjuntak (underwater photographer) dan Edy Purnomo (photojournalist) memberikan nilai tertinggi bagi enam hasil karya Susanto yang disertakan dalam lomba.

Selain meraih gelar juara pertama, foto karya Harry Susanto yang termasuk kategori Human and Sea yang memperlihatkan seorang penyelam sedang menyelam diatas terumbu karang raksasa di lokasi penyelaman "Lava Flow" Gunung Api Banda juga dipilih oleh dewan juri sebagai foto terbaik `Banda Underwater Photo Rally Competition 2010`.

Sedangkan juara II lomba foto bawah air yang untuk kedua kalinya digelar setelah tahun 2009 lalu, diraih fotografer Dona Paramitha dari Jakarta dan juara III diraih fotografer Johan Wijaya dari Medan-Sumatera Utara.

Harry Susanto selai memperoleh trophy, piagam penghargaan serta bonus berupa satu unit BCD Halcyon Infinity, paket menyelam empat hari tiga malam untuk satu orang dari Maluku Divers-Ambon, serta discount voucher untuk produk-produk Ikelite dan Sea & Sea dari Divemaster Indonesia.

Sedangkan untuk gelar foto terbaik, Harry Susanto juga memperoleh trophy, piagam penghargaan serta bonus berupa paket menyelam empat hari untuk satu orang (delapan kali dive) di NAD Lembeh Dive Resort-Manado.

Sedangkan Dona Paramitha memperoleh trophy, piagam penghargaan dan bonus voucher menginap dua malam termasuk breakfast untuk dua orang di SILQ Private Residences-Bali, makan malam untuk dua orang di Beduur Restaurant, Ubud Hanging Gardens-Bali, voucher arung jeram untuk dua orang dengan Club Aqua-Bali dan voucher untuk dua orang dengan Seawalker di Club Aqua, Bali.

Sementara Johan Wijaya yang meraih juara III memperoleh trophy, piagam penghargaan serta bonus berupa paket menyelam full-board di Bunaken selama empat hari tiga malam untuk dua orang dari La Rascasse Dive Resort-Manado dan dua paket DAN membership.

Pemrakarsa "Banda Underwater Photo Rally Competition 201" Mayjen TNI. M Noer Muis saat penyerahan hadiah mengatakan, lomba foto bawah laut itu tidak hanya diikuti fotografer senior tetapi lebih banyak yunior, di samping sebagian fotografer lainnyua hanya turut serta untuk melakukan penyelaman.

"Selama kompetisi berlangsung para peserta sangat terpesona dengan keindahan bawah laut Kepulauan Banda, dimana dampaknya juri harus melakukan seleksi ketat untuk menentukan pemenangnya.

Muis yang saat ini menjadi Pangdam I/Bukit Barisan menambahkan, hasil foto terbaik dari "Banda Underwater Photo Rally Competition 2010" akan dimuat dalam buku "Menyusuri Kepulauan Banda" yang saat ini sedang disusun.

Noer Muis berharap event ini dapat dilakukan secara rutin, sehingga semakin banyak fotografer dalam dan luar negeri tertarik untuk berkunjung ke Banda, untuk mengabadikan keindahan alam bawah laut Pulau Banda maupun menyaksikan potensi wisata alam, sejarah dan kebudayaan menjadi semakin terkenal ke dunia luar.

Ia pun mengimbau masyarakat di Pulau Banda untuk menjaga kelestarian laut dan lingkungannya agar tidak dirusaki, terutama menggunakan bom maupun potasium sianida, sehingga tetap terpelihara untuk kesejahteraan di masa mendatang. (JA/K004)

Sumber: http://www.antaranews.com

Festival Bunga Sakura di Hirosaki

Bunga bermekaran merupakan salah satu pemandangan terindah di muka bumi. Warna-warninya yang cerah senantiasa menghidupkan suasana di berbagai belahan dunia.

Salah satu bunga terindah di dunia yang bisa Anda saksikan saat bermekaran ialah sakura. Jadi, jika Anda berkeinginan melihat bunga ini bermekaran datang saja ke Jepang tepat bulan ini (April), karena bunga ini bisa terlihat di berbagai sudut Jepang.

Dalam budaya Jepang, sakura merupakan simbol penting, yang kerap kali diasosiasikan dengan perempuan, kehidupan, kematian, serta juga merupakan simbol untuk mengeksperesikan ikatan antar manusia, keberanian, kesedihan, dan kegembiraan

Warna bunga juga bervariasi, tergantung pada spesiesnya, ada yang berwarna putih dengan sedikit warna merah jambu, kuning muda, merah jambu, hijau muda atau merah menyala.

Salah satu tempat di Jepang yang bisa anda kunjungi untuk menyaksikan keindahan bunga sakura bermekaran ialah Taman Hirosaki di Shimoshirogane-cho kota Hirosaki, Aomori. Istana Hirosaki yang dibangun tahun 1611 ini menyimpan banyak bunga Sakura yang akan memanjakan mata Anda.

Tempat ini dikenal karena salah satu tempat terbaik untuk melihat bunga sakura di wilayah Tohoku. Ada lebih dari 2.600 pohon sakura dengan 50 jenis di daerah tersebut. Hal ini akan membuat pemandangan yang menakjubkan diantara bangunan istana yang menjulang tinggi. Selama Hirosaki Cherry Blossom Festival, bunga sakura bagaikan menyala pada malam hari.

Festival bunga Sakura di Kastil Hirosaki dibuka tanggal 23 April sampai 5 Mei dari pukul 7.00-21.00 waktu setempat. Dengan menyediakan uang 300 yen atau sekitar Rp30.000, Anda bisa menikmati pemandangan indah dari rangkaian pohon Sakura yang ada di Taman Hirosaki.(*/OL-5)

Sumber: http://www.mediaindonesia.com

Peserta Sail Banda 2010 Terus Bertambah

Ambon, Maluku - Jumlah peserta lomba perahu layar dalam kegiatan Sail Banda yang dijadwalkan berlangsung di Maluku, 12 Juni - 17 Agustus, terus bertambah sehingga target 200 bisa terealisasi, kata Koordinator Panitia Lokal Sail Banda Cak Saimima.

"Menurut Panitia Nasional Sail Banda dari Jakarta bahwa saat ini sudah 220 peserta dari 22 negara yang mendaftar. Itu berarti melampaui target 200 perahu layar," katanya ketika dikonfirmasi melalui telepon seluler ke Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Rabu (28/4).

Perahu layar dijadwalkan dilepas dari Darwin, Northern Teritorry (Australia Utara) pada 24 Juli 2010.

"Panitia Nasional Sail Banda memprogramkan rute lomba dibagi dua yakni ke Banda dan Kupang, NTT sehingga belum dipastikan berapa perahu yang dipastikan mengikuti kegiatan bahari bertaraf internasional tersebut di Maluku," ujarnya.

Saimima memastikan berbagai persiapan di Banda sedang dirampungkan untuk menyambut peserta, tamu maupun turis asing yang berkunjung ke daerah telah ditetapkan Badan PBB Bidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) sebagai salah satu warisan budaya dunia.

"Tidak ada masalah soal persiapan di Banda karena tinggal tempat berlabuh perahu layar peserta yang akan dirampungkan Dinas Perhubungan Maluku pada pekan ini," katanya.

Saimima mengatakan, peserta dari Darwin menuju Banda akan disambut berbagai acara kesenian dan budaya, termasuk diarahkan ke berbagai objek wisata bahari, sejarah dan kebudayaan selama tiga hari.

Rute dari Banda ke Ambon, ibu kota Provinsi Maluku, dengan acara puncak pencanangan Maluku sebagai lumbung pangan ikan nasional oleh peresmian oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dijadwalkan pada 3 Agustus 2010.

Berbagai kegiatan seperti seminar nasional maupun internasional soal sumberdaya laut, pesisir dan pulau - pulau kecil, suguhan seni dan budaya, mengunjungi aneka objek wisata serta pesta di Teluk Dalam Ambon.

Panitia juga menggelar pameran sejarah kepurbakalaan dengan tema Ambon Tempo Dulu bekerja sama dengan Museum Sejarah Maluku di Belanda.

"Kami berusaha menjadi penyelenggara dan tuan rumah yang mampu menggugah hati dari para peserta, tamu maupun wisatawan mancanegara agar sekembalinya ke daerah maupun negara masing-masing menyosialisasikan potensi aneka wisata Maluku dengan meyakinkan bahwa daerah ini benar-benar aman," kata Cak Saimima.

Presiden berdasarkan SK No: 35 tahun 2009 tertanggal 14 Desember 2009 menetapkan Banda, Kota Ambon dan Tiakur, ibu kota kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) merupakan lokasi kegiatan Sail Banda. (Ant/OL-02)

Sumber: http://www.mediaindonesia.com

Warga Temukan Gua Zaman Mesolitik

Pagaralam - Warga Dusun Talang Kubangan, Kelurahan Lubuk Buntak, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, menemukan gua batu diperkirakan dari zaman Mesolitikum.

Kondisi gua yang berada di daerah tebing terjal dan hutan rimba ini, memiliki dua pintu masuk dan tiga lantai menyerupai hamparan batu asahan.

Namun kondisi ruangan sudah banyak menyempit, tertimbun reruntuhan batu akibat faktor alam.

Demikian juga dengan sejumlah tulisan dan ukiran menyerupai tapak manusia yang sudah tertutup timbunan batu, sehingga sulit untuk dilihat dengan jelas.

Namun lantai pintu masuk masih cukup rapi, dipenuhi dengan susunan pecahan batu mirip dengan pecahan genteng.

Supaya bisa masuk ke dalam ruangan sepanjang sekitar 25 meter ini, hanya dapat dilalui satu orang, mengingat lebar ruangan hanya sekitar 50-70 centimeter.

"Penemuan gua batu yang berada di dalam hutan belukar sekitar 50 meter dari lokasi perkebunan kopi, dan warga setempat lebih mengenal dengan ’Gue Rie Tabing’. Sebetulnya gua ini dahulunya cukup rapi dan semua ruangan masih dapat dimasuki termasuk guratan berupa tapak kaki manusia yang berada di lantai dua gua tersebut, tapi akibat faktor alam semuanya sudah rusak," kata Manto, Ketua RW 04 Dusun Talang Kubangan, Kecamatan Dempo Selatan.

Sekitar gua ini cukup banyak bebatuan cadas dan jurang dengan kedalaman mencapai ratusan meter, termasuk batu hamparan, dan ada juga bertuliskan seperti garis-garis.

"Gua ini dahulunya menurut cerita sesepuh daerah ini pernah dihuni pertapa Rie Tabing Gua, memiliki dua pintu ukuran lebar 50-70 centimeter dan tinggi 170 cm, dengan tujuh ruangan termasuk yang berada di bawah tanah," ujar dia.

Namun untuk mengetahui isi dan kondisi ruangan, dibutuhkan orang yang ahli, karena kami tidak bisa masuk ke dalam ruangan bawah tanah sedalam dua meter tersebut," kata dia lagi.

Kalau melihat kondisi fisik batu termasuk membandingkan dengan bebatuan di perbukitan itu, tidak mungkin kondisi gua tersebut terjadi dengan sendirinya akibat faktor alam.

Selain itu, semua ruangan tersusun rapi dan pada lantai untuk masuk ke setiap ruangan dihiasi dengan pecahan batu yang tersusun rapi.

Pada ruangannya juga ada yang bertingkat, seperti tempat tidur terbuat dari batu pula.

"Sebetulnya di daerah ini cukup banyak peninggalan sejarah puyang atau nenek moyang dahulu, tapi karena warga tidak mengerti sehingga dibiarkan dan hanya menjadi cerita setiap ada pertemuan. Baru setelah diungkap lewat media oleh ahlinya tenyata memiliki nilai sejarah yang tinggi," kata dia.

Ketua RT 010 Talang Kubangan, Firman, menyebutkan pula bahwa di sekitar daerah seluas 50 hektare itu banyak terdapat peninggalan nenek moyang zaman dahulu, seperti batu tapak kaki, batu bertulis, gua dan tempat tidur batu.

Hanya saja karena ketidaktahuan masyarakat, penemuan ini hanya menjadi bahan cerita dan sejarah sakral masa lalu, kata dia lagi.

Peneliti dari Balai Arkeologi Palembang, Kristantina Indriastuti, mengatakan bahwa penemuan itu cukup luar biasa dan menghebohkan, karena selama ini hunian masa Paleollitikum diketahui hanya ada di daerah Kecamatan Kikim, Lahat, dan temuan peninggalan zaman Mesolitikum berupa gua di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).

Menurut dia, secara sepintas karena lantai gua kering, kemungkinan bisa digunakan untuk hunian di masa lalu.

Namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, ujar dia, untuk menemukan lapisan budaya adanya aktivitas pendukung manusia yang hidup di gua tersebut pada masa lalu, seperti sisa-sisa arang, subsistensi (aktivitas mencari makanan), aktivitas penguburan, perbengkelan, pembuatan alat batu, dan peralatan manusia zaman batu, termasuk peralatan berupa kapak batu, serpih, serut, dan alat-alat lainnya.

"Apabila melihat wilayah Sumsel yang mempunyai pegunungan kapur atau karst, seperti Bukit Barisan, sangat memungkinkan adanya aktivitas kehidupan gua, seperti yang sudah ditemukan di wilayah karst Desa Padang Bindu, Kabupaten OKU," kata Kristantina pula.

Terdapat sekitar 13 gua hunian dan di wilayah karst dataran tinggi Kerinci di Provinsi Jambi, dan untuk menjaga kelestarian dan keasliannya perlu dukungan dari masyarakat sekitar serta pendataan oleh Balai Pelestarian dan Perlindungan Purbakala (BP3) Jambi, kata dia. (JY)

Sumber: http://oase.kompas.com

Mengungkap Temuan Situs Liyangan

Oleh Heru Suyitno

Situs Liyangan ditemukan pada tahun 2008 berupa candi ukuran kecil, dan hingga kini di kawasan penambangan pasir di lereng Gunung Sindoro itu masih ditemukan benda-benda bersejarah lain.

Situs Liyangan berada di atas permukiman warga Dusun Liyangan, Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, berjarak sekitar 20 kilometer arah barat laut dari kota Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Untuk mengungkap keberadaan situs tersebut pada 14-20 April 2009 tim dari Balai Arkeologi Yogyakarta melakukan penelitian terhadap benda-benda temuan yang terkubur pasir dengan kedalaman sekitar tujuh hingga 10 meter tersebut.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga, Kabupaten Temanggung, Bekti Prijono, mengatakan, berdasarkan hasil penelitian tim Balai Arkeologi Yogyakarta, diperkirakan situs tersebut merupakan sebuah permukiman pada zaman Mataram Kuno.

Dugaan bahwa situs tersebut sebuah perdusunan karena di antara benda temuan terdapat sisa-sisa rumah berbahan kayu dan bambu.

Bekti menyebutkan, di kawasan dengan ketinggian sekitar 1.400 di atas permukaan air laut tersebut pertama kali ditemukan sebuah talud, yoni, arca, dan batu-batu candi.

Penemuan selanjutnya berupa sebuah bangunan candi yang tinggal bagian kaki dan di atasnya terdapat sebuah yoni yang unik, tidak seperti umumnya, karena yoni ini memiliki tiga lubang.

Temuan terakhir yang cukup spektakuler pada akhir Maret 2010 berupa rumah panggung dari kayu yang hangus terbakar dan masih tampak berdiri tegak. Satu unit rumah tersebut berdiri di atas talud dari batu putih setinggi 2,5 meter. Selain itu juga ditemukan satu unit rumah kayu lain yang saat ini baru tampak pada bagian atapnya.

Ia mengatakan, tim Balai Arkeologi memperkirakan kedua unit rumah itu merupakan bangunan rumah masa Mataram Kuno. Hal ini berdasarkan pada lokasi yang dekat dengan temuan candi Hindu yang berada di sebelah barat pada jarak sekitar 50 meter.

"Ditemukannya profil klasik Jawa Tengah pada kaki candi diperkirakan candi ini berasal dari abad sembilan Masehi. Diperkirakan bangunan rumah tersebut berada dalam satu kompleks dengan candi dan kemungkinan merupakan satu zaman," katanya.

Secara umum, potensi data arkeologi situs Liyangan tergolong tinggi berdasarkan indikasi, antara lain luas situs dan keragaman data berupa bangunan talud, candi, bekas rumah kayu dan bambu, strutur bangunan batu, lampu dari bahan tanah liat, dan tembikar berbagai bentuk.

Selain itu, juga diperoleh informasi berupa struktur bangunan batu, temuan tulang dan gigi hewan, dan padi.

Berdasar gambaran hasil survei penjajakan Balai Arkeologi menyimpulkan bahwa Situs Liyangan merupakan situs dengan karakter kompleks. Indikasi sebagai situs permukiman, situs ritual, dan situs "pertanian".

Kompleksitas karakter tersebut membawa pada pemikiran bahwa situs Liyangan adalah bekas perdusunan yang pernah berkembang pada masa Mataram Kuno. Ragam data dan karakter ini tergolong istimewa mengingat temuan ini satu-satunya situs yang mengandung data arkeologi berupa sisa rumah masa Mataram Kuno.

Batasan imajiner situs Liyangan berdasarkan survei diperkirakan tidak kurang dari dua hektare. Di area tersebut tersebar data arkeologi yang menunjukkan sebagai situs perdusunan masa Mataram Kuno. Mengingat sebagian situs terkubur lahar, sangat mungkin luasan situs lebih dari hasil survei.

Hasil penelitian tim Balai Arkeologi menyimpulkan bahwa data arkeologi berupa sisa-sisa rumah berbahan kayu dan bambu merupakan situs perdusunan masa Mataram Kuno sekitar 1.000 tahun lalu.

Data tersebut merupakan satu-satunya yang pernah ditemukan di Indonesia sehingga memiliki arti sangat penting bukan hanya bagi pengembangan kebudayaan di Indonesia, tetapi juga dalam skala internasional. Untuk itu perlu dilakukan upaya penyelamatan guna penelitian dunia ilmiah.

Penggalian Situs

Sebagai upaya penyelamatan terhadap situs di kawasan penambangan pasir tersebut, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah akan melakukan penggalian situs.

Kepala BP3 Jawa Tengah Trihatmaji mengatakan, tim BP3 akan melakukan penggalian situs pada awal bulan Mei 2010 sebagai upaya penyelamatan benda bersejarah tersebut.

"Setelah tanah kita potong maka kelihatan secara konstruksi dan diketahui tanah lapisan budaya," katanya.

Ia menjelaskan, tanah lapisan budaya adalah lapisan diketahui ada aktivitas manusia masa lampau. Untuk itu kegiatan penambangan hanya boleh dilakukan di atas tanah lapisan budaya tersebut.

Untuk memudahan penelitian maka jarak sekitar 30 meter arah utara-selatan dan 20 meter arah barat-timur di lokasi situs temuan terakhir berupa sisa bangunan rumah tidak boleh ada penggalian pasir.

Trihatmaji mengatakan, harapan dengan kegiatan tersebut nanti dapat merekonstruksi peristiwa apa saja yang pernah terjadi pada kawasan situs. Jika kegiatan itu tidak dilakukan dengan metode yang benar maka akan sulit mengungkap misteri yang ada.

"Kami telah melakukan pembicaraan dengan Kepala Desa Purbosari dan pemilik lahan penambangan untuk membuat rambu-rambu supaya areal situs bisa diselamatkan," katanya.

Ia mengatakan, di lokasi penambangan tersebut semula ditemukan situs yang diduga tempat pemujaan dan terakhir ditemukan bekas bangunan dari kayu dan bambu yang telah menjadi arang dan di bawahnya terdapat talud dari batu putih setinggi 2,5 meter dan terdapat saluran air.

"Dengan adanya temuan bangunan saluran air tersebut menandakan bahwa waktu itu sudah ada manajemen air. Melihat konstruksi kayu dengan garapan yang halus dan menggunakan atap dari ijuk menandakan bukan bangunan sembarangan," katanya.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga, Kabupaten Temanggung, Bekti Prijono mengatakan, situs tersebut berada di lahan milik penduduk dan dimanfaatkan untuk diambil pasirnya, dikhawatirkan situs akan rusak jika tidak dilakukan upaya penyelamatan.

"Kami akan mengusulkan kepada Bupati Temanggung untuk segera dilakukan pertemuan antara Balai Arkeologi, BP3, dan Pemkab Temanggung untuk membahas penyelamatan situs tersebut." katanya.

Ia mengatakan, karena situs berada di lahan penduduk dan dimanfaatkan untuk mencari nafkah, tentu harus diperlukan pendekatan terhadap mereka.

Sumber: http://oase.kompas.com

Ribuan Nelayan Lampung Ikut Pesta Laut

Sukadana, Lampung - Ribuan nelayan dan masyarakat lainnya di pesisir timur Lampung antusias mengikuti Nadran atau Pesta Laut 2010 yang puncaknya diadakan, Rabu (28/4/2010) di Labuhan Maringgai, Lampung Timur.

Kemeriahan Pesta Laut ke-28 ini terlihat dari padatnya kunjungan. Halaman Pusat Pendaratan Ikan (PPI) Muara Gading Mas, Labuhan Maringgai, penuh sesak dengan nelayan, warga dan pejabat yang menghadiri ritual tahunan itu.

Ritual ini diisi dengan penaburan sesaji ke tengah laut. Sesaji ini berupa kepala kerbau, makanan, dan alat-alat rumah tangga. Perahu pembawa sesaji dan kapal-kapal pengiring didesain meriah dengan ragam hiasan janur kuning, padi, dan umbul-umbul.

Rangkaian Pesta Laut sebetulnya dimulai sejak 22 April dan akan berlangsung hingga 1 Mei mendatang. Mata acaranya berupa sunatan massal, wayang semalam suntuk, panggung hiburan, dan doa istighosah bersama.

Menurut Edi Susilo, Ketua Panitia, kegiatan tahunan ini tidak ubahnya pesta rakyat, yaitu para nelayan. Ia pun berharap, kegiatan ini ke depan bisa dikembangkan menjadi salah satu agenda pariwisata, seperti halnya di Pulau Jawa.

Diakui Sukmana Adras, Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Lampung Timur, kegiatan sakral ini belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. Tidak seperti di Jawa yang mampu menyedot wisatawan mancanegara.

"Padahal, tradisi nadran di Lampung tidak jauh berbeda dengan daerah asal di Pulau Jawa. Acara ini memiliki makna sakral dan nilai-nilai moral," ujarnya.

Ia memberi contoh, unsur tumbuh-tumbuhan yang ada di dalam ornamen dekorasi menyiratkan makna pelestarian.

"Artinya, nelayan tetap sadar akan pentingnya menjaga kelestarian. Jadi, jika ada nelayan yang suka menebangi mangrove, mengambil ikan dengan cara mengebom, berarti dia tidak memaknai acara ini," ungkapnya menjelaskan.

Gubernur Lampung Sjachroedin ZP di dalam sambutan tertulisnya mengingatkan para nelayan agar jangan merusak lingkungan. Jaring-jaring pukat harimau jangan digunakan, hindari pengeboman ikan yang bisa merusak terukmbu karang, dan mengajak nelayan untuk menanam mangrove.

Berkhasiat

Di acara ini, masyarakat yang hadir sempat terlihat berebutan mengambil air yang diyakini berkhasiat tinggi. Air di dalam bak besar ini telah didoakan terlebih dahulu dan dicelupi sebilah keris pusaka. Air ini jika disiramkan ke perahu diyakini bisa mendatangkan rezeki.

"Ya, percaya gak percaya. Setelah diadakannya ruat laut ini, mesti tangkapan nelayan meningkat. Sudah jadi kepercayaan ini," ungkap Turanda, salah seorang warga.

Diadakannya ritual Nadran ini pun bertepatan dengan mulai masuknya musim timur. Musim ini, di kalangan nelayan, dikenal sebagai musim sulit atau panceklik. Musim di mana laut tidak bersahabat dank era berombak tinggi ini biasanya berlangsung hingga Desember.

Sebagian nelayan di tempat ini pun telah berancang-ancang untuk tidak melaut hingga beberapa bulan ke depan. "Ya, terpaksa menganggur. Waktu ini biasanya saya gunakan untuk memperbaiki kapal dan jaring," tutur Kusnanto (30), nelayan setempat.

Garmadi (32), nelayan lainnya, memilih nekat melaut dengan lebih berhati-hati agar dapur (JON)

Sumber: http://oase.kompas.com

Inul, Mitha, dan Silvana Nyaris Dikeroyok

Pengalaman buruk dialami Inul Daratista, Paramitha Rusady, dan Silvana Herman. Mobil mereka dihadang massa yang beringas. Insiden menegangkan itu terjadi saat rombongan Inul hendak masuk ke Ereke, ibu kota Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara, Minggu (25/4/2010) sore.

Meski akhirnya selamat, Inul hingga Rabu (28/4/2010) masih merasa trauma akibat peristiwa tersebut. Informasi yang diperoleh SURYA, kala itu massa sempat menggedor-gedor mobil Inul, Mitha, dan Silvana yang berada di paling depan dalam konvoi tersebut.

Mereka adalah massa antipasangan calon bupati Ridwan Zakariah dan calon wakil bupati Harmin Hari. Pasangan itulah yang mengundang Inul dan kawan-kawan untuk memeriahkan kampanye di Lapangan Ereke.

Menurut TRIBUN TIMUR, terdapat lima pasang calon bupati-wakil bupati di kabupaten yang baru dimekarkan dari Kabupaten Muna itu. Mereka adalah Ridwan Zakaria-Harmin Hari, Alimuddin-Asnawir, Hasirun-Mustamlin, Ny Sumarni-Abu Hasan, dan Yusuf-Aidin. Adapun jadwal pencoblosan direncanakan berlangsung pada Kamis ini.

Massa tersebut diduga merupakan para pendukung Sumarni-Abu Hasan. Sumarni adalah istri Irjen (Pol) Ansaad Mbai, yang saat ini menjabat Ketua Desk Anti-Teror Dephankam. Massa pendukung calon bupati (cabup) yang menjadi lawan Ridwan Zakariah itu tampak beringas.

Mereka berteriak-teriak menyuruh membuka kaca mobil. Jika ini terjadi dalam situasi penuh tawa, maka tentu ketiga artis tersebut senang. Namun, massa bukannya ingin melihat wajah ketiga sang artis, melainkan ingin memastikan apakah Gubernur Sulawesi Tenggara yang juga Ketua DPW PAN Sulawesi Tenggara, Nur Alam, ikut kampanye putaran terakhir itu. Mereka tak ingin si gubernur ikut dalam kampanye calon bupati yang tak mereka dukung. Sewaktu mobil kembali, mobil itu sempat dilempari botol air mineral.

Melihat bahwa yang disodorkan itu botol air mineral—bukan ponsel untuk memotret seperti biasanya jika mereka datang ke daerah—ketiga artis itu pun memutuskan untuk menghindari massa. Mereka panik melihat massa yang menghadang mobil.

Karena terjebak, dan demi menghindari massa, Inul pun tidak jadi menyanyi. Menurut beberapa orang yang bersama rombongan itu, pedangdut asal Pasuruan ini merasa ketakutan. Dia teringat bayinya yang berumur kurang dari setahun, Yusuf Ivander Damares, yang kala itu ditinggal di Jakarta.

Naik kapal
Batal menyanyi di darat, Inul tak mau pulang tanpa menghibur. Setelah lolos dari kerumunan massa, ibu satu anak itu langsung pulang naik kapal. Perjalanan selama tiga jam dengan kapal tidak disia-siakan.

Ketakutannya dilampiaskan dengan menghibur mereka yang naik kapal. Meski tak ada orkes dengan peralatan musik lengkap, tidak menjadi masalah. Hanya diiringi organ tunggal, Inul pun bergoyang ngebor.

Hari Rabu, pedangdut berusia 31 tahun ini sudah kembali ke rumahnya yang nyaman di kawasan Pondok Indah, Jakarta. Kejadian di Buton tersebut, menurut sang suami, Adam Suseno, memang sempat membuat Inul panik. Namun, Adam meluruskan bahwa bukan Inul yang dikeroyok dan akan dilempari botol air mineral.

“Bukan Inul yang dikeroyok, tetapi rombongan calon bupati yang akan kampanye di Buton yang dihadang. Kebetulan Inul juga ada dalam rombongan. Mereka dihadang oleh massa yang mendukung calon bupati lain,” kata Adam ketika dihubungi SURYA, Rabu kemarin.

Karena sudah terlalu sore, tiga artis itu pun batal tampil. “Sebelumnya, Inul diundang ke Kendari untuk memeriahkan ulang tahun kota itu, dan semuanya berjalan lancar,” tambah Adam. (pramudito)

Sumber: http://entertainment.kompas.com

Menikmati Suramadu dengan Kapal Wisata

Surabaya - Perusahaan pelabuhan PT Pelabuhan Indonesia III atau Pelindo III (Persero) mendukung perkembangan sektor pariwisata Jawa Timur dengan merenovasi Kapal Motor Artama III untuk dioperasionalkan menjadi kapal wisata. "Kapal motor itu sengaja kami sediakan untuk melayani kebutuhan pasar wisata bahari. Salah satunya untuk menikmati indahnya Jembatan Suramadu dari sisi laut," kata Direktur Utama PT Pelindo III Djarwo Surjanto di Surabaya, Selasa (27/4/2010).

Menurut dia, perkembangan wisata di Jawa Timur dan khususnya Kota Surabaya pada umumnya mulai menunjukkan kegairahan yang signifikan. Hal ini terbukti dari kunjungan kapal pesiar pada bulan Maret 2010, yakni kapal pesiar Albatros ke Tanjung Perak. "Kunjungan wisatawan asing tersebut bukti kepercayaan internasional kepada keamanan Tanah Air," ujarnya.

Ia optimistis, KM Artama III untuk wisata bahari di wilayah itu akan semakin diminati banyak wisatawan domestik dan asing. "Upaya itu juga dapat menjadikan Tanjung Perak sebagai alternatif tujuan wisata bahari," ucapnya.

Senada dengan itu, Kepala Humas PT Pelindo III (Persero) Iwan Sabatini mengakui bahwa pesona keindahan Pelabuhan Tanjung Perak memberikan pilihan menarik bagi para wisatawan asing dan domestik.

Wisatawan dapat mengunjungi situs cagar budaya peninggalan masa penjajahan Belanda yang masih terawat baik, semisal Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Perak, beberapa gudang, dan bangunan di sekitar pelabuhan. "Sejumlah bangunan tua itu melengkapi daya tarik Kota Pahlawan, apalagi pemandangan pelabuhan terbesar di Kawasan Timur Indonesia itu kian diminati banyak wisatawan pascapembangunan Jembatan Suramadu," katanya.

Dengan KM Artama III Harbour Cruise buatan tahun 1985, katanya, pihaknya memberikan kemudahan bagi pasar wisatawan bahari, seperti menikmati Jembatan Suramadu, Patung Monumen Jalesveva Jayamahe, cagar budaya bangunan Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Perak, dan Pulau Karang Jamuang di Utara Selat Madura sekitar 40 kilometer dari Tanjung Perak.

Bahkan, kata dia, para penumpang kapal milik Pelindo III itu dapat melakukan kegiatan lain di atas kapal, di antaranya perayaan pesta, rapat, memancing, team building, makan malam sembari menikmati pemandangan matahari terbenam, dan menikmati gemerlap Jembatan Suramadu pada malam hari. "Sebelumnya, kapal itu kami gunakan untuk keperluan internal perusahaan," katanya (Djarwo Surjanto)

Sumber: http://travel.kompas.com

PSK dan Tukang Ojek Keberatan Teleju Dibubarkan

Pekanbaru - Rencana Pemko Pekanbaru ang akan membubarkan lokalisasi Teliju dan menubahkan menjadi Perkampungan Melayu Modern membuat penghuninya resah. Mereka keberatan dengan rencana tersebut karena tidak tahu akan ekerja apa.

Beberapa Pekerja Seks Komersil (PSK) mengaku sangat gelisah dengan adanya rencana Pemko tersebut. "Saya tidak tahu kemana nantinya kalau Teliju dibubarkan. Hanya disini satu-satunya tempat saya," ungkap Wati (29) salah seorang PKS dengan nada sedih.

Dia menjelaskan, sejak berumur 19 tahun dia sudah tinggal di lokalisasi ini untuk menjalani profesinya sebagai PSK. "Saya tidak punya keterampilan lain untuk mencari uang, kecuali sebagai PSK. Jadi saya pasti bingung kalau tempat ini ditutup," tambah dia lagi.

Tidak hanya para PSK, sejumlah tukang ojek yang biasa membawa lelaki hidung belang ke lokalisasi ini juga merasa keberatan. Sebab dengan ditutupnya lokalisasi ini otomatis mereka akan kehilangan pekerjaan sebagai tukang ojek.

Supri (41) salah seorang tukang ojek yang biasa mangkal di Jalan Sumbersari mengatakan penutupan Teliju akan membuat dia akan kehilangan pekerjaan. "Kalau bisa jangan ditutuplah, banyak orang akan kehilangan pekerjaan," ungkap lelaki bertubuh ceking ini.

Selama ini, dari pekerjaan sebagai tukang ojek trayek ke Teleju, Supri bisa mengantongi uang rata-rata Rp50 ribu sehari. Pekerjaan ini dilakukannya sejak pagi hari hingga malam hari. "Makanya saya sangat keberatan kalau Teleju ditutup," tambah dia lagi.(ad)

Sumber: http://www.riauinfo.com

Dianggarkan Rp500 Juta Untuk Pemulangan 425 Pelacur Teleju

Pekanbaru - Pemko Pekanbaru ternyata serius dalam melakukan penutupan lokalisasi Teleju yang berada di Kelurahan Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru. Bahkan kini Pemko Pekanbaru sedang berancang-ancang akan memulangkan 425 pelacur yang selama ini beroperasi di lokalisasi tersebut.

Untuk memulangkan para WTS ke daerah asalnya masing-masing, Pemko Pekanbaru telah menganggarkan dana sebesar Rp 500 juta. Pemulangan para pelacur itu harus dilakukan karena lokalisasi Teleju akan ditutup dan dialih fungsikan menjadi perkampungan Melayu Modern.

Walikota Pekanbaru H Herman Abdullah kepada wartawan Selasa (21/10) di Pekanbaru mengatakan penutupan lokalisasi itu akan dimulai tahun 2009 mendatang. "Kita sudah menganggarkan dana sebesar Rp 500 juta untuk keperluan pemulangan pelacur yang ada di tempat itu," jelasnya.

Selain menyediakan dana sebesar Rp 500 juta, Pemko Pekanbaru juga menganggarkan dana antara Rp7,5 miliar hingga Rp 10 miliar untuk pembebasan lahan yang luasnya mencapai 10,8 hektar dengan rincia 8,8 hektar di area lokalisasi dan 2 hektar di kawasan pinggiran.

Berdasarkan data yang dimiliki Pemko Pekanbaru lokalisasi ini dihuni oleh 425 pelacur, 179 germo, dan 215 anak-anak sekolah. Nantinya lokalisasi ini akan dijadikan objek wisata modern dengan nama Kampung Melayu Modern.

Di Kampung Melayu Modern ini akan dilengkapi pasar tradisional bernuansa Melayu, pusat pendidiikan asrama dan kesenian, objek wisata taman pancing dan bunga, miniatur Pekanbaru tempo duli, lahan perkebunan sayur dan buah, sarana olahraga, sarana umum dan ruang terbuka hijau.(Ad)

Sumber: http://www.riauinfo.com

Sambut Menyambut Kaum Ibu Diluar Hari Ibu

Oleh Suryadi

Ketika mendengar kata sambutan dari pembawa acara, sejumlah narasumber dan tamu undangan lainnya, seorang teman mengkritik dan berbisik, "Seharusnya kaum ibu-ibu lebih dulu disebutkan daripada bapak-bapak. Di Malaysia telah melakukan kata sambutan menyebut Ibu-ibu dulu, baru Bapak-bapak, kenapa kita tidak?,"bisik teman itu saat menghadiri suatu acara seremonial.

Jika hal ini dikemukakan kepada seorang Indonesia, yang tahu dan berilmu, yang setengah tahu agama Islam, bahkan yang jarang salat sekalipun, umumnya akan menjawab Islam menempatkan laki-laki sebagai pemimpin bagi perempuan. Pembelaan itu tanpa diiringi pertanyaan mengapa orang Malaysia mendahulukan penghormatan kepada Ibu-ibu?

Orang Malaysai menyadari Islam menghargai kaum wanita tiga berbanding satu dengan kaum laki-laki. Bahkan lebih jelas hadistnya meriwayatkan seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah: wahai rasul, siapakah orang yang harus saya hormati di dunia ini? Maka Rasulullah menjawab, ibumu. Setelah itu siapa lagi ya Rasul? Rasulullah menjawab lagi: ibumu. Setelah itu siapa? Dijawab lagi: ibumu. Dan setelah itu siapa? Barulah Rasulullah SAW menjawab: bapakmu.

Tidak jauh-jauh alasan orang Malaysia menerapkan kata penghormatannya terhadap kaum Ibu. Ironi memang, di Indonesia sendiri yang mayoritas Islam tidak terlalu memperhatikan hal ini. Bahkan kata sambutan Yang terhormat Bapak-bapak dan Ibu-ibu ini tetap berkumandang dalam acara peringatan hari Ibu itu sendiri.

Bagi penganut Bahasa Adalah Cerminan Bangsa, boleh setuju dengan pendapat bahwa kebiasaan itu mencerminkan bangsa Indonesia kurang mendahulukan kaum Ibu.

Bisikan seorang teman itu masih terngiang hingga hari Ibu yang tepat diperingati pada 22 Desember setiap tahunnya. Rupanya, memberikan kata sambutan dengan mendahulukan penghormatan kepada kaum perempuan bukan di Malaysia saja. Bahkan tidak asing lagi di telinga kata Ladies and Gentlemen...., dan seterusnya dari pembawa acara televisi, atau pembawa acara pertandingan tinju di Amerika atau luar negeri lainnya sana.

Berdosakah kita menggunkan kata Yang Terhormat Ibu-ibu dan Bapak-bapak Hadirin sekalian, dalam sambutan seremonial atau pidato dan sejenisnya? Jika tidak, berpahala-lah bagi yang menggunakannya dengan niat menghargai hadist Nabi SAW. Amin. Walahualam.

Suryadi, Wartawan www.riauinfo.com
email: suryariauinfo@yahoo.com

Sumber: http://www.riauinfo.com

Wisata MICE sebagai Suplemen Manjur Kemajuan Pariwisata Riau

Oleh Ari Satoto

Rencana Pencanangan Visit Riau 2009 adalah langkah awal yang tepat yang harus diambil oleh Pemerintah Riau untuk memajukan pariwisata Riau, tidak saja untuk saat ini tetapi juga di masa-masa yang akan datang. Menjadikan momentum Visit Riau 2009 sebagai tonggak pembangunan pariwisata Riau harus disikapi dengan perencanaan program-program pariwisata yang tepat sebagai pondasinya sehingga Riau dapat menjadi salah satu destinasi wisata utama di Indonesia.

Menjadikan Riau sebagai daerah wisata yang disegani di Indonesia tentu tidaklah mudah, hal ini disebabkan keunggulan sumber daya alam yang dimiliki Riau tidaklah sehebat Bali, daerah-daerah di Jawa bahkan jika dibandingkan Provinsi tetangga Sumatera Barat. Pariwisata Riau akan semakin tertinggal jika hanya mengandalkan wisata konvensional seperti itu. Ketertinggalan pariwisata Riau dapat terkejar dengan suatu kekuatan ekstra yang harus dilaksanakan oleh semua pihak. Wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference & Exhibition) adalah suplemen yang tepat yang dibutuhkan untuk membangun pariwisata Riau.

Wisata MICE di Riau dapat dikatakan memiliki modal yang cukup untuk dikembangkan. Hal ini dapat terlihat apabila masing-masing elemen MICE Riau dijabarkan.

Meeting

Beberapa perusahaan berskala nasional bahkan internasional membuka kantor cabang bahkan pusatnya di Riau. Hal ini menjadikan Riau sebagai salah satu tujuan meeting untuk koordinasi kerja perusahaan-perusahaan tersebut. Selain di dalam wilayah kantor mereka, meeting bisa dilakukan di beberapa tempat, antara lain hotel. Hampir semua hotel di Riau memiliki sarana tempat meeting yang representative dengan equipment yang memadai.

Incentive Travel

Bonus perjalanan wisata yang diberikan perusahaan kepada karyawannya membuka peluang Riau untuk menawarkan pesona wisatanya. Event-event budaya seperti Bakar Tongkang, Pacu Jalur dan sebagainya layak untuk ditawarkan sebagai paket wisata. Dibutuhkan peran biro travel untuk mengemas paket perjalanan yang menarik yang dapat menjual wisata Riau dengan baik. Paket perjalanan wisata yang telah dilakukan oleh beberapa biro perjalanan menawarkan perjalanan wisata ke luar negeri (semisal Malaysia dan Singapore) melalui Riau kepada beberapa daerah di Indonesia. Paket ini bisa dikatakan menarik, meskipun tujuan akhirnya adalah wisata ke luar negeri tetapi peserta paket wisata tersebut akan penasaran dan akhirnya tertarik untuk mengunjungi Riau di lain waktu.

Conference & Convention

Riau tercatat pernah menyelenggarakan beberapa konferensi dengan skala nasional bahkan internasional (seperti Konvensi Budaya Melayu Dunia dan Riau Summit). Sukses atau tidaknya penyelenggaraan pada waktu itu yang jelas telah memberikan kontribusi tingkat kunjungan wisata yang tidak sedikit kepada pariwisata Riau. Dengan dukungan dan peran berbagai pihak (meskipun yang pasti harus berbenah lagi) telah menunjukkan bahwa Riau mampu menyelenggarakan event dengan skala besar. Di waktu yang akan datang dengan kematangan dan kreatifitas dari penyelenggara acara, tempat dan bisnis-bisnis terkait dapat memungkinkan event-event serupa diadakan lagi.

Exhibition

Meskipun belum memiliki venue/tempat untuk eksebisi yang memadai, tetapi beberapa eksebisi yang baik (dan yang diselenggarakan dengan terbatas/sekedarnya) telah hadir di Riau dan memberikan impact yang baik bagi pariwisata Riau (yang terakhir kita masih ingat Riau Expo). Tidak adanya venue yang memadai sebenarnyapun dapat disiasati oleh pihak penyelenggara yang dengan kreatifitasnya memanfaatkan venue yang ada. Rencana Pemerintah Riau untuk membangun Convention Center yang representative diharapkan dapat segera terwujud sehingga dapat mewujudkan terselenggaranya eksebisi dengan skala nasional maupun internasional yang menarik.

Suplemen dapat dikatakan manjur apabila memiliki komposisi dan digunakan dengan tepat. Pariwisata Riau berbasis MICE akan berkembang apabila pemerintah Riau mau mendukung dan meramu pihak-pihak atau industri yang berperan didalamnya dengan baik. Pihak pemerintah dapat mendukung dengan mau memahami benar wisata MICE, salah satunya adalah dengan mengadakan suatu Bidang MICE di tubuh Dinas Pariwisata Provinsi Riau. Selain itu Pemerintah Provinsi Riau juga dapat mendukung dengan membina kerjasama dan memberikan kemudahan kepada pihak penyelenggara event (event organizer atau exhibition organizer) agar dapat terselenggara suatu event yang baik.

Untuk mendukung wisata MICE ini peran pihak-pihak swasta dalam industri pariwisata Riau juga harus saling mendukung. Pihak pengelola tempat/gedung harus memberikan bantuan dengan mempersingkat birokrasinya dan memberikan paket-paket kemudahan yang menarik. Pihak penyelenggara (event organizer) harus dapat meramu suatu event yang lebih kreatif dan menarik dengan skala wilayah yang lebih besar sehingga memungkinkan biro perjalanan dan perusahaan angkutan (airlines, bus dan sebagainya) juga berperan. Selain itu kunci dari semua keberhasilan adala agar semua pihak mau terus belajar dan tidak cepat berpuas diri disamping juga harus mau untuk tidak saling menjatuhkan.

Akhirnya apabila semua berjalan dan terencana dengan baik bukan tidak mungkin Riau dapat menjadi salah satu daerah di Indonesia yang paling diminati sebagai daerah tujuan wisata.

Ari Satoto (sangadi_pas@yahoo.com) warga Riau.

Sumber: http://www.riauinfo.com

Menanti Pencanangan Visit Riau (2009)

Oleh Ari Satoto

Memasuki Hari ke 30 di tahun 2009 kita diajak mengingat kembali rencana Program Pariwisata – Visit Riau 2009 yang pada tahun 2008 sempat hangat dibicarakan dan membuat banyak masyarakat antusias bahwa daerahnya akan bisa dikenal. Pertanyaan yang sekarang timbul adalah: akan dilaksanakankah Visit Riau 2009 tersebut, ataukah program pariwisata ini sudah dicanangkan tanpa banyak diketahui oleh masyarakat Riau sendiri, atau mungkin akan ada penundaan Program Pariwisata ini.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut wajar muncul karena kita telah melihat pelaksanaan program serupa di beberapa daerah lain di Indonesia. Keberhasilan di beberapa daerah tersebut tentu ingin kita tiru dan kegagalan program tersebut di beberapa daerah yang lain ingin pula kita hindari.

Kita dapat melihat contoh program-program pariwisata yang dilakukan di daerah lain di Indonesia. Contoh-contoh berikut merupakan pelaksanaan program kunjungan wisata di beberapa daerah di pulau Sumatera dan pelaksanaanya mewakili : program yang telah dilaksanakan (2008), program yang sedang dilaksanakan (2009) dan akan direncanakan (2010).

Pada tanggal 5 Januari 2008 Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melaksanakan launching Visit Musi 2008 dengan ditandai suatu pagelaran yang megah di tepi sungai Musi. Meskipun persiapan Visit Musi ini tidak dilakukan dengan perencanaan yang lama, tapi dapat terprogram dengan matang. Visit Musi 2008 tersebut sekaligus juga menjadi event awal Visit Indonesia Year 2008. Saat ini program pariwisata tersebut kabarnya terus dilanjutkan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan yang baru karena dirasakan berhasil dan adanya kesadaran akan pentingnya Pariwisata sebagai salah satu kontributor perkembangan ekonomi daerahnya.

Bandingkan pula dengan keseriusan Lampung mempersiapkan program pariwisatanya sepanjang tahun 2008. Visit Lampung 2009 di-launching pada tanggal 23 Desember 2008 yang lalu. Khabarnya launching tersebut merupakan Grand Launching, karena beberapa bulan sebelumnya beberapa kali dibuat program soft launchingnya dengan maksud sebagai sosialisasi kepada masyarakat Lampung. Lampung bahkan memetakan beberapa destinasi promosi pariwisata di beberapa daerah di Indonesia (tidak ada informasi apakah juga dilakukan di luar negeri) dengan harapan promosi ke beberapa daerah tersebut dapat membawa kesuksesan untuk Visit Lampung 2009.

Contoh yang terdekat lagi adalah propinsi adik kita Kepulauan Riau dengan Visit Batam 2010. Persiapan yang matang dan panjang mungkin dirasa merupakan strategi yang tepat untuk keberhasilan sekaligus persiapan segala infrastruktur terkait berikut program-program wisata yang menarik.

Contoh-contoh tersebut dapat menjadi dasar bagi Pemerintah Riau, apakah akan sesegera mungkin melaksanakan program kunjungan wisata ini atau menunda untuk memperbaiki segala kekurangan dan memperoleh keberhasilan yang besar. Apabila pilihan tetap melaksanakan program kunjungan wisata ini pada tahun 2009, alangkah baiknya apabila Pemerintah Riau menetapkan program jangka panjang atau lanjutan (Visit Riau 2010 atau bahkan sampai 2012). Maksud dari program lanjutan tersebut adalah untuk menutup kegagalan di tahun 2009 (apabila dianggap gagal) atau memperpanjang keberhasilan (apabila dianggap berhasil).


Masyarakat terutama pelaku-pelaku industri pariwisata di Riau tentunya menunggu Visit Riau ini. Bayangan berbagai manfaat & keuntungan yang akan diperoleh tentunya membuat antusias mereka. Pada beberapa waktu sebelumnya bahkan ajakan “mari sukseskan Visit Riau 2009” banyak ditemukan di beberapan media online dan blog-blog milik masyarakat Pekanbaru. Masukan dari Anggota DPR RI asal Provinsi Riau Musfihin Dahlan bahwa “Mewujudkan Visit Riau 2009 tak cukup hanya membebankan kepada Dinas Kebudayaan, Kesenian dan Pariwisata (Disbudsenipar) saja, melainkan perlu dukungan dari sejumlah dinas terkait” juga merupakan bentuk keinginan kesuksesan program kunjunganwisata ini. Dasar-dasar tersebut cukuplah sebagai bukti bahwa Visit Riau 2009 banyak dinanti oleh masyarakat Riau dan dapat sukses juga atas peran masyarakat Riau disamping Dinas-Dinas terkait.

Menjadi sebuah pekerjaan rumah bagi Pemerintah Riau untuk membuka keran agar dukungan program ini mengalir deras dari semua pihak. Sosialisasi program-program dan event-event harus disebarkan seluas-luasnya agar dukungan dari semua pihak (instansi) dan masyarakat dapat maksimal diperoleh.

Marilah kita nantikan dan sukseskan Visit Riau (2009 atau tahun-tahun selanjutnya) sebagai wujud kebanggaan kita pada Provinsi Riau dan menyambut tamu-tamunya dengan kebudayaan kita yang tinggi.

Ari Satoto (sangadi_pas@yahoo.com) warga Riau.
Pekerja industri MICE - ikut mengembangkan Pariwisata Riau.

Sumber: http://www.riauinfo.com

Utusan Bengkalis Pemenang Pertama Festival Media Tradisional 2010

Pekanbaru - Utusan Kabupaten Bengkalis terpilih sebagai pemenang Pertama (I) pada kegiatan Festival Media Tradisional tahun 2010 di Pekanbaru. Sementara urutan pemenang Kedua (II) dan Ketiga (III) ditempati oleh utusan Pekanbaru I dan utusan Rengat (Inhu).

Selama dua hari, mulai Sabtu sampai Minggu (27-28/3) Dinas Komunikasi Informatika dan Pengolahan Data Elektronik (Diskominfo-PDE) Provinsi Riau, menggelar Festival Media Tradisional tahun 2010 di Pekanbaru. Selain Festival Media Tradisional, juga digelar Lomba Penulisan Cerita Rakyat serta Issu Strategis Provinsi Riau 2010.

Pada Festival Media Tradisonal, ikut ambil bagian atau ikut serta sebanyak lebih kurang 7 utusan dari Kabupaten/Kota se provinsi Riau. Kegiatan Festival Media Tradisional di gelar di aula Gedung Pustaka Soeman Hs Jalan Jendral Sudirman Pekanbaru.

Dari penampilan masing-masing utusan dari Kabupaten/Kota, maka berdasarkan penilian dari para Tim Juri, group teather dari Kabupaten Bengkalis dinyatakan sebagai pemenang Pertama. Sementara urutan pemenang Kedua adalah utusan dari Pekanbaru I dan pemenang Ketiga dari utusan Rengat (Inhu).

Sementara untuk pemenang Lomba Penulisan Cerita Rakyat untuk pemenang Pertama adalah Ronika Putra dengan judul “Kebohongan seorang Ibu”, pemenang Kedua Cahaya Buah Hati dengan judul “Asal Mula Tumbuhnya Pohon Kelapa,” dan pemenang Ketiga Muslim Al Muiz dengan judul “Danau Takuluk”.

Untuk Lomba Penulisan Issu Strategis, untuk pemenang Pertama adalah Efendi dengan judul “Penyalahgunan Situs Jaringan Facebook”, pemenang adalah Kedua Ronika Putra, SH dengan judul “Nikah Siri” dan pemenang Ketiga yakni Cahaya Buah Hati dengan judul “Visi Riau 2020.”

Sedangkan untuk Pemeran Utama terbaik diraih Ibu Jande dari Pekanbaru II sebagai pemenang pertama, Raja dari Bengkalis sebagai pemenang kedua, dan Intan dari Rengat sebagai pemenang ketiga. Lalu untuk Pemeran Pendukung terbaik pertama diraih Anang (Pekanbaru I), terbaik kedua Ekky (Pekanbaru II) dan dan terbaik ketiga Syarif (Bengkalis).

Untuk penulis skenario terbaik pertama diraih oleh Rengat, terbaik kedua diraih Bengkalis, dan terbaik ketiga Pekanbaru I. Sementara itu untuk sutradara terbaik diraih oleh Rengat, terbaik kedua oleh Bengkalis, dan terbaik ketiga Pekanbaru I.(ad/ist)

Sumber: http://www.riauinfo.com

Pengunjung Istana Sayap Pelalawan Masih Minim

Pekanbaru - saat ini jumlah wisatawan yang melakukan kunjungan wisata budaya ke Istana Sayap Kerajaan Pelalawan masih minim sekali. Jumlah wisatawan masih bisa dihitung dengan jari tangan, sehingga dipandang perlu untuk lebih mempromosikannya.

Untuk itulah, Dinas Pariwisata Budaya Pemuda dan Olahraga (Disparbu dan Pora) Pelalawan mulai bulan ini menggelar kegiatan rutin yang difikuskan di Istana Sayap. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan pengunjung Istana Sayap terus meningkat dari waktu ke waktu.

Kadis Parbud dan Pora Pelalawan, T Izwan Ferry Dharma kepada wartawan di Pekanbaru mengatakan, selain meningkatkan pengunjung, kegiatan ini juga dalam rangka menumbuh dan mengangkat serta pelestarian khawasan budaya Kabupaten Pelalawan.

Adapun kegiatan itu antara lain permainan Kedeo, Pacu Goni, Gala Panjang, Anggarang, Congkak, Tarik Tambang, Gasing, Kasut Panjang, Tengkut, Layang-layang dan pementasan seni dan budaya Pelalawan. "Kita hanya bertindak selaku penggerak kegiatan saja," ujarnya.

Dia menyebutkan, dengan adanya kegiatan-kegiatan semacam ini, maka Istana Sayap akan terasa semakin hidup, sehingga orang akan semakin ramai untuk mengunjunginya. "Ini tentunya akan membuat wisatawan tertarik mengunjungi tempat bersejarah ini," tambah dia lagi.(ad)

Sumber: http://www.riauinfo.com

DPRD Riau Dukung Pengembangan Bandara Tempuling

Pekanbaru - DPRD Riau mendukung pengembangan Bandar Udara (Bandara) Tempuling, Indragiri Hilir (Inhil) yang perlu penambahan runway dan navigasi. Sebab keberadaan bandara itu akan sangat mendukung pembentukan cluster pertanian di Kuala Enok.

Sebagaimana diketahui dua kawasan di Riau masing-masing Dumai dan Kuala Enok telah dicanangkan sebagai cluster pertanian di Riau. "Untuk di Inhil, keberadaan Bandara Tempuling akan sangat berpengaruh sekali untuk cluster pertanian Kuala Enok," ungkap Ketua Komisi C DPRD Riau H Ilyas Labay.

Sebab, menurut Ilyas Labay, dengan adanya bandara Tempuling maka akses transportasi ke Kuala Enok akan semakin dekat dan lancar. "Kalau tidak ada bandara memang jarak tempuh akan sangat jauh," ungkap Ilyas Labay yang baru saja melakukan kunjungan kerja ke Inhil.

Selama kunjungan itu terlihat besarnya dukungan yang diperlihatkan pemerintah kabupaten Inhil dan masyarakat setempat untuk mewujudkan cluster pertanian tersebut. "Kita memang sudah melihat besarnya dukungan untuk mewujudkan cluster pertanian itu," ujarnya.

Karena itu dia merasa optimis, cluster pertanian di Kuala Enok tersebut akan berjalan sesuai dengan rencana. "Apalagi cluster ini nantinya akan berdampak sangat positif terhadap pertumbuhan perekonomian di kabupaten Inhil," tambah Ilyas Labay lagi.(ad)

Sumber: http://www.riauinfo.com
-

Arsip Blog

Recent Posts